spot_img
spot_img

Keunikan Rasa Sate Mentok Tuban Ini Bisa Buat Anda Ketagihan! Baca

spot_img

Pencinta kuliner sate di Tuban memiliki pilihan cita rasa baru. Tak melulu sate ayam dan sate kambing. Kini tak ada salahnya mencoba sate mentok. Kuliner ini merupakan salah satu masakan khas Bumi Ronggolawe. Untuk menyantap kuliner unik ini bisa mendatangi sebuah warung sederhana di Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding. Namanya Warung Sor Sawo.

SESUAI namanya, warung ini posisinya di bawah sebuah pohon sawo. Bagi penggemar sate mentok di Tuban dan sekitarnya, warung ini cukup familier.

Diwawancarai Jawa Pos Radar Tuban, Sutrisno, salah satu pengunjung warung ini mengatakan, dirinya memilih sate mentok karena rasanya yang unik. Salah satu keunikannya adalah tekstur dagingnya yang tidak jauh beda dengan sate ayam dan sate kambing.

Sesaat setelah dibakar, daging mentok yang kenyal tersebut menjadi empuk. Cita rasanya juga mendekati sate ayam dan sate kambing.

‘’Seperti sate ayam dan sate kambing. Rasanya sangat khas,’’ ujarnya menggambarkan rasa
sate mentok.

Sutris, sapaannya menuturkan, sate mentok bisa menjadi alternatif jika ingin merasakan cita rasa sate. Terlebih, bagi yang tak suka sate kambing atau sate ayam, bisa mencoba sate mentok.

‘’Biar tidak penasaran, tidak ada salahnya kalau mencoba,’’ kata dia.

Supri, pemilik Warung Sor Sawo mengungkapkan, mulanya dia mendirikan warung becek dan empal mentok pada 1994 atau 28 tahun lalu. Becek adalah masakan berkuah mirip kare yang juga kuliner khas Tuban.

Dua tahun kemudian, dia mencoba menambah menu sate mentok. Di luar dugaan, sate  mentok banyak peminatnya. Bahkan, permintaannya mengalahkan becek dan empal mentok.

Karena yang laku keras justru sate mentok, pria 64 tahun itu akhirnya memutuskan spesifikasi usaha kulinernya menjadi warung mentok. Sedangkan becek mentok sebagai pelengkap menu berkuahnya.

Supri menyampaikan, peminat sate mentok cukup tinggi. Sehari, dia bisa menghabiskan 10-15 ekor mentok atau sekitar 500 tusuk sate. Sebagian daging unggas tersebut dijadikan becek. Pada Hari Raya Idul Fitri, lanjut dia, warungnya bisa menghabiskan 25 ekor mentok.

‘’Karena sate mentok merupakan salah satu kuliner khas Tuban, jadi warga Tuban yang pulang kampung rame-rame makan di sini sekaligus bernostalgia,’’ pungkasnya. (fud/ds)

Pencinta kuliner sate di Tuban memiliki pilihan cita rasa baru. Tak melulu sate ayam dan sate kambing. Kini tak ada salahnya mencoba sate mentok. Kuliner ini merupakan salah satu masakan khas Bumi Ronggolawe. Untuk menyantap kuliner unik ini bisa mendatangi sebuah warung sederhana di Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding. Namanya Warung Sor Sawo.

SESUAI namanya, warung ini posisinya di bawah sebuah pohon sawo. Bagi penggemar sate mentok di Tuban dan sekitarnya, warung ini cukup familier.

Diwawancarai Jawa Pos Radar Tuban, Sutrisno, salah satu pengunjung warung ini mengatakan, dirinya memilih sate mentok karena rasanya yang unik. Salah satu keunikannya adalah tekstur dagingnya yang tidak jauh beda dengan sate ayam dan sate kambing.

Sesaat setelah dibakar, daging mentok yang kenyal tersebut menjadi empuk. Cita rasanya juga mendekati sate ayam dan sate kambing.

‘’Seperti sate ayam dan sate kambing. Rasanya sangat khas,’’ ujarnya menggambarkan rasa
sate mentok.

- Advertisement -

Sutris, sapaannya menuturkan, sate mentok bisa menjadi alternatif jika ingin merasakan cita rasa sate. Terlebih, bagi yang tak suka sate kambing atau sate ayam, bisa mencoba sate mentok.

‘’Biar tidak penasaran, tidak ada salahnya kalau mencoba,’’ kata dia.

Supri, pemilik Warung Sor Sawo mengungkapkan, mulanya dia mendirikan warung becek dan empal mentok pada 1994 atau 28 tahun lalu. Becek adalah masakan berkuah mirip kare yang juga kuliner khas Tuban.

Dua tahun kemudian, dia mencoba menambah menu sate mentok. Di luar dugaan, sate  mentok banyak peminatnya. Bahkan, permintaannya mengalahkan becek dan empal mentok.

Karena yang laku keras justru sate mentok, pria 64 tahun itu akhirnya memutuskan spesifikasi usaha kulinernya menjadi warung mentok. Sedangkan becek mentok sebagai pelengkap menu berkuahnya.

Supri menyampaikan, peminat sate mentok cukup tinggi. Sehari, dia bisa menghabiskan 10-15 ekor mentok atau sekitar 500 tusuk sate. Sebagian daging unggas tersebut dijadikan becek. Pada Hari Raya Idul Fitri, lanjut dia, warungnya bisa menghabiskan 25 ekor mentok.

‘’Karena sate mentok merupakan salah satu kuliner khas Tuban, jadi warga Tuban yang pulang kampung rame-rame makan di sini sekaligus bernostalgia,’’ pungkasnya. (fud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img