spot_img
spot_img

Konsep Kafe Kekinian yang Lagi Ngetren

spot_img

Jalan Soekarno-Hatta jadi salah satu spot bagus untuk melihat senja. Biasanya, orang melihat senja itu sambil lalu. Kini, melihat senja bisa sambil duduk bersantai menikmati kopi. Hal tersebut menyusul hadirnya kafe mobile ‘Berdua’ besutan pemuda lokal Tuban bernama Fuady Kresna. Sejak tiga hari lalu, dia menyediakan tempat bersenja ria yang nyaman. Bermodal mobil Kijang Kotak tahun 1983 berwarna kuning.

MOBIL Kijang kotak itu telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa menampung keperluan untuk berjualan kopi. Selain minuman berwarna hitam pekat tersebut, mobil yang didatangkan dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah itu juga menyediakan alternatif minuman lain non kopi dan cemilan roti bakar.

Fuady Kresna, owner kafe mobile Berdua mengatakan, pengunjung dipersilakan datang untuk mengetahui langsung menu apa saja yang tersedia di kafenya. Fuad begitu pria jangkung itu akrab disapa, memastikan semua menu yang ada di kafenya tidak akan mengecewakan soal rasa.

‘’Kalau sore sedang lewat Soekarno-Hatta, mampir saja. Soal harga tentu terjangkau,’’ ujarnya saat ditemui Jawa Pos Radar Tuban di lapaknya kemarin (8/1).

Terkait model kafenya yang mobile, dia melanjutkan, itu sengaja dipilih sebagai solusi atas keramaian yang terpusat. Pemuda 25 tahun ini menyampaikan, kafenya yang bisa berpindah-pindah akan mengakomodir semua tempat potensial di Kabupaten Tuban. Namun, dikatakan dia, untuk sementara menjelajahi tempat potensial seputaran kota. ‘’Pokoknya, mengikuti ke mana senja akan berlabuh,’’ tuturnya puitis.

Alasan lain mengapa pemuda asal Kelurahan Mondokan, Kecamatan Tuban ini menggunakan kafe yang sistemnya berpindah-pindah, adalah menyebar keramaian dan kebahagiaan. Menurutnya, dua hal tersebut tak boleh terpusat di dalam area kota saja. Tandasnya, kebahagiaan dan keramaian milik orang banyak. Juga, tak mengenal lokasi dan situasi.

Selain itu, kafenya yang dapat berpindah-pindah ini diharapkan mampu membuat episentrum sosial baru. Meskipun tidak dalam waktu yang lama, namun dia optimistis munculnya pusat keramaian baru pada lokasi yang didatanginya akan merubah sisi antropologis masyarakat. Imbasnya, akan terbentuk alkuturasi dari beberapa entitas pengunjung yang berbeda.

Lebih lanjut pemuda yang hobi bermain teater ini mengatakan, antusiasme masyarakat atas kafenya amatlah bagus. Klaimnya, sejak tiga hari melapak di Jalan Soekarno-Hatta, lapaknya tak pernah sepi pembeli. Dia memperkirakan, masyarakat sama merasa penasaran dan tertarik mengunjungi. Pasalnya, di Kota Tuban ini baru kafe mobile miliknya yang mempunyai konsep berpindah-pindah tersebut. ‘’Bisa saya katakan, kafe Berdua ini menjadi yang pertama dan saat ini satu-satunya di Tuban,” bangganya.

Terkait tantangan yang dihadapi, alumni Universitas Sunan Bonang (Unang) jurusan Hukum ini mengungkapkan, kendala terdapat pada cuaca. Dia menyampaikan, karena konsepnya outdorr, maka tantangannya adalah hujan. Ketika peristiwa alam tersebut terjadi, terpaksa dia harus bergegas mencari tempat baru yang lebih memungkinkan. ‘’Rasanya, hanya itu tantangannya,’’ ujarnya.

Soal nama, pemuda yang juga menggeluti dunia film pendek ini mengaku sengaja mengambil nama tersebut karena alasan filosofis. Dijelaskan dia, diksi Berdua diambil karena alasan setiap orang alangkah baik jika tidak menyendiri. Bagaimanapun, orang yang terlalu lama menikmati kesendirian itu kurang baik untuk kesehatan hatinya. ‘’Maka, cobalah untuk berdua. Sembari menikmati senja di pinggir kota,’’ tuturnya sambil tersenyum. (sab/tok)

Jalan Soekarno-Hatta jadi salah satu spot bagus untuk melihat senja. Biasanya, orang melihat senja itu sambil lalu. Kini, melihat senja bisa sambil duduk bersantai menikmati kopi. Hal tersebut menyusul hadirnya kafe mobile ‘Berdua’ besutan pemuda lokal Tuban bernama Fuady Kresna. Sejak tiga hari lalu, dia menyediakan tempat bersenja ria yang nyaman. Bermodal mobil Kijang Kotak tahun 1983 berwarna kuning.

MOBIL Kijang kotak itu telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa menampung keperluan untuk berjualan kopi. Selain minuman berwarna hitam pekat tersebut, mobil yang didatangkan dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah itu juga menyediakan alternatif minuman lain non kopi dan cemilan roti bakar.

Fuady Kresna, owner kafe mobile Berdua mengatakan, pengunjung dipersilakan datang untuk mengetahui langsung menu apa saja yang tersedia di kafenya. Fuad begitu pria jangkung itu akrab disapa, memastikan semua menu yang ada di kafenya tidak akan mengecewakan soal rasa.

‘’Kalau sore sedang lewat Soekarno-Hatta, mampir saja. Soal harga tentu terjangkau,’’ ujarnya saat ditemui Jawa Pos Radar Tuban di lapaknya kemarin (8/1).

Terkait model kafenya yang mobile, dia melanjutkan, itu sengaja dipilih sebagai solusi atas keramaian yang terpusat. Pemuda 25 tahun ini menyampaikan, kafenya yang bisa berpindah-pindah akan mengakomodir semua tempat potensial di Kabupaten Tuban. Namun, dikatakan dia, untuk sementara menjelajahi tempat potensial seputaran kota. ‘’Pokoknya, mengikuti ke mana senja akan berlabuh,’’ tuturnya puitis.

- Advertisement -

Alasan lain mengapa pemuda asal Kelurahan Mondokan, Kecamatan Tuban ini menggunakan kafe yang sistemnya berpindah-pindah, adalah menyebar keramaian dan kebahagiaan. Menurutnya, dua hal tersebut tak boleh terpusat di dalam area kota saja. Tandasnya, kebahagiaan dan keramaian milik orang banyak. Juga, tak mengenal lokasi dan situasi.

Selain itu, kafenya yang dapat berpindah-pindah ini diharapkan mampu membuat episentrum sosial baru. Meskipun tidak dalam waktu yang lama, namun dia optimistis munculnya pusat keramaian baru pada lokasi yang didatanginya akan merubah sisi antropologis masyarakat. Imbasnya, akan terbentuk alkuturasi dari beberapa entitas pengunjung yang berbeda.

Lebih lanjut pemuda yang hobi bermain teater ini mengatakan, antusiasme masyarakat atas kafenya amatlah bagus. Klaimnya, sejak tiga hari melapak di Jalan Soekarno-Hatta, lapaknya tak pernah sepi pembeli. Dia memperkirakan, masyarakat sama merasa penasaran dan tertarik mengunjungi. Pasalnya, di Kota Tuban ini baru kafe mobile miliknya yang mempunyai konsep berpindah-pindah tersebut. ‘’Bisa saya katakan, kafe Berdua ini menjadi yang pertama dan saat ini satu-satunya di Tuban,” bangganya.

Terkait tantangan yang dihadapi, alumni Universitas Sunan Bonang (Unang) jurusan Hukum ini mengungkapkan, kendala terdapat pada cuaca. Dia menyampaikan, karena konsepnya outdorr, maka tantangannya adalah hujan. Ketika peristiwa alam tersebut terjadi, terpaksa dia harus bergegas mencari tempat baru yang lebih memungkinkan. ‘’Rasanya, hanya itu tantangannya,’’ ujarnya.

Soal nama, pemuda yang juga menggeluti dunia film pendek ini mengaku sengaja mengambil nama tersebut karena alasan filosofis. Dijelaskan dia, diksi Berdua diambil karena alasan setiap orang alangkah baik jika tidak menyendiri. Bagaimanapun, orang yang terlalu lama menikmati kesendirian itu kurang baik untuk kesehatan hatinya. ‘’Maka, cobalah untuk berdua. Sembari menikmati senja di pinggir kota,’’ tuturnya sambil tersenyum. (sab/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img