spot_img
spot_img

Scanner Ngadat, Koreksi Tes Tulis Perangkat Desa di Tuban Sempat Molor

spot_img

RADAR TUBAN – Proses koreksi jawaban tes tulis seleksi perangkat desa (perades) di dua kecamatan, Rabu (9/8) sempat terhenti. Pemicunya, alat scanner komputer yang digunakan macet.

Dua kecamatan itu, yakni Kecamatan Palang yang menggelar tes di Universitas Sunan Bonang dan Kecamatan Grabagan yang menggelar tes di kecamatan setempat.

Salah satu panitia desa dari Kecamatan Palang yang enggan disebutkan namanya membenarkan perihal ngadatnya alat koreksi tersebut.

Dikatakan dia, hingga pukul 16.24 koreksi jawaban hasil tes dari desanya tak kunjung mendapatkan giliran.

‘’Mesin scannernya sempat ngadat, sehingga molor,’’ kata dia.

Kondisi tersebut sempat memicu kepanikan. Sebab, ngadatnya mesin koreksi digital itu berlangsung cukup lama. Saking lamanya menunggu, jika dikoreksi manual bisa selesai lebih cepat.

Namun hal itu tidak sesuai juknis. Karena alatnya tak kunjung normal, akhirnya meminjam scanner dari Kecamatan Widang yang selesai lebih awal.

‘’Yang seharusnya bisa menyelesaikan koreksi 100 jawaban hanya dalam waktu setengah jam, akhirnya menjadi lebih lama,’’ keluhnya.

Begitu juga di Kecamatan Grabagan. Dari lima desa yang menyelenggarakan tes, hingga pukul 17.42 baru dua desa yang selesai dikoreksi. Sehingga koreksi berlangsung sampai malam.

Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Camat Palang Suratman mengatakan, ihwal kerusakan scanner pihaknya belum mendapatkan penjelasan dari pihak Unair. Meski begitu, proses koreksi tetap selesai.

‘’Tadi mengambil scanner dari kecamatan terdekat yang telah selesai lebih dulu,’’ ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Perempuan serta Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos P3A PMD) Tuban Sugeng Purnomo mengatakan, meski mesin scanner mengalami kerusakan, untuk koreksi soal seleksi perades tetap dilakukan dengan sistem scanner komputer.

‘’Itu sesuai aturan. Tidak bisa manual,’’ ujarnya.

Disampaikan Sugeng, dengan seleksi perades menggunakan sistem scanner tersebut, nilainya langsung bisa dilihat. Dari peringkat tertinggi hingga terbawah.

‘’Setelah di-scanner, nilainya langsung muncul,’’ terang dia.

Lebih lanjut, Sugeng menjelaskan, seleksi perades dilaksanakan dengan tes tulis dan tes komputer. Masing-masing tes memiliki pembobotan. Selanjutnya, hasil pembobotan diakumulasi menjadi satu.

Peserta dengan nilai tertinggi disampaikan kepada camat untuk kemudian mendapat rekomendasi terpilih.

‘’Total peserta seleksi sebanyak 3.675 orang,’’ tandasnya. (fud/tok)

RADAR TUBAN – Proses koreksi jawaban tes tulis seleksi perangkat desa (perades) di dua kecamatan, Rabu (9/8) sempat terhenti. Pemicunya, alat scanner komputer yang digunakan macet.

Dua kecamatan itu, yakni Kecamatan Palang yang menggelar tes di Universitas Sunan Bonang dan Kecamatan Grabagan yang menggelar tes di kecamatan setempat.

Salah satu panitia desa dari Kecamatan Palang yang enggan disebutkan namanya membenarkan perihal ngadatnya alat koreksi tersebut.

Dikatakan dia, hingga pukul 16.24 koreksi jawaban hasil tes dari desanya tak kunjung mendapatkan giliran.

‘’Mesin scannernya sempat ngadat, sehingga molor,’’ kata dia.

- Advertisement -

Kondisi tersebut sempat memicu kepanikan. Sebab, ngadatnya mesin koreksi digital itu berlangsung cukup lama. Saking lamanya menunggu, jika dikoreksi manual bisa selesai lebih cepat.

Namun hal itu tidak sesuai juknis. Karena alatnya tak kunjung normal, akhirnya meminjam scanner dari Kecamatan Widang yang selesai lebih awal.

‘’Yang seharusnya bisa menyelesaikan koreksi 100 jawaban hanya dalam waktu setengah jam, akhirnya menjadi lebih lama,’’ keluhnya.

Begitu juga di Kecamatan Grabagan. Dari lima desa yang menyelenggarakan tes, hingga pukul 17.42 baru dua desa yang selesai dikoreksi. Sehingga koreksi berlangsung sampai malam.

Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Camat Palang Suratman mengatakan, ihwal kerusakan scanner pihaknya belum mendapatkan penjelasan dari pihak Unair. Meski begitu, proses koreksi tetap selesai.

‘’Tadi mengambil scanner dari kecamatan terdekat yang telah selesai lebih dulu,’’ ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Perempuan serta Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos P3A PMD) Tuban Sugeng Purnomo mengatakan, meski mesin scanner mengalami kerusakan, untuk koreksi soal seleksi perades tetap dilakukan dengan sistem scanner komputer.

‘’Itu sesuai aturan. Tidak bisa manual,’’ ujarnya.

Disampaikan Sugeng, dengan seleksi perades menggunakan sistem scanner tersebut, nilainya langsung bisa dilihat. Dari peringkat tertinggi hingga terbawah.

‘’Setelah di-scanner, nilainya langsung muncul,’’ terang dia.

Lebih lanjut, Sugeng menjelaskan, seleksi perades dilaksanakan dengan tes tulis dan tes komputer. Masing-masing tes memiliki pembobotan. Selanjutnya, hasil pembobotan diakumulasi menjadi satu.

Peserta dengan nilai tertinggi disampaikan kepada camat untuk kemudian mendapat rekomendasi terpilih.

‘’Total peserta seleksi sebanyak 3.675 orang,’’ tandasnya. (fud/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img