spot_img
spot_img

Pentingnya Anak Usia Dini Membaca Buku

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Di usianya yang masih dini, betapa istimewanya jika buah hati dikenalkan dengan kegiatan membaca buku. Tentu, sosok orang tua sangat berperan untuk memberikan teladan.

Pegiat literasi Tuban Cak Sariban menyampaikan, geliat membaca di lingkup keluarga dikenal dengan istilah literasi keluarga. Menurutnya, literasi keluarga sangat penting sebagai pondasi mencapai skala literasi yang lebih luas.

“Misalnya literasi sekolah dan literasi masyarakat,” terangnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (28/1).

Cak Sarib sapaannya menerangkan, literasi keluarga bertitik tumpu pada kesadaran orang tua. Anak hanya objek yang menerima kesadaran tersebut. Namun, si anak akan jadi subjek begitu kesadaran dari orang tuanya diterima. Secara temporal, Jamaris dalam buku Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan mengemukakan, usia dini merupakan waktu terbaik bagi orang tua mengajarkan atau mencontohkan sebuah hal pada anaknya.

Buku yang terbit pada 2013 itu menuliskan, di usia empat tahun pertumbuhan intelektual otak anak sebesar 50 persen. Di usia ini, kemampuan intelektual anak sedang mencari bentuk dan pondasinya. Jika di usia ini anak diajarkan atau menerima suatu hal secara terus-menerus, hal yang diajarkan atau diterima tersebut akan mendominasi intelektualitas anak sampai usianya dewasa.

Adapun manfaat membacakan buku bagi anak sangat beragam. Melansir situs parenting.co.id, dosen senior bidang literasi anak usia dini dari University of Wollongong, Australia Dr. Elisabeth Duursma mengatakan, imbas orang tua yang rutin membacakan buku kepada buah hati di usia dini adalah hubungan antarkeduanya semakin erat. Dosen berkewarganegaraan Australia ini menambahkan, membacakan buku kepada anak mampu memberi rasa aman untuk anak. Alasannya, membacakan buku untuk anak itu merupakan media konduksi kasih sayang.

Selain itu, bagi si anak, pembacaan buku yang dilakukan orang tua sangat bermanfaat. Pertama, mengasah keterampilan mendengarkan anak. Keterampilan tersebut sangat penting untuk modal si anak sebelum mereka menjadi pembaca buku yang baik di masa depan dan menerima pendapat orang lain.

Kedua, meningkatkan perkembangan kognitif-bahasa. Artinya memudahkan si anak mengenali entitas di sekitar, bahasa, dan berkomunikasinya. Ketiga, mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak. Sehingga, anak akan terdorong mengembangkan pengetahuannya secara lebih  ekspresif.

Kepala Bidang Perpustakaan  Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tuban Susi Sulatri sepakat kalau membacakan buku bagi anak di usia dini sangat penting. Melalui kegiatan tersebut, si anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih cerdas daripada si anak yang tidak.

Dia mengingatkan pemilihan bacaan harus sesuai dengan kondisi anak. Misalnya buku tertentu cocok atau tidak, bisa dipilih dengan naluri orang tua.

Menurutnya, dua buku yang perlu dihindari oleh anak-anak adalah buku yang isinya membelenggu atau memberi sekat yang berlebihan. Misalnya, buku tentang cerita neraka.

Susi sapaannya menandaskan, walaupun hal tersebut sangat bagus dari segi penanaman religiusitas, tapi dari segi kebutuhan anak belum diperlukan. ”Hematnya, buku-buku semacam itu bisa dikenalkan ketika anak telah menginjak bangku kelas IV SD,” ujarnya.

Di usia dini, kata Susi, buku dongeng fabel lebih  pas.  Itu karena cerita-cerita yang terdapat dalam dongeng fabel sangat cocok untuk anak usia dini.

Dalam dongeng yang bertokoh binatang tersebut, pelajaran-pelajaran tentang persahabatan, kejujuran, kerja keras, dan kesetiaan cenderung selalu dimunculkan menjadi tema mayor. Nilai-nilai positif dalam fabel tersebut itulah yang dapat memengaruhi kepribadian anak.

Sementara itu, Kepala Dispersip Tuban Nur Khamid menambahkan, instansinya akan getol dalam merawat dan menambah koleksi buku-buku anak. Sebagai instansi yang diberi mandat untuk menyediakan media literasi, dispersip akan memastikan stok buku-buku anak di instansinya aman.

Khamid sapaannya berpesan, jika para orang tua tidak ingin membeli buku,  instansinya memberikan solusi. ”Pinjam saja. Antusiasme terhadap literasi amatlah berharga dan harus dijaga,” tuturnya. (sab/ds)

TUBAN, Radar Tuban – Di usianya yang masih dini, betapa istimewanya jika buah hati dikenalkan dengan kegiatan membaca buku. Tentu, sosok orang tua sangat berperan untuk memberikan teladan.

Pegiat literasi Tuban Cak Sariban menyampaikan, geliat membaca di lingkup keluarga dikenal dengan istilah literasi keluarga. Menurutnya, literasi keluarga sangat penting sebagai pondasi mencapai skala literasi yang lebih luas.

“Misalnya literasi sekolah dan literasi masyarakat,” terangnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (28/1).

Cak Sarib sapaannya menerangkan, literasi keluarga bertitik tumpu pada kesadaran orang tua. Anak hanya objek yang menerima kesadaran tersebut. Namun, si anak akan jadi subjek begitu kesadaran dari orang tuanya diterima. Secara temporal, Jamaris dalam buku Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan mengemukakan, usia dini merupakan waktu terbaik bagi orang tua mengajarkan atau mencontohkan sebuah hal pada anaknya.

Buku yang terbit pada 2013 itu menuliskan, di usia empat tahun pertumbuhan intelektual otak anak sebesar 50 persen. Di usia ini, kemampuan intelektual anak sedang mencari bentuk dan pondasinya. Jika di usia ini anak diajarkan atau menerima suatu hal secara terus-menerus, hal yang diajarkan atau diterima tersebut akan mendominasi intelektualitas anak sampai usianya dewasa.

- Advertisement -

Adapun manfaat membacakan buku bagi anak sangat beragam. Melansir situs parenting.co.id, dosen senior bidang literasi anak usia dini dari University of Wollongong, Australia Dr. Elisabeth Duursma mengatakan, imbas orang tua yang rutin membacakan buku kepada buah hati di usia dini adalah hubungan antarkeduanya semakin erat. Dosen berkewarganegaraan Australia ini menambahkan, membacakan buku kepada anak mampu memberi rasa aman untuk anak. Alasannya, membacakan buku untuk anak itu merupakan media konduksi kasih sayang.

Selain itu, bagi si anak, pembacaan buku yang dilakukan orang tua sangat bermanfaat. Pertama, mengasah keterampilan mendengarkan anak. Keterampilan tersebut sangat penting untuk modal si anak sebelum mereka menjadi pembaca buku yang baik di masa depan dan menerima pendapat orang lain.

Kedua, meningkatkan perkembangan kognitif-bahasa. Artinya memudahkan si anak mengenali entitas di sekitar, bahasa, dan berkomunikasinya. Ketiga, mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak. Sehingga, anak akan terdorong mengembangkan pengetahuannya secara lebih  ekspresif.

Kepala Bidang Perpustakaan  Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tuban Susi Sulatri sepakat kalau membacakan buku bagi anak di usia dini sangat penting. Melalui kegiatan tersebut, si anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih cerdas daripada si anak yang tidak.

Dia mengingatkan pemilihan bacaan harus sesuai dengan kondisi anak. Misalnya buku tertentu cocok atau tidak, bisa dipilih dengan naluri orang tua.

Menurutnya, dua buku yang perlu dihindari oleh anak-anak adalah buku yang isinya membelenggu atau memberi sekat yang berlebihan. Misalnya, buku tentang cerita neraka.

Susi sapaannya menandaskan, walaupun hal tersebut sangat bagus dari segi penanaman religiusitas, tapi dari segi kebutuhan anak belum diperlukan. ”Hematnya, buku-buku semacam itu bisa dikenalkan ketika anak telah menginjak bangku kelas IV SD,” ujarnya.

Di usia dini, kata Susi, buku dongeng fabel lebih  pas.  Itu karena cerita-cerita yang terdapat dalam dongeng fabel sangat cocok untuk anak usia dini.

Dalam dongeng yang bertokoh binatang tersebut, pelajaran-pelajaran tentang persahabatan, kejujuran, kerja keras, dan kesetiaan cenderung selalu dimunculkan menjadi tema mayor. Nilai-nilai positif dalam fabel tersebut itulah yang dapat memengaruhi kepribadian anak.

Sementara itu, Kepala Dispersip Tuban Nur Khamid menambahkan, instansinya akan getol dalam merawat dan menambah koleksi buku-buku anak. Sebagai instansi yang diberi mandat untuk menyediakan media literasi, dispersip akan memastikan stok buku-buku anak di instansinya aman.

Khamid sapaannya berpesan, jika para orang tua tidak ingin membeli buku,  instansinya memberikan solusi. ”Pinjam saja. Antusiasme terhadap literasi amatlah berharga dan harus dijaga,” tuturnya. (sab/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img