spot_img
spot_img

Baru Lima Kordikcam yang Serahkan LJK-LJU

spot_img

Terkait banyaknya pertanyaan seputar soal festival tersebut, wartawan berkompetensi utama itu menjelaskan, soal tersebut dibuat tim akademisi dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban.

‘’Pembuat soal tersebut sangat berkompeten di bidangnya. Sanad juga jelas,’’ tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Prodi PGSD FKIP Unirow Tuban Wendri Wiratsiwi menerangkan, salah satu karakteristik Kurikulum Merdeka adalah fokus terhadap materi esensial seperti literasi dan numerasi.

Hal ini menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka lebih mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas.

Untuk mencapai pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, terang dia, diperlukan pembelajaran konstruktivisme. Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan kegiatan pembelajaran yang mengutamakan perkembangan logika dan konseptual pembelajar.

‘’Melalui teori belajar ini, anak bisa membuat atau mencipta suatu karya dan membangun suatu hal yang sudah dipelajari,’’ ujar ketua tim penyusun soal Festival  Literasi Numerasi itu.

Wendri memastikan literasi numerasi berbeda dengan matematika. Menurut dia, pengetahuan matematika hanya terpaku pada penyelesaian masalah dengan rumus atau pemahaman konsep semata. Sedangkan kemampuan literasi numerasi mencakup keterampilan mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam situasi nyata sehari-hari.

Karena itu, memiliki kemampuan matematika saja tidak membuat seseorang memiliki kemampuan numerasi.

Menurut akademisi lulusan pascasarjana pendidikan dasar Universitas Negeri Surabaya itu, literasi dan numerasi adalah kompetensi yang sifatnya general dan mendasar.

Kemampuan berpikir tentang, dan dengan, bahasa serta matematika dalam berbagai konteks, baik personal, sosial, maupun profesional.

Dengan mengukur kompetensi yang bersifat mendasar (bukan konten kurikulum atau pelajaran), lanjut dia, pesan yang ingin disampaikan adalah guru diharapkan berinovasi mengembangkan kompetensi siswa melalui berbagai pelajaran melalui pengajaran yang berpusat pada siswa. (ds)

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Terkait banyaknya pertanyaan seputar soal festival tersebut, wartawan berkompetensi utama itu menjelaskan, soal tersebut dibuat tim akademisi dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban.

‘’Pembuat soal tersebut sangat berkompeten di bidangnya. Sanad juga jelas,’’ tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Prodi PGSD FKIP Unirow Tuban Wendri Wiratsiwi menerangkan, salah satu karakteristik Kurikulum Merdeka adalah fokus terhadap materi esensial seperti literasi dan numerasi.

Hal ini menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka lebih mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas.

Untuk mencapai pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, terang dia, diperlukan pembelajaran konstruktivisme. Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan kegiatan pembelajaran yang mengutamakan perkembangan logika dan konseptual pembelajar.

- Advertisement -

‘’Melalui teori belajar ini, anak bisa membuat atau mencipta suatu karya dan membangun suatu hal yang sudah dipelajari,’’ ujar ketua tim penyusun soal Festival  Literasi Numerasi itu.

Wendri memastikan literasi numerasi berbeda dengan matematika. Menurut dia, pengetahuan matematika hanya terpaku pada penyelesaian masalah dengan rumus atau pemahaman konsep semata. Sedangkan kemampuan literasi numerasi mencakup keterampilan mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam situasi nyata sehari-hari.

Karena itu, memiliki kemampuan matematika saja tidak membuat seseorang memiliki kemampuan numerasi.

Menurut akademisi lulusan pascasarjana pendidikan dasar Universitas Negeri Surabaya itu, literasi dan numerasi adalah kompetensi yang sifatnya general dan mendasar.

Kemampuan berpikir tentang, dan dengan, bahasa serta matematika dalam berbagai konteks, baik personal, sosial, maupun profesional.

Dengan mengukur kompetensi yang bersifat mendasar (bukan konten kurikulum atau pelajaran), lanjut dia, pesan yang ingin disampaikan adalah guru diharapkan berinovasi mengembangkan kompetensi siswa melalui berbagai pelajaran melalui pengajaran yang berpusat pada siswa. (ds)

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img