spot_img
spot_img

Disdik Berencana Selenggarakan PKBM di Montong

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Tahun ini, Dinas Pendidikan (Disdik) Tuban dilimpahi tanggung jawab besar. Tak melulu soal pendidikan formal. Pada 2022, institusi ini juga diberi tanggung jawab menyelenggarakan pendidikan nonformal. Itu seiring misi Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky yang getol dalam meningkatkan indeks pendidikan masyarakat (IPM) di Bumi Ronggolawe melalui beragam cara.

Kepada Jawa Pos Radar Tuban, Kepala Disdik Tuban Joko Prijono mengemukakan, tahun ini lembaganya diberi amanah untuk mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kecamatan Montong. Persisnya di Desa Guwoterus. Di desa yang punya label desa wisata tersebut, PKBM yang didirikan akan konsen mendidik masyarakat setempat dan sekitar yang putus sekolah maupun tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah.

”Serupa sekolah kejar paket,” ujarnya saat dihubungi kemarin (9/2).

Joko menerangkan, tujuan PKBM tersebut agar masyarakat setempat dan sekitarnya mempunyai ijazah. Paling tidak setara SMA. Sesuai batas minimal pendidikan masyarakat yang ditentukan pemerintahan pusat. Ketentuan tersebut tertuang dalam Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035. Tanggung jawab pendirian PKBM di Tuban, kata pejabat asal Trenggalek ini, belum lama diterima. Karena itu, dia tidak tahu teknisnya seperti apa.

”Masih proses mengonsep dan mematangkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait,”  terangnya.

Joko menyebutkan, pihak-pihak terkait tersebut utamanya para aparatur Desa Guwoterus dan masyarakatnya. Jika antara desa dengan instansinya sudah klop, nanti segera disampaikan ke publik terkait teknis penyelenggaraannya. Termasuk di mana lokasi bangunan PKBM-nya, jumlah peserta sekolah nonformal tersebut, dan ijazah jenjang apa saja yang bisa diterbitkan dari sekolah alternatif tersebut.

Pejabat 58 tahun ini melanjutkan, di samping tujuan meningkatkan IPM melalui penyetaraan ijazah di PKBM tersebut, pihaknya juga bertanggung jawab memberikan nilai tambah pada Desa Guwoterus.

Nilai tambah ini didongkrak dari berbagai bidang yang memungkinkan digarap oleh instansinya. Misalnya, kolaborasi antara pendidikan dengan ekonomi atau pendidikan dengan pariwisata. Joko memroyeksikan, kolaborasi tersebut seperti guru seni kriya dari disdik melatih masyarakat setempat untuk membuat kerjinan tertentu secara masal. Harapannya, desa setempat mampu menjadi sentra kerajinan tersebut.

Lebih lanjut, mantan kepala dinas perpustakaan dan kearsipan ini mengungkapkan, program penyelenggaraan PKBM di Desa Guwoterus yang dinaungi instansinya tersebut merupakan bagian dari Program Satu Organisasi Perangkat Daerah, Satu Desa Binaan yang dicetuskan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky pada 2021. Desa berjarak sekitar 34 kilometer dari pusat kota kabupaten tersebut akan berada dalam pendampingan disdik secara intens. (sab/ds)

TUBAN, Radar Tuban – Tahun ini, Dinas Pendidikan (Disdik) Tuban dilimpahi tanggung jawab besar. Tak melulu soal pendidikan formal. Pada 2022, institusi ini juga diberi tanggung jawab menyelenggarakan pendidikan nonformal. Itu seiring misi Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky yang getol dalam meningkatkan indeks pendidikan masyarakat (IPM) di Bumi Ronggolawe melalui beragam cara.

Kepada Jawa Pos Radar Tuban, Kepala Disdik Tuban Joko Prijono mengemukakan, tahun ini lembaganya diberi amanah untuk mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kecamatan Montong. Persisnya di Desa Guwoterus. Di desa yang punya label desa wisata tersebut, PKBM yang didirikan akan konsen mendidik masyarakat setempat dan sekitar yang putus sekolah maupun tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah.

”Serupa sekolah kejar paket,” ujarnya saat dihubungi kemarin (9/2).

Joko menerangkan, tujuan PKBM tersebut agar masyarakat setempat dan sekitarnya mempunyai ijazah. Paling tidak setara SMA. Sesuai batas minimal pendidikan masyarakat yang ditentukan pemerintahan pusat. Ketentuan tersebut tertuang dalam Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035. Tanggung jawab pendirian PKBM di Tuban, kata pejabat asal Trenggalek ini, belum lama diterima. Karena itu, dia tidak tahu teknisnya seperti apa.

”Masih proses mengonsep dan mematangkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait,”  terangnya.

- Advertisement -

Joko menyebutkan, pihak-pihak terkait tersebut utamanya para aparatur Desa Guwoterus dan masyarakatnya. Jika antara desa dengan instansinya sudah klop, nanti segera disampaikan ke publik terkait teknis penyelenggaraannya. Termasuk di mana lokasi bangunan PKBM-nya, jumlah peserta sekolah nonformal tersebut, dan ijazah jenjang apa saja yang bisa diterbitkan dari sekolah alternatif tersebut.

Pejabat 58 tahun ini melanjutkan, di samping tujuan meningkatkan IPM melalui penyetaraan ijazah di PKBM tersebut, pihaknya juga bertanggung jawab memberikan nilai tambah pada Desa Guwoterus.

Nilai tambah ini didongkrak dari berbagai bidang yang memungkinkan digarap oleh instansinya. Misalnya, kolaborasi antara pendidikan dengan ekonomi atau pendidikan dengan pariwisata. Joko memroyeksikan, kolaborasi tersebut seperti guru seni kriya dari disdik melatih masyarakat setempat untuk membuat kerjinan tertentu secara masal. Harapannya, desa setempat mampu menjadi sentra kerajinan tersebut.

Lebih lanjut, mantan kepala dinas perpustakaan dan kearsipan ini mengungkapkan, program penyelenggaraan PKBM di Desa Guwoterus yang dinaungi instansinya tersebut merupakan bagian dari Program Satu Organisasi Perangkat Daerah, Satu Desa Binaan yang dicetuskan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky pada 2021. Desa berjarak sekitar 34 kilometer dari pusat kota kabupaten tersebut akan berada dalam pendampingan disdik secara intens. (sab/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img