spot_img
spot_img

12 Hari, 36 Sapi Meninggal di Tuban. Musim Penghujan Picu Kenaikan PMK

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Warning bagi peternak sapi di Tuban. Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang selama Oktober–Desember 2022 mereda, memasuki awal 2023 kembali meningkat.

Berda sarkan update data kasus PMK Tuban, Selasa (17/1) lalu, tercatat 9.261 kasus positif dan 53 ekor sapi meninggal. Kemudian, Minggu (29/1), meningkat menjadi 9.448 kasus dan meninggal 89 ekor. Itu berarti selama 12 hari terjadi akumulasi penambahan 187 kasus dan 36 sapi meninggal.

Meningkatnya kasus PMK di Bumi Ronggolawe mendapat perhatian dari Dinas Peternakan Provinsi Jatim.

Kamis (19/1), dinas peternakan provinsi melakukan penyemprotan disinfektan di beberapa pasar sapi.

Ketika melakukan penyemprotan, Dinas Peternakan Provinsi Jatim merilis kasus PMK di Tuban mulai 1-19 Januari sebanyak 105 sapi dirawat. Dari jumlah tersebut tiga ekor diantaranya mati.

Kabid Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DK PPP) Tuban Pipin Diah Larasati mengatakan, melonjaknya kasus PMK selama 2023 ini dipengaruhi banyak faktor.

Pertama, karena cuaca yang sering hujan dan berakibat suhu lembap. Kedua, lalu lintas ternak yang semakin masif dan memicu penyebaran virus. Ketiga, sapi belum vaksin, sehingga
tidak memiliki daya tahan terhadap virus PMK.

Pipin menegaskan, sapi yang terkonfirmasi positif tersebut, saat ini dilakukan perawatan oleh tenaga kesehatan hewan. Selain itu warga juga secara mandiri melakukan pengobatan dan pembatasan pedagang yang keluar-masuk kandang agar virus tidak mudah menyebar.

‘’Kita juga menggenjot lagi vaksinasi agar sapi aman dari PMK,’’ tegas mantan kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tuban itu.

Upaya lain yang dilakukan institusinya, lanjut Pipin, memberikan edukasi kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan kandang, pengamatan rutin terhadap ternaknya, penyemprotan disinfektan secara rutin, dan segera melapor jika ternak sakit.

Meski saat ini kasus PMK kembali meningkat, kata Pipin, DKPPP tidak melakukan penutupan pasar hewan yang baru dibuka November lalu.

Untuk mencegah penyebaran kasus tersebut, lanjut dia, pihaknya juga perlu melakukan pembatasan sapi yang masuk pasar hewan.

‘’Sudah kami lakukan komunikasi dan edukasi di pasar hewan. Beberapa peternak sudah membatasi untuk tidak membawa ternaknya ke pasar,’’ imbuh pejabat berjilbab itu. (fud/ds)

Radartuban.jawapos.com – Warning bagi peternak sapi di Tuban. Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang selama Oktober–Desember 2022 mereda, memasuki awal 2023 kembali meningkat.

Berda sarkan update data kasus PMK Tuban, Selasa (17/1) lalu, tercatat 9.261 kasus positif dan 53 ekor sapi meninggal. Kemudian, Minggu (29/1), meningkat menjadi 9.448 kasus dan meninggal 89 ekor. Itu berarti selama 12 hari terjadi akumulasi penambahan 187 kasus dan 36 sapi meninggal.

Meningkatnya kasus PMK di Bumi Ronggolawe mendapat perhatian dari Dinas Peternakan Provinsi Jatim.

Kamis (19/1), dinas peternakan provinsi melakukan penyemprotan disinfektan di beberapa pasar sapi.

Ketika melakukan penyemprotan, Dinas Peternakan Provinsi Jatim merilis kasus PMK di Tuban mulai 1-19 Januari sebanyak 105 sapi dirawat. Dari jumlah tersebut tiga ekor diantaranya mati.

- Advertisement -

Kabid Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DK PPP) Tuban Pipin Diah Larasati mengatakan, melonjaknya kasus PMK selama 2023 ini dipengaruhi banyak faktor.

Pertama, karena cuaca yang sering hujan dan berakibat suhu lembap. Kedua, lalu lintas ternak yang semakin masif dan memicu penyebaran virus. Ketiga, sapi belum vaksin, sehingga
tidak memiliki daya tahan terhadap virus PMK.

Pipin menegaskan, sapi yang terkonfirmasi positif tersebut, saat ini dilakukan perawatan oleh tenaga kesehatan hewan. Selain itu warga juga secara mandiri melakukan pengobatan dan pembatasan pedagang yang keluar-masuk kandang agar virus tidak mudah menyebar.

‘’Kita juga menggenjot lagi vaksinasi agar sapi aman dari PMK,’’ tegas mantan kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tuban itu.

Upaya lain yang dilakukan institusinya, lanjut Pipin, memberikan edukasi kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan kandang, pengamatan rutin terhadap ternaknya, penyemprotan disinfektan secara rutin, dan segera melapor jika ternak sakit.

Meski saat ini kasus PMK kembali meningkat, kata Pipin, DKPPP tidak melakukan penutupan pasar hewan yang baru dibuka November lalu.

Untuk mencegah penyebaran kasus tersebut, lanjut dia, pihaknya juga perlu melakukan pembatasan sapi yang masuk pasar hewan.

‘’Sudah kami lakukan komunikasi dan edukasi di pasar hewan. Beberapa peternak sudah membatasi untuk tidak membawa ternaknya ke pasar,’’ imbuh pejabat berjilbab itu. (fud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img