spot_img
spot_img

Musim Penghujan, 15 Kecamatan di Tuban Ini Tercatat Rawan Banjir dan Longsor

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Intensitas hujan lebat yang diprediksi berlangsung hingga puncak musim penghujan pada Februari nanti berpotensi memicu terjadinya bencana di beberapa wilayah. Dari 20 kecamatan se-Kabupaten Tuban, tercatat 15 kecamatan rawan dilanda bencana banjir hingga tanah longsor.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Sudarmaji mengungkapkan, 15 kecamatan rawan bencana yakni Kecamatan Widang, Plumpang, Rengel, Soko, Parengan, Jatirogo, Singgahan, dan Senori. Berikutnya, Bangilan, Kenduruan, Grabagan, Semanding, Montong, Kerek, dan Merakurak.

Disampaikan Darmaji—sapaan akrabnya—15 kecamatan rawan bencana ini menjadi atensi karena berdekatan dengan penyebab terjadinya bencana. Seperti halnya Kecamatan Soko, Rengel, Plumpang, dan Widang yang dialiri Sungai Bengawan Solo.

Lalu Kecamatan Kenduruan, Jatirogo, Senori, Bangilan, Singgahan, dan Parengan dialiri Sungai Kali Kening, dan beberapa daerah lain yang hampir sama kondisinya.

‘’Dengan intensitas hujan lebat seperti sekarang, sungai berpotensi meluap, hingga bisa mengakibatkan banjir, seperti halnya Bengawan Solo dan Kali Kening,’’ ujarnya.

Bagaimana dengan daerah seperti Grabagan dan Montong? Disampaikan Darmaji, wilayah berada di perbukitan juga rawan terjadi bencana seperti tanah longsor.

‘’Saat hujan deras dengan durasi yang panjang, wilayah perbukitan rawan sekali akan terjadinya longsor,’’ katanya.

Sebab itulah, masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan akan kondisi, apalagi memasuki puncak musim penghujan seperti sekarang.

‘’Sangat rawan terjadi bencana,’’ tandas Darmaji.

Terpisah, Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuban Arbi Susilo Hidayat mengatakan, rentang Januari-Maret 2023 adalah musim penghujan, dan Januari-Februari adalah puncaknya.

Hujan sedang hingga lebat bahkan disertai angin bisa terjadi kapan saja. BMKG Tuban memperkirakan kondisi seperti ini bisa berjalan hingga Februari nanti.

Alasan terjadinya intensitas hujan seperti sekarang adalah karena terdapat pusaran angin berada di sebelah barat Australia. Angin ini membawa gumpalan awan berisi air secara perlahan hingga akhirnya menyebabkan hujan di hampir seluruh wilayah Jawa Timur, khususnya Tuban.

‘’Juga karena faktor aktifnya gelombang lanina, rossby, dan kelvin,’’ tambahnya.

Dengan intensitas hujan seperti sekarang, diharapkan masyarakat Kota Legen lebih meningkatkan kewaspadaan.

‘’Mengimbau untuk lebih waspada, mengingat bencana bisa terjadi kapan saja tanpa bisa diprediksi,’’ tandasnya. (zid/tok)

Radartuban.jawapos.com – Intensitas hujan lebat yang diprediksi berlangsung hingga puncak musim penghujan pada Februari nanti berpotensi memicu terjadinya bencana di beberapa wilayah. Dari 20 kecamatan se-Kabupaten Tuban, tercatat 15 kecamatan rawan dilanda bencana banjir hingga tanah longsor.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Sudarmaji mengungkapkan, 15 kecamatan rawan bencana yakni Kecamatan Widang, Plumpang, Rengel, Soko, Parengan, Jatirogo, Singgahan, dan Senori. Berikutnya, Bangilan, Kenduruan, Grabagan, Semanding, Montong, Kerek, dan Merakurak.

Disampaikan Darmaji—sapaan akrabnya—15 kecamatan rawan bencana ini menjadi atensi karena berdekatan dengan penyebab terjadinya bencana. Seperti halnya Kecamatan Soko, Rengel, Plumpang, dan Widang yang dialiri Sungai Bengawan Solo.

Lalu Kecamatan Kenduruan, Jatirogo, Senori, Bangilan, Singgahan, dan Parengan dialiri Sungai Kali Kening, dan beberapa daerah lain yang hampir sama kondisinya.

‘’Dengan intensitas hujan lebat seperti sekarang, sungai berpotensi meluap, hingga bisa mengakibatkan banjir, seperti halnya Bengawan Solo dan Kali Kening,’’ ujarnya.

- Advertisement -

Bagaimana dengan daerah seperti Grabagan dan Montong? Disampaikan Darmaji, wilayah berada di perbukitan juga rawan terjadi bencana seperti tanah longsor.

‘’Saat hujan deras dengan durasi yang panjang, wilayah perbukitan rawan sekali akan terjadinya longsor,’’ katanya.

Sebab itulah, masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan akan kondisi, apalagi memasuki puncak musim penghujan seperti sekarang.

‘’Sangat rawan terjadi bencana,’’ tandas Darmaji.

Terpisah, Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuban Arbi Susilo Hidayat mengatakan, rentang Januari-Maret 2023 adalah musim penghujan, dan Januari-Februari adalah puncaknya.

Hujan sedang hingga lebat bahkan disertai angin bisa terjadi kapan saja. BMKG Tuban memperkirakan kondisi seperti ini bisa berjalan hingga Februari nanti.

Alasan terjadinya intensitas hujan seperti sekarang adalah karena terdapat pusaran angin berada di sebelah barat Australia. Angin ini membawa gumpalan awan berisi air secara perlahan hingga akhirnya menyebabkan hujan di hampir seluruh wilayah Jawa Timur, khususnya Tuban.

‘’Juga karena faktor aktifnya gelombang lanina, rossby, dan kelvin,’’ tambahnya.

Dengan intensitas hujan seperti sekarang, diharapkan masyarakat Kota Legen lebih meningkatkan kewaspadaan.

‘’Mengimbau untuk lebih waspada, mengingat bencana bisa terjadi kapan saja tanpa bisa diprediksi,’’ tandasnya. (zid/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img