spot_img
spot_img

TV Analog Mendadak Mati, Set Top Box Mahal dan Langka

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Tanpa peringatan sebelumnya, televisi (TV) analog di Tuban kemarin (21/12) mendadak mati. Jika mengacu target suntik mati TV analog atau analog switch off (ASO) di wilayah Jatim 1 yang meliputi Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, dan Kota Surabaya, Tuban tidak masuk dalam cakupan tersebut. Namun, praktiknya Tuban ikut terdampak.

Karena tanpa persiapan sebelumnya, masyarakat Bumi Ronggolawe kini tak bisa menonton televisi. Zaenal Arifin, salah satu warga Desa Tunah, Kecamatan Semanding mengatakan, pemadaman TV analog tersebut tanpa sosialisasi sebelumnya.

‘’Mau beli STB (set top box, Red) sekarang langka dan harganya mahal,’’ ujarnya yang mengaku sudah mencari STB di beberapa toko di Tuban, namun tidak tersedia.

Kalaupun ada, lanjut dia, STB tersebut yang berkualitas menengah dan harganya pun cukup mahal, sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribuan. Sementara yang berkualitas bawah yang harganya sekitar Rp 250 ribuan tak tersedia di pasar.

Zaenal mengungkapkan, saat ini sekitar 100 rumah di lingkungannya tak bisa menonton televisi karena belum memiliki STB.

Haikal Ahmad, warga Desa Kedungsoko, Kecamatan Plumpang menyampaikan hal yang sama. Setelah TV analognya mati kemarin pagi, dia belum membeli STB.

‘’STB sekarang mahal, dulu sebelum mati harga berkisar Rp 250 ribuan sekarang menjadi Rp 450 ribuan, jadi saya libur dulu nonton televisi,’’ ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfotiksan) Tuban Arif Handoyo mengatakan, per 20 Desember, sebenarnya  pelaksanaan ASO hanya berlaku pada sepuluh kabupaten/kota di Jatim. Ternyata berdampak sampai Tuban.

Itu pun, kata dia, belum semua wilayah Tuban dimatikan. Terbukti, sebagian wilayah masih bisa menangkap siaran TV analog.

‘’Sebagian televisi masih bisa kalau antena diarahkan ke wilayah Madiun untuk menangkap siaran TV analog. Tapi, kalau mengarah ke area Jatim 1 seperti Surabaya sudah tidak bisa,’’ ujarnya.

Menurut Arif, sapaannya, TV yang sudah berpindah digital atau TV analog plus STB juga belum stabil menangkap channel siaran televisi digital.

‘’Penangkapan sia ran televisi digital ini juga tergantung geografisnya. Jadi Masyarakat harus sering-sering setting perangkatnya untuk pencarian channel,’’ ujarnya.

Terkait kelangkaan STB, menurutnya, Pemkab Tuban sebenarnya sudah mengajukan bantuan STB untuk masyarakat kurang mampu, namun sampai saat ini belum terealisasi. Kondisi tersebut, kata dia, tidak hanya di Tuban, namun juga sejumlah kabupaten/ kota lain. (fud/ds)

Radartuban.jawapos.com – Tanpa peringatan sebelumnya, televisi (TV) analog di Tuban kemarin (21/12) mendadak mati. Jika mengacu target suntik mati TV analog atau analog switch off (ASO) di wilayah Jatim 1 yang meliputi Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, dan Kota Surabaya, Tuban tidak masuk dalam cakupan tersebut. Namun, praktiknya Tuban ikut terdampak.

Karena tanpa persiapan sebelumnya, masyarakat Bumi Ronggolawe kini tak bisa menonton televisi. Zaenal Arifin, salah satu warga Desa Tunah, Kecamatan Semanding mengatakan, pemadaman TV analog tersebut tanpa sosialisasi sebelumnya.

‘’Mau beli STB (set top box, Red) sekarang langka dan harganya mahal,’’ ujarnya yang mengaku sudah mencari STB di beberapa toko di Tuban, namun tidak tersedia.

Kalaupun ada, lanjut dia, STB tersebut yang berkualitas menengah dan harganya pun cukup mahal, sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribuan. Sementara yang berkualitas bawah yang harganya sekitar Rp 250 ribuan tak tersedia di pasar.

Zaenal mengungkapkan, saat ini sekitar 100 rumah di lingkungannya tak bisa menonton televisi karena belum memiliki STB.

- Advertisement -

Haikal Ahmad, warga Desa Kedungsoko, Kecamatan Plumpang menyampaikan hal yang sama. Setelah TV analognya mati kemarin pagi, dia belum membeli STB.

‘’STB sekarang mahal, dulu sebelum mati harga berkisar Rp 250 ribuan sekarang menjadi Rp 450 ribuan, jadi saya libur dulu nonton televisi,’’ ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfotiksan) Tuban Arif Handoyo mengatakan, per 20 Desember, sebenarnya  pelaksanaan ASO hanya berlaku pada sepuluh kabupaten/kota di Jatim. Ternyata berdampak sampai Tuban.

Itu pun, kata dia, belum semua wilayah Tuban dimatikan. Terbukti, sebagian wilayah masih bisa menangkap siaran TV analog.

‘’Sebagian televisi masih bisa kalau antena diarahkan ke wilayah Madiun untuk menangkap siaran TV analog. Tapi, kalau mengarah ke area Jatim 1 seperti Surabaya sudah tidak bisa,’’ ujarnya.

Menurut Arif, sapaannya, TV yang sudah berpindah digital atau TV analog plus STB juga belum stabil menangkap channel siaran televisi digital.

‘’Penangkapan sia ran televisi digital ini juga tergantung geografisnya. Jadi Masyarakat harus sering-sering setting perangkatnya untuk pencarian channel,’’ ujarnya.

Terkait kelangkaan STB, menurutnya, Pemkab Tuban sebenarnya sudah mengajukan bantuan STB untuk masyarakat kurang mampu, namun sampai saat ini belum terealisasi. Kondisi tersebut, kata dia, tidak hanya di Tuban, namun juga sejumlah kabupaten/ kota lain. (fud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img