spot_img
spot_img

Sehari, Pengemis Raup Pendapatan Minimal Rp 200 Ribu

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Dengan langkah gontai dan muka memelas, para pengemis itu menyusuri jalan-jalan protokol dan gang-gang sempit dalam kota—menarget rumah-rumah warga dan siapa saja yang dijumpainya. Sembari menadahkan tangan dan menampilkan wajah iba, mereka akan berkata: sedekahnya, Pak, Bu. Yang merasa iba akan memberi, minimal 500-1.000 rupiah. Tidak jarang pula 2.000.

Sebagian besar dari mereka pintar sekali ber-akting. Ada yang dengan berjalan pincang, tetapi ketika sudah jauh dari permukiman dan tidak lagi terlihat warga kembali jalan seperti biasa. Ada juga yang membawa anak kecil dengan pakaian dekil, yang seakan kurang gizi. Dan, sebagian lain mengandalkan akting penuh iba—mengaku belum makan dan hidup sebatang kara.

Lantas, benarkah mereka yang suka meminta-minta itu hidupnya menderita?

Wartawan koran ini yang hampir setiap hari menjadi langganan meminta-minta, pernah beberapa kali ngobrol dengan salah satu dari mereka, lebih tepatnya berupaya untuk menggali informasi. Kala itu, uang yang hendak wartan koran ini kasih tidak langsung diberikan. Tapi lebih dulu memberikan pertanyaan yang paling umum: rumahnya dimana? Namun, tak ada jawaban yang disampaikan. Sebaliknya, hanya membisu. Pun saat wartawan koran ini pancing dengan obrolan basa-basi lain, juga masih enggan untuk menjawab. Dan, ketika uang hendak saya kasih langsung di-samber begitu saja dan pergi. Yang semula jalannya pelan, tiba-tiba langsung kencang. Setelah itu tidak pernah kembali—menjadikan rumah wartawan koran ini sebagai target operasi.

Penasaran, wartawan koran ini pun menelusuri jejaknya. Dan sungguh di luar dugaan, si pengemis menjalankan aktivitasnya meminta-minta selama sehari penuh—pagi hingga sore—menarget hampir semua perumahan-perumahan yang ada di Tuban dan orang-orang di sepanjang jalan. Uniknya, untuk sampai ke satu tujuan ke tujuan yang lain, ternyata si pengemis naik angkutan kota. Setidaknya, hal serupa sudah lebih dari tiga kali wartawan koran ini jumpai.

Hal lebih mengejutkan disampaikan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP-Damkar) Tuban Gunadi. Dikatakan dia, pernah anggotanya diterjunkan untuk melakukan investigasi terhadap para pengemis. Hasilnya cukup mengejutkan, hasil investigasi yang dilakukan anggotanya menemukan fakta bahwa rerata penghasilan pengemis di Tuban mencapai Rp 200-300 ribu per hari.

‘’Ini fakta dari pengakuan pengemis itu sendiri kepada anggota saya,’’ ujarnya.

Kerena itu, tegas Gunadi, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak silau dengan wajah iba pengemis yang meminta-minta. Sebab, meminta-minta sudah menjadi bagian dari pekerjaan mereka. Sialnya lagi, sebagian dari mereka tidak sepenuhnya miskin.

‘’Jangan mudah merasa kasihan kepada orang yang suka minta-minta,’’ katanya mengingatkan masyarakat supaya tidak silau dengan wajah iba mereka.

Mantan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) ini juga mengamini bahwa sebagian dari mereka hanya berakting. Pernah salah satu pengemis yang membawa tongkat, yang seakan cacat terjaring razia Satpop PP. Namun ketika diamankan, ternyata sama sekali tidak cacat.

‘’Sekali lagi jangan muda percaya dan merasa kasihan kepada pengemis yang setiap hari meminta-minta. Apalagi tampangnya masih sehat. Orang yang meminta-minta setiap hari, itu sudah tidak lagi karena kepepet butuhan, tapi sudah menjadi pekerjaan,’’ tandas mantan Camat Grabagan itu. (fud/tok)

TUBAN, Radar Tuban – Dengan langkah gontai dan muka memelas, para pengemis itu menyusuri jalan-jalan protokol dan gang-gang sempit dalam kota—menarget rumah-rumah warga dan siapa saja yang dijumpainya. Sembari menadahkan tangan dan menampilkan wajah iba, mereka akan berkata: sedekahnya, Pak, Bu. Yang merasa iba akan memberi, minimal 500-1.000 rupiah. Tidak jarang pula 2.000.

Sebagian besar dari mereka pintar sekali ber-akting. Ada yang dengan berjalan pincang, tetapi ketika sudah jauh dari permukiman dan tidak lagi terlihat warga kembali jalan seperti biasa. Ada juga yang membawa anak kecil dengan pakaian dekil, yang seakan kurang gizi. Dan, sebagian lain mengandalkan akting penuh iba—mengaku belum makan dan hidup sebatang kara.

Lantas, benarkah mereka yang suka meminta-minta itu hidupnya menderita?

Wartawan koran ini yang hampir setiap hari menjadi langganan meminta-minta, pernah beberapa kali ngobrol dengan salah satu dari mereka, lebih tepatnya berupaya untuk menggali informasi. Kala itu, uang yang hendak wartan koran ini kasih tidak langsung diberikan. Tapi lebih dulu memberikan pertanyaan yang paling umum: rumahnya dimana? Namun, tak ada jawaban yang disampaikan. Sebaliknya, hanya membisu. Pun saat wartawan koran ini pancing dengan obrolan basa-basi lain, juga masih enggan untuk menjawab. Dan, ketika uang hendak saya kasih langsung di-samber begitu saja dan pergi. Yang semula jalannya pelan, tiba-tiba langsung kencang. Setelah itu tidak pernah kembali—menjadikan rumah wartawan koran ini sebagai target operasi.

Penasaran, wartawan koran ini pun menelusuri jejaknya. Dan sungguh di luar dugaan, si pengemis menjalankan aktivitasnya meminta-minta selama sehari penuh—pagi hingga sore—menarget hampir semua perumahan-perumahan yang ada di Tuban dan orang-orang di sepanjang jalan. Uniknya, untuk sampai ke satu tujuan ke tujuan yang lain, ternyata si pengemis naik angkutan kota. Setidaknya, hal serupa sudah lebih dari tiga kali wartawan koran ini jumpai.

- Advertisement -

Hal lebih mengejutkan disampaikan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP-Damkar) Tuban Gunadi. Dikatakan dia, pernah anggotanya diterjunkan untuk melakukan investigasi terhadap para pengemis. Hasilnya cukup mengejutkan, hasil investigasi yang dilakukan anggotanya menemukan fakta bahwa rerata penghasilan pengemis di Tuban mencapai Rp 200-300 ribu per hari.

‘’Ini fakta dari pengakuan pengemis itu sendiri kepada anggota saya,’’ ujarnya.

Kerena itu, tegas Gunadi, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak silau dengan wajah iba pengemis yang meminta-minta. Sebab, meminta-minta sudah menjadi bagian dari pekerjaan mereka. Sialnya lagi, sebagian dari mereka tidak sepenuhnya miskin.

‘’Jangan mudah merasa kasihan kepada orang yang suka minta-minta,’’ katanya mengingatkan masyarakat supaya tidak silau dengan wajah iba mereka.

Mantan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) ini juga mengamini bahwa sebagian dari mereka hanya berakting. Pernah salah satu pengemis yang membawa tongkat, yang seakan cacat terjaring razia Satpop PP. Namun ketika diamankan, ternyata sama sekali tidak cacat.

‘’Sekali lagi jangan muda percaya dan merasa kasihan kepada pengemis yang setiap hari meminta-minta. Apalagi tampangnya masih sehat. Orang yang meminta-minta setiap hari, itu sudah tidak lagi karena kepepet butuhan, tapi sudah menjadi pekerjaan,’’ tandas mantan Camat Grabagan itu. (fud/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img