spot_img
spot_img

Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Tuban

Pastikan Lingkungan Hidup Asri di Tengah Geliat Industri

spot_img

Geliat industri di Kabupaten Tuban tak lantas membuat lingkungan hidup rusak begitu saja. Sebab, Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Tuban serius mengawal izin dan mengawasi operasional industri yang terkait ekologi. Semata-mata agar fatalitas kerusakan lingkungan hidup dapat dicegah, dihindari, dan dikurangi.

MEMANG tidak mudah menjaga lingkungan hidup tetap lestari di tengah geliat industri yang berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi. Namun, DLHP Tuban tetap berhasil merealisasikan harapan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky melalui progam-programnya. Juga melalui sinergitas dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk industri.

Kepala DLHP Tuban Bambang Irawan mengatakan, upaya pihaknya dalam menjaga lingkungan hidup tetap lestari di tengah geliat industri adalah memperketat izin lingkungan bagi pembukaan industri.

Dia menegaskan, jika industri hendak membuka usaha di Bumi Ronggolawe, namun perizinan lingkungannya tidak mengakomodir kelestarian lingkungan hidup, dia memastikan institusinya tidak akan menerbitkan izin lingkungan bagi calon investor tersebut.

Terkait industri yang sudah beroperasi, kata Bambang, DLHP Tuban akan melakukan pengawasan sebulan sekali.

‘’Bila ternyata operasional industri tidak ramah lingkungan, sanksi lisan, teguran, hingga pidana akan diberikan kepada industri yang bersangkutan,’’ tegas ketua Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Tuban.

Bambang menegaskan, pada prinsipnya kelestarian lingkungan hidup harus selaras dengan aktivitas ekonomi. Tidak boleh tidak.

Pejabat asal Lamongan itu mengemukakan, tak jarang industri-industri di Tuban yang berhasil menyelaraskan kepentingan lingkungan hidup dan ekonomi menjadi mitra institusinya.

Berbekal hubungan kemitraan dengan industri, lanjut Bambang, DLHP Tuban semakin gencar mengupayakan pelestarian lingkungan hidup. Lebih lanjut, Bambang menyampaikan, saat ini indeks kualitas lingkungan hidup di Kabupaten Tuban cukup tinggi. Itu artinya upaya pihaknya
melestarikan lingkungan hidup di tengah geliat in dustri cukup berhasil.

Salah satu bukti nyata keberhasilan tersebut adalah Peng hargaan Nirwasita Tantra dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diterima Kabupaten Tuban pada Juli lalu.

Untuk memaksimalkan pengawasan terhadap kualitas lingkungan hidup, kata Bambang, hingga 2022 ini DLHP Tuban sudah memasang perangkat pengukur kualitas udara atau ambien air monitoring pada delapan lokasi  dan pengukur kualitas air pada 103 lokasi.

‘’Bila perangkat-perangkat itu memberi tanda adanya ketidakidealan kualitas air dan udara di sekitarnya, penyebabnya langsung ditangani,’’ tegas pejabat yang tinggal di Perumnas Tasikmadu Palang itu.

Tak hanya monitoring dan repairing lingkungan hidup, lanjut Bambang, DLHP Tuban juga mulai memonumentalkan konservasi alam dalam bentuk Ruang Terbuka Hijau Keanekaragaman Hayati (RTH Kehati) di seluruh ibu kota kecamatan pada 2023 mendatang.

Pihak kecamatan pun telah sepakat. Lokasinya sudah ditetapkan tahun ini. RTH Kehati diproyeksikan menjadi pusat pelestarian tanaman-tanaman bermanfaat dan penangkaran hewan di wilayah kecamatan setempat. Juga akan menjadi pusat edukasi konservasi alam bagi pelajar dan masyarakat setempat.

Bambang menyebut, RTH Kehati merupakan pengembangan dari program Desa Berseri. Dalam program tersebut, kata dia, DLHP Tuban berhasil membawa Desa Pandan Agung, Kecamatan Soko dan Desa Banjaragung, Kecamatan Rengel sebagai desa dengan tata kualitas lingkungan hidup terbaik se-Jawa Timur.

Begitu juga problem sampah. Bambang optimistis tahun depan bakal teratasi secara ideal. Itu menyusul optimalnya kinerja kelompok pengolah sampah di Desa/Kecamatan Plumpang binaan institusinya yang tahun ini menunjukkan hasil optimal.

Bambang membeberkan, sejak awal tahun, komunitas pengolah sampah di desa tersebut sukses mengolah sekitar dua ton sampah organik per bulan menjadi sekitar satu ton ulat maggot yang dijual sebagai pakan ternak.

Karena itu, sejak beberapa waktu lalu, kelompok pengolah sampah di desa-desa lain diarahkan DLHP Tuban untuk belajar mengolah sampah organik menjadi maggot di kelompok pengolah sampah di Desa/ Kecamatan Plumpang tersebut.

Harapannya, tahun depan kelompok-kelompok pengolah sampah lain dapat menerapkan sistem atau metode pengolahan sampah serupa di desanya masing-masing.

Dengan demikian, sampah organik berkurang. Dan, tentu saja dikonversi menjadi uang.

Selain mengolah sampah menjadi maggot, kata Bambang, pada 2023 Kabupaten Tuban juga dipilih pemerintah pusat sebagai pemilik instalasi pengolah sampah menjadi substitusi batu bara.

Instalasi tersebut dibangun dengan dana anggaran pendapatan belanja negara (APBN) di Tempat Pembungan Akhir (TPA) Sampah Gunung Panggung, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding.

Dia memerkirakan, tiap hari operasional instalasi sampah tersebut dapat mengolah 120 ton sampah menjadi berkuintal-kuintal substitusi batu bara.

Diproyeksikan substitusi batu bara hasil olahan instalasi tersebut dikirimkan ke Pembangkit  Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Awar-Awar Jenu.

Untuk mendukung operasional instalasi tersebut, tahun ini dibangun lima tempat pembuangan sampah (TPS) baru.

‘’Dari TPS baru itu, sampah kemudian dikirim dan diolah di TPA Gunung Panggung,’’ tegas pejabat yang gemar gowes itu.

Di bidang perhubungan, Bambang menyampaikan, pihaknya saat ini tengah gencar-gencarnya menggarap program prioritas Mas Bupati, panggilan akrab Aditya Halindra Faridzky, terkait pemasangan penerangan jalan umum (PJU).

Total PJU baru yang akan dipasang tahun ini berjumlah 721 unit dan tersebar pada 20 kecamatan.

‘’Mas Bupati tidak ingin lagi ada desa di Kabupaten Tuban yang jalannya gelap ketika malam hari. Terutama jalan desa yang biasa diakses untuk aktivitas perekonomian,’’ tegasnya.

Program lain di bidang perhubungan yang juga menjadi atensi Mas Bupati adalah Angkutan Pelajar Gratis. Program tersebut, kata Bambang, patut diapresiasi karena mampu mengakhiri eksistensi angkutan pelajar bodong yang beroperasi puluhan tahun dan membahayakan keselamatan para pelajar.

Program yang melibatkan 41 armada angkutan kota dan mobil penumpang umum lokal tersebut melayani pelajar umum dan disabilitas. Beroperasi pada 14 trayek. Prioritasnya Kecamatan Tuban, Palang, Jenu, dan Bancar. (sab/ds)

Geliat industri di Kabupaten Tuban tak lantas membuat lingkungan hidup rusak begitu saja. Sebab, Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Tuban serius mengawal izin dan mengawasi operasional industri yang terkait ekologi. Semata-mata agar fatalitas kerusakan lingkungan hidup dapat dicegah, dihindari, dan dikurangi.

MEMANG tidak mudah menjaga lingkungan hidup tetap lestari di tengah geliat industri yang berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi. Namun, DLHP Tuban tetap berhasil merealisasikan harapan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky melalui progam-programnya. Juga melalui sinergitas dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk industri.

Kepala DLHP Tuban Bambang Irawan mengatakan, upaya pihaknya dalam menjaga lingkungan hidup tetap lestari di tengah geliat industri adalah memperketat izin lingkungan bagi pembukaan industri.

Dia menegaskan, jika industri hendak membuka usaha di Bumi Ronggolawe, namun perizinan lingkungannya tidak mengakomodir kelestarian lingkungan hidup, dia memastikan institusinya tidak akan menerbitkan izin lingkungan bagi calon investor tersebut.

Terkait industri yang sudah beroperasi, kata Bambang, DLHP Tuban akan melakukan pengawasan sebulan sekali.

- Advertisement -

‘’Bila ternyata operasional industri tidak ramah lingkungan, sanksi lisan, teguran, hingga pidana akan diberikan kepada industri yang bersangkutan,’’ tegas ketua Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Tuban.

Bambang menegaskan, pada prinsipnya kelestarian lingkungan hidup harus selaras dengan aktivitas ekonomi. Tidak boleh tidak.

Pejabat asal Lamongan itu mengemukakan, tak jarang industri-industri di Tuban yang berhasil menyelaraskan kepentingan lingkungan hidup dan ekonomi menjadi mitra institusinya.

Berbekal hubungan kemitraan dengan industri, lanjut Bambang, DLHP Tuban semakin gencar mengupayakan pelestarian lingkungan hidup. Lebih lanjut, Bambang menyampaikan, saat ini indeks kualitas lingkungan hidup di Kabupaten Tuban cukup tinggi. Itu artinya upaya pihaknya
melestarikan lingkungan hidup di tengah geliat in dustri cukup berhasil.

Salah satu bukti nyata keberhasilan tersebut adalah Peng hargaan Nirwasita Tantra dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diterima Kabupaten Tuban pada Juli lalu.

Untuk memaksimalkan pengawasan terhadap kualitas lingkungan hidup, kata Bambang, hingga 2022 ini DLHP Tuban sudah memasang perangkat pengukur kualitas udara atau ambien air monitoring pada delapan lokasi  dan pengukur kualitas air pada 103 lokasi.

‘’Bila perangkat-perangkat itu memberi tanda adanya ketidakidealan kualitas air dan udara di sekitarnya, penyebabnya langsung ditangani,’’ tegas pejabat yang tinggal di Perumnas Tasikmadu Palang itu.

Tak hanya monitoring dan repairing lingkungan hidup, lanjut Bambang, DLHP Tuban juga mulai memonumentalkan konservasi alam dalam bentuk Ruang Terbuka Hijau Keanekaragaman Hayati (RTH Kehati) di seluruh ibu kota kecamatan pada 2023 mendatang.

Pihak kecamatan pun telah sepakat. Lokasinya sudah ditetapkan tahun ini. RTH Kehati diproyeksikan menjadi pusat pelestarian tanaman-tanaman bermanfaat dan penangkaran hewan di wilayah kecamatan setempat. Juga akan menjadi pusat edukasi konservasi alam bagi pelajar dan masyarakat setempat.

Bambang menyebut, RTH Kehati merupakan pengembangan dari program Desa Berseri. Dalam program tersebut, kata dia, DLHP Tuban berhasil membawa Desa Pandan Agung, Kecamatan Soko dan Desa Banjaragung, Kecamatan Rengel sebagai desa dengan tata kualitas lingkungan hidup terbaik se-Jawa Timur.

Begitu juga problem sampah. Bambang optimistis tahun depan bakal teratasi secara ideal. Itu menyusul optimalnya kinerja kelompok pengolah sampah di Desa/Kecamatan Plumpang binaan institusinya yang tahun ini menunjukkan hasil optimal.

Bambang membeberkan, sejak awal tahun, komunitas pengolah sampah di desa tersebut sukses mengolah sekitar dua ton sampah organik per bulan menjadi sekitar satu ton ulat maggot yang dijual sebagai pakan ternak.

Karena itu, sejak beberapa waktu lalu, kelompok pengolah sampah di desa-desa lain diarahkan DLHP Tuban untuk belajar mengolah sampah organik menjadi maggot di kelompok pengolah sampah di Desa/ Kecamatan Plumpang tersebut.

Harapannya, tahun depan kelompok-kelompok pengolah sampah lain dapat menerapkan sistem atau metode pengolahan sampah serupa di desanya masing-masing.

Dengan demikian, sampah organik berkurang. Dan, tentu saja dikonversi menjadi uang.

Selain mengolah sampah menjadi maggot, kata Bambang, pada 2023 Kabupaten Tuban juga dipilih pemerintah pusat sebagai pemilik instalasi pengolah sampah menjadi substitusi batu bara.

Instalasi tersebut dibangun dengan dana anggaran pendapatan belanja negara (APBN) di Tempat Pembungan Akhir (TPA) Sampah Gunung Panggung, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding.

Dia memerkirakan, tiap hari operasional instalasi sampah tersebut dapat mengolah 120 ton sampah menjadi berkuintal-kuintal substitusi batu bara.

Diproyeksikan substitusi batu bara hasil olahan instalasi tersebut dikirimkan ke Pembangkit  Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Awar-Awar Jenu.

Untuk mendukung operasional instalasi tersebut, tahun ini dibangun lima tempat pembuangan sampah (TPS) baru.

‘’Dari TPS baru itu, sampah kemudian dikirim dan diolah di TPA Gunung Panggung,’’ tegas pejabat yang gemar gowes itu.

Di bidang perhubungan, Bambang menyampaikan, pihaknya saat ini tengah gencar-gencarnya menggarap program prioritas Mas Bupati, panggilan akrab Aditya Halindra Faridzky, terkait pemasangan penerangan jalan umum (PJU).

Total PJU baru yang akan dipasang tahun ini berjumlah 721 unit dan tersebar pada 20 kecamatan.

‘’Mas Bupati tidak ingin lagi ada desa di Kabupaten Tuban yang jalannya gelap ketika malam hari. Terutama jalan desa yang biasa diakses untuk aktivitas perekonomian,’’ tegasnya.

Program lain di bidang perhubungan yang juga menjadi atensi Mas Bupati adalah Angkutan Pelajar Gratis. Program tersebut, kata Bambang, patut diapresiasi karena mampu mengakhiri eksistensi angkutan pelajar bodong yang beroperasi puluhan tahun dan membahayakan keselamatan para pelajar.

Program yang melibatkan 41 armada angkutan kota dan mobil penumpang umum lokal tersebut melayani pelajar umum dan disabilitas. Beroperasi pada 14 trayek. Prioritasnya Kecamatan Tuban, Palang, Jenu, dan Bancar. (sab/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img