spot_img
spot_img

Lampion Menyambut Imlek di Tahun Kelinci

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Perayaan tahun baru Imlek 2574 tahun ini terasa istimewa. Itu karena selama dua tahun perayaan tahun baru China tersebut digelar tertutup seiring mewabahnya pandemi Covid-19.

Kemeriahan peringatan Imlek di Tempat Ibadah Tri Darma (TITD) Kwan Sing Bio Tuban sejak sepekan terakhir mulai terasa. Lampion beragam ukuran tergantung merata di seluruh bangunan kelenteng di Jalan RE Martadina tersebut. Pernak-pernik lain yang dipasang adalah hiasan dan patung kelinci yang melambangkan shio tahun ini.

Tan Chuan Hong alias Hanjono Tanzaj, pemuka agama TITD Kwan Sing Bio Tuban mengatakan, tidak ada perayaan besar-besaran untuk  menyambut peringatan Imlek.

Dia menerangkan, ritual yang dilakukan umat tri darma di Tuban dimulai dengan sembahyang di rumah masing-masing pada Sabtu (21/1) sore. Setelah itu, malamnya mereka mengikuti sembahyang gwan tan atau pergantian tahun di Kelenteng Tjoe Ling Kiong sekitar pukul 21.00 dan Kwan Sing Bio satu jam berikutnya.

”Baru esok harinya, Minggu (22/1), mereka menghelat sincia,” ujar Hanjono.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pergantian tahun baru Imlek sangat bermakna bagi warga Tionghoa. Mereka yang tinggal di luar kota  menyempatkan pulang kampung untuk berkunjung ke rumah-rumah kerabatnya. Saat kunjungan itulah mereka saling menyampaikan ucapan khas; kiong hie (selalu mendapat rezeki).

Hanjono juga memaknai shio kelinci air tahun ini sebagai tahun kedamaian. Dia berharap sifat shio tersebut berpengaruh terhadap  tahun politik yang membawa kesejukan. Kalaupun ada masalah juga lebih ringan.(ds)

Radartuban.jawapos.com – Perayaan tahun baru Imlek 2574 tahun ini terasa istimewa. Itu karena selama dua tahun perayaan tahun baru China tersebut digelar tertutup seiring mewabahnya pandemi Covid-19.

Kemeriahan peringatan Imlek di Tempat Ibadah Tri Darma (TITD) Kwan Sing Bio Tuban sejak sepekan terakhir mulai terasa. Lampion beragam ukuran tergantung merata di seluruh bangunan kelenteng di Jalan RE Martadina tersebut. Pernak-pernik lain yang dipasang adalah hiasan dan patung kelinci yang melambangkan shio tahun ini.

Tan Chuan Hong alias Hanjono Tanzaj, pemuka agama TITD Kwan Sing Bio Tuban mengatakan, tidak ada perayaan besar-besaran untuk  menyambut peringatan Imlek.

Dia menerangkan, ritual yang dilakukan umat tri darma di Tuban dimulai dengan sembahyang di rumah masing-masing pada Sabtu (21/1) sore. Setelah itu, malamnya mereka mengikuti sembahyang gwan tan atau pergantian tahun di Kelenteng Tjoe Ling Kiong sekitar pukul 21.00 dan Kwan Sing Bio satu jam berikutnya.

”Baru esok harinya, Minggu (22/1), mereka menghelat sincia,” ujar Hanjono.

- Advertisement -

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pergantian tahun baru Imlek sangat bermakna bagi warga Tionghoa. Mereka yang tinggal di luar kota  menyempatkan pulang kampung untuk berkunjung ke rumah-rumah kerabatnya. Saat kunjungan itulah mereka saling menyampaikan ucapan khas; kiong hie (selalu mendapat rezeki).

Hanjono juga memaknai shio kelinci air tahun ini sebagai tahun kedamaian. Dia berharap sifat shio tersebut berpengaruh terhadap  tahun politik yang membawa kesejukan. Kalaupun ada masalah juga lebih ringan.(ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img