spot_img
spot_img

Kemelut Bertambah, Kini JOB PPEJ Didesak Memprioritaskan Tenaga Kerja Lokal

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Problem tenaga kerja (naker) lokal tak kalah panas dalam kemelut rencana beroperasinya stasiun pengelolaan gas dari sumur milik Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) di Desa Sambonggede, Kecamatan Merakurak.

Desakan agar memprioritaskan naker lokal pun mengemuka. ‘’Kalau lokal bisa mengapa harus cari dari luar,’’ ujar Kepala Desa Sambonggede Jemy Tristantono kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (14/6).

Problem ini menambah panjang kemelut rencana beroperasinya stasiun pengelolaan gas tersebut. Sebelumnya, Desa Sambonggede dan tetangga desanya, Sumber bersitegang terkait pembagian kompensasi dengan persentase proporsional.

Jemy Tristantono berharap kebutuhan naker dari PT Sumber Aneka Gas (SAG) segera disampaikan kepada dua desa tersebut. Harapannya, bisa dibagi dan dicarikan naker sesuai kebutuhan.

Pria yang juga ketua Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) Tuban ini juga mengemukakan, idealnya PT SAG melihat apakah pekerja lokal memenuhi tenaga skill maupun non-skill.

‘’Kalau skill warga kami mampu harus diprioritaskan untuk direkrut. Jangan ambil dari luar,’’ tegasnya.

Untuk tenaga non-skill seperti satpam atau bagian lain, lanjut Jemy, cukup dipenuhi tenaga kerja lokal. Menurut dia, prioritas naker lokal tersebut merupakan sinergitas antara perusahaan dan desa.

Dikonfirmasi terpisah, Business Manager PT Sumber Aneka Gas (SAG) Andik C Nugroho mengatakan, stasiun pengelolaan gas yang bakal dibangun pada lahan seluas tujuh hektare tersebut hanya membutuhkan paling tidak 100 naker. ‘’Tentu ada bagian-bagian yang teknis/ahli dan non- skill,’’ ujarnya.

Disinggung berapa alokasi naker untuk Sambonggede dan Sumber, dia belum bisa mengestimasi. Andik memastikan bila ada naker lokal yang bagus tentu direkrut.

Di bagian lain, Andik menyampaikan, pembangunan stasiun pengolahan gas di Desa Sambonggede bakal dibangun seperti stasiun pengolahan gas di Kecamatan Soko yang dioperatori PT Gasuma Federal Indonesia. Kebetulan SAG dan Gasuma merupakan anak perusahaan PT Super Energy Tbk.

Sekarang ini, lanjut dia, perusahaan masih menguruk landasan berdirinya stasiun pengolahan gas tersebut. Ditargetkan pengurukan selesai tiga bulan lagi. Untuk pengerjaan fisik, dia belum bisa memastikan karena belum mendapat informasi lebih lanjutnya. (fud/ds)

Radartuban.jawapos.com – Problem tenaga kerja (naker) lokal tak kalah panas dalam kemelut rencana beroperasinya stasiun pengelolaan gas dari sumur milik Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) di Desa Sambonggede, Kecamatan Merakurak.

Desakan agar memprioritaskan naker lokal pun mengemuka. ‘’Kalau lokal bisa mengapa harus cari dari luar,’’ ujar Kepala Desa Sambonggede Jemy Tristantono kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (14/6).

Problem ini menambah panjang kemelut rencana beroperasinya stasiun pengelolaan gas tersebut. Sebelumnya, Desa Sambonggede dan tetangga desanya, Sumber bersitegang terkait pembagian kompensasi dengan persentase proporsional.

Jemy Tristantono berharap kebutuhan naker dari PT Sumber Aneka Gas (SAG) segera disampaikan kepada dua desa tersebut. Harapannya, bisa dibagi dan dicarikan naker sesuai kebutuhan.

Pria yang juga ketua Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) Tuban ini juga mengemukakan, idealnya PT SAG melihat apakah pekerja lokal memenuhi tenaga skill maupun non-skill.

- Advertisement -

‘’Kalau skill warga kami mampu harus diprioritaskan untuk direkrut. Jangan ambil dari luar,’’ tegasnya.

Untuk tenaga non-skill seperti satpam atau bagian lain, lanjut Jemy, cukup dipenuhi tenaga kerja lokal. Menurut dia, prioritas naker lokal tersebut merupakan sinergitas antara perusahaan dan desa.

Dikonfirmasi terpisah, Business Manager PT Sumber Aneka Gas (SAG) Andik C Nugroho mengatakan, stasiun pengelolaan gas yang bakal dibangun pada lahan seluas tujuh hektare tersebut hanya membutuhkan paling tidak 100 naker. ‘’Tentu ada bagian-bagian yang teknis/ahli dan non- skill,’’ ujarnya.

Disinggung berapa alokasi naker untuk Sambonggede dan Sumber, dia belum bisa mengestimasi. Andik memastikan bila ada naker lokal yang bagus tentu direkrut.

Di bagian lain, Andik menyampaikan, pembangunan stasiun pengolahan gas di Desa Sambonggede bakal dibangun seperti stasiun pengolahan gas di Kecamatan Soko yang dioperatori PT Gasuma Federal Indonesia. Kebetulan SAG dan Gasuma merupakan anak perusahaan PT Super Energy Tbk.

Sekarang ini, lanjut dia, perusahaan masih menguruk landasan berdirinya stasiun pengolahan gas tersebut. Ditargetkan pengurukan selesai tiga bulan lagi. Untuk pengerjaan fisik, dia belum bisa memastikan karena belum mendapat informasi lebih lanjutnya. (fud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img