spot_img
spot_img

Rekayasa Lalin JLS Disorot Tak Ideal, Sopir Truk Mengeluh

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Rekayasa lalu lintas (reklalin) di Kota Tuban menyusul uji coba beroperasinya jalan lingkar selatan (JLS) pada Rabu (15/2) hari ini hingga Jumat (17/2) mendatang dikeluhkan sebagian besar sopir truk. Khususnya mereka yang rutin melintas di kawasan perkotaan Bumi Ronggolawe. Itu sebagaimana respons mereka di grup WhatsApp.

Meski tak menolak, mereka membayangkan ribetnya rute baru tersebut. Terutama sopir truk dari Paciran, Lamongan yang hendak ke Rembang, Jateng dan dari arah sebaliknya. Fahrozi, salah satu sopir truk rute tersebut terang-terangan mengungkapkan reklalin JLS tidak ideal. Itu karena jangkauan putarnya terlalu jauh.

Jika lewat perkotaan sebagaimana biasanya, jarak tempuhnya hanya sembilan kilometer. Sedangkan jika via JLS, jarak tempuhnya sekitar 21 kilometer.

‘’Jauhnya dua kali lipat,’’ ujarnya saat ditemui Jawa Pos Radar Tuban di sebuah warung kopi di Desa Kradenan, Kecamatan Palang kemarin (14/2).

Pengemudi truk berpelat BE (Lampung, Sumatra Selatan, Red) bermuatan tapioka itu juga mengeluhkan tambahan waktu plus bahan bakar yang lumayan banyak dengan rute yang memutar tersebut.

Radartuban.jawapos.com – Rekayasa lalu lintas (reklalin) di Kota Tuban menyusul uji coba beroperasinya jalan lingkar selatan (JLS) pada Rabu (15/2) hari ini hingga Jumat (17/2) mendatang dikeluhkan sebagian besar sopir truk. Khususnya mereka yang rutin melintas di kawasan perkotaan Bumi Ronggolawe. Itu sebagaimana respons mereka di grup WhatsApp.

Meski tak menolak, mereka membayangkan ribetnya rute baru tersebut. Terutama sopir truk dari Paciran, Lamongan yang hendak ke Rembang, Jateng dan dari arah sebaliknya. Fahrozi, salah satu sopir truk rute tersebut terang-terangan mengungkapkan reklalin JLS tidak ideal. Itu karena jangkauan putarnya terlalu jauh.

Jika lewat perkotaan sebagaimana biasanya, jarak tempuhnya hanya sembilan kilometer. Sedangkan jika via JLS, jarak tempuhnya sekitar 21 kilometer.

‘’Jauhnya dua kali lipat,’’ ujarnya saat ditemui Jawa Pos Radar Tuban di sebuah warung kopi di Desa Kradenan, Kecamatan Palang kemarin (14/2).

Pengemudi truk berpelat BE (Lampung, Sumatra Selatan, Red) bermuatan tapioka itu juga mengeluhkan tambahan waktu plus bahan bakar yang lumayan banyak dengan rute yang memutar tersebut.

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img