spot_img
spot_img

DPRD Tuban Beber Beberapa Catatan di Pelaksanaan Tes Perades yang Amburadul

spot_img

RADAR TUBAN – Amburadulnya teknis pelaksanaan seleksi perangkat desa (perades) serentak 2023 yang ditangani pihak ketiga—Universitas Airlangga (Unair) menjadi perseden buruk rekrutmen perades di Bumi Ronggolawe.

Bagaimana tidak, selain mesin scanner yang error, tim dari pihak Unair juga sempat salah dalam menginput nilai. Kacaunya pelaksanaan tes perades tersebut, membuat DPRD Tuban geram.

‘’Pihak ketiga (Unair, Red) tidak profesional dan tidak perlu direkomendasi untuk digandeng lagi,’’ tegas Ketua DPRD Tuban M. Miyadi kepada Jawa Pos Radar Tuban, Sabtu (12/8).

Ditegaskan Miyadi, pada pelaksanaan tes tulis yang digelar serentak Rabu (9/8) lalu, pihaknya membeber beberapa catatan yang menjadi dasar untuk melakukan evaluasi.

Menurutnya, selain mesin koreksi yang error, ada pula kesalahan-kesalahan sebelum tes dimulai.

Di antara catatan itu, pendistribusian naskah yang tanpa pengawalan; jeda kedatangan naskah soal dengan waktu pengerjaan cukup lama. Kemudian, amplop naskah soal tanpa dilengkapi keterangan jumlah lembar soal di dalamnya.

‘’Itu (kesalahan-kesalahan, Red) sangat mememungkinkan jika ada pihak yang mengambil soal dari tim Unair tidak akan tahu,’’ ujar Miyadi.

Selain itu, lanjut dia, ketika naskah dibagikan tidak ada denah pembagian naskah soal, sehingga banyak peserta yang soalnya sama dengan peserta sampingnya. Sehingga, potensi terjadinya saling contek sangat besar.

‘’Dari amplop naskah soal pun tidak ada segel untuk menyegel amplop LJK. Kemudian juga tidak ada berita acara pengembalian LJK dan naskah soal setelah pelaksanaan ujian,’’ ungkap nya lagi.

Pun saat praktek ujian komputer, lanjut politikus PKB itu, naskah soal praktik setiap peserta sama. Dan jawabanya pun hanya A, B dan C.

Begitu juga ketika proses koreksi. Yang semula dijanjikan cepat: 100 LJK per 30 menit, tapi kenyataanya malah tidak karuan. Bahkan molor hingga dini hari.

‘’Proses rekap yang dilaksanakan Unair juga sangat lama. Setelah proses scanner masih dibutuhkan waktu 5 jam lebih untuk melihat hasilnya,’’ bebernya.

Konklusinya, tegas Miyadi, dengan hasil yang amburadul ini, pihak Unair tak patut lagi untuk dilibatkan dalam proses rekrutmen perades.

Sementara itu, Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) Tuban Hari Winarko juga geram dengan pelaksanaan seleksi perades yang amburadul tersebut. Heri dengan tegas menilai, tim dari ACC Unair tidak profesional.

‘’Bagaimana bisa koreksi begitu lambat, bahkan sampai salah input seperti di Desa Jamprong sampai ada nilai yang dianulir oleh tim ACC sendiri,’’ katanya terheran-heran dengan ketidakprofesionalan Unair.

Meski demikian, Heri enggan disalahkan jika amburadulnya pelaksanaan tes perades ini karena Papdesi yang mengusulkan kepada Pemkab Tuban untuk menggunakan scanner dalam proses koreksi jawaban.

‘’Ini bukan kesalahan dari Papdesi yang mengusulkan. Harusnya, jika tidak mampu, ya menyampaikan sejak awal. Jangan mengatakan mampu dan serba bisa, tapi nyatanya tidak mampu,’’ tandasnya. (fud/tok)

RADAR TUBAN – Amburadulnya teknis pelaksanaan seleksi perangkat desa (perades) serentak 2023 yang ditangani pihak ketiga—Universitas Airlangga (Unair) menjadi perseden buruk rekrutmen perades di Bumi Ronggolawe.

Bagaimana tidak, selain mesin scanner yang error, tim dari pihak Unair juga sempat salah dalam menginput nilai. Kacaunya pelaksanaan tes perades tersebut, membuat DPRD Tuban geram.

‘’Pihak ketiga (Unair, Red) tidak profesional dan tidak perlu direkomendasi untuk digandeng lagi,’’ tegas Ketua DPRD Tuban M. Miyadi kepada Jawa Pos Radar Tuban, Sabtu (12/8).

Ditegaskan Miyadi, pada pelaksanaan tes tulis yang digelar serentak Rabu (9/8) lalu, pihaknya membeber beberapa catatan yang menjadi dasar untuk melakukan evaluasi.

Menurutnya, selain mesin koreksi yang error, ada pula kesalahan-kesalahan sebelum tes dimulai.

- Advertisement -

Di antara catatan itu, pendistribusian naskah yang tanpa pengawalan; jeda kedatangan naskah soal dengan waktu pengerjaan cukup lama. Kemudian, amplop naskah soal tanpa dilengkapi keterangan jumlah lembar soal di dalamnya.

‘’Itu (kesalahan-kesalahan, Red) sangat mememungkinkan jika ada pihak yang mengambil soal dari tim Unair tidak akan tahu,’’ ujar Miyadi.

Selain itu, lanjut dia, ketika naskah dibagikan tidak ada denah pembagian naskah soal, sehingga banyak peserta yang soalnya sama dengan peserta sampingnya. Sehingga, potensi terjadinya saling contek sangat besar.

‘’Dari amplop naskah soal pun tidak ada segel untuk menyegel amplop LJK. Kemudian juga tidak ada berita acara pengembalian LJK dan naskah soal setelah pelaksanaan ujian,’’ ungkap nya lagi.

Pun saat praktek ujian komputer, lanjut politikus PKB itu, naskah soal praktik setiap peserta sama. Dan jawabanya pun hanya A, B dan C.

Begitu juga ketika proses koreksi. Yang semula dijanjikan cepat: 100 LJK per 30 menit, tapi kenyataanya malah tidak karuan. Bahkan molor hingga dini hari.

‘’Proses rekap yang dilaksanakan Unair juga sangat lama. Setelah proses scanner masih dibutuhkan waktu 5 jam lebih untuk melihat hasilnya,’’ bebernya.

Konklusinya, tegas Miyadi, dengan hasil yang amburadul ini, pihak Unair tak patut lagi untuk dilibatkan dalam proses rekrutmen perades.

Sementara itu, Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) Tuban Hari Winarko juga geram dengan pelaksanaan seleksi perades yang amburadul tersebut. Heri dengan tegas menilai, tim dari ACC Unair tidak profesional.

‘’Bagaimana bisa koreksi begitu lambat, bahkan sampai salah input seperti di Desa Jamprong sampai ada nilai yang dianulir oleh tim ACC sendiri,’’ katanya terheran-heran dengan ketidakprofesionalan Unair.

Meski demikian, Heri enggan disalahkan jika amburadulnya pelaksanaan tes perades ini karena Papdesi yang mengusulkan kepada Pemkab Tuban untuk menggunakan scanner dalam proses koreksi jawaban.

‘’Ini bukan kesalahan dari Papdesi yang mengusulkan. Harusnya, jika tidak mampu, ya menyampaikan sejak awal. Jangan mengatakan mampu dan serba bisa, tapi nyatanya tidak mampu,’’ tandasnya. (fud/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img