spot_img
spot_img

Pegiat Studio Rekaman Dian Cahya, Profil & Dedikasinya Memajukan Musik Tuban

spot_img

Berawal dari hobi main musik, kini Rudi Malaysianto memiliki studio musik dan rekaman sendiri. Baginya, hobi yang menyenangkan adalah hobi yang bisa menghasilkan uang dan bisa membahagiakan orang.

ALFA TAHTA ALFIANA, Tuban, Radar Tuban

DUA komputer dan mixer audio digital berjajar di pojok ruangan seluas 9×3 meter. Di dalam kamar penuh peredam suara itu, juga tampak drum elektrik, keyboard, dan mikrofon tertata rapi. Alat-alat musik inilah yang menjadi saksi perjalanan karir Rudi Malaysianto sebagai pegiat studio rekaman di Tuban.

Di kalangan para pemusik, pria yang lebih dikenal luas sebagai Dian Cahya ini terbilang sukses
dalam meniti profesi. Sudah ratusan lagu yang dihasilkan dari studio rekamannya.

Kepada Jawa Pos Radar Tuban, Rudi—sapaan akrabnya— bercerita, apa yang dirasakan saat ini tidak lepas dari proses yang panjang. Ada kerja keras dan patang menyerah menyertai perjalanannya.

Bermula dari hobinya main musik dan mengutak-atik sound interface, Dian mulai mencoba merekam musik sejak tahun 90-an.

Semula hanya hobi dan sekadar untuk senang-senang bersama teman. Namun, lama-lama  menjadi profesi yang ditekuninya hingga saat ini.

‘’Dari hanya senang-senang, kemudian saya seriusi, ternyata bisa menjadi profesi,’’ kelakarnya penuh tawa, namun tetap terselip haru dari cerita perja lanan panjangnya.

Dari yang semula tidak memiliki alat musik sama sekali, kini bukan hanya alat lengkap yang dimiliki, tapi juga studio rekaman yang representatif. Nama studionya, Dian Cahya Record—serupa dengan nama panggilannya di kalangan pemusik Tuban.

‘’Kalau awal-awal dulu klien harus bawa alat musik sendiri, sekarang sudah kami sediakan semua,’’ tuturnya.

Semua itu dicukupi Rudi secara bertahap, setu persatu hingga terkumpul lengkap seperti sekarang.

Mantan penyiar radio yang kenyang pengalaman ini juga totalitas menyediakan fasilitas tambahan, termasuk panggung untuk para klien agar bisa berlatih secara bebas—menampilkan performa mereka.

‘’Bermula dari tahun 90-an, tapi untuk jasa studio rekaman secara digital sendiri sejak 2005,’’ ujarnya seiring dengan tuntutan perkembangan digital.

Bahkan, mungkin Rudi merupakan orang pertama di Tuban yang memiliki studio rekaman digital. Tidak heran sudah ratusan lagu yang mengudara dari studio rekamannya. Di era dunia maya seperti sekarang, studio rekaman digital memang memiliki prospek gemilang.

Media sosial menyediakan ruang bagi siapa saja untuk memamerkan karya. Bagi para penikmat musik, hal tersebut adalah potensi besar sehingga minat membuat komposisi lagu semakin berjebah.

Diakui bapak dua anak ini, ramainya permintaan merekam lagu sering kali membuatnya bekerja hingga larut malam. Namun, ada kalanya roda berputar. Pun dengan penghasilan. Tidak selamanya konsisten besar.

‘’Yang paling terasa adalah saat pendemi lalu, omset terjun hingga 75 persen,’’ katanya.

Bagi Rudi, studio rekaman yang dimilikinya tidak hanya soal bisnis belaka, tapi juga memberikan ruang—dukungan kepada para musisi dan pemusik di Tuban.

Bagi generasi muda Tuban yang memiliki talenta bermusik, tapi tidak punya modal untuk melakukan rekaman, Rudi siap membantu sepenuhnya.

‘’Saya akan sangat bangga jika bisa membantu menerbitkan talenta-talenta anak Tuban,’’ ujarnya.

Diungkapkan pria 58 ini, sesungguhnya banyak sekali anak-anak muda Tuban yang memiliki bakat bermusik dan bernyanyi.

Namun, sejauh ini belum ada yang beruntung dengan lansung booming dan viral. Pun bagi mereka yang sudah promosi besar-besaran hingga menghabiskan dana ratusan juta, juga belum ada yang berun tung.

Di tengah kepelikan itu, pria kelahiran Kediri ini bertekad membantu para pemusik Tuban dengan mengerahkan ide dan tenaga semaksimal mungkin.

‘’Hal yang selalu saya lakukan adalah terus memotivasi. Jangan pernah lelah berkarya,’’ tuturnya bahwa studio rekaman yang dimilikinya siap didedikasikan untuk kemajuan musik Tuban, ‘’terpenting tetap konsisten, jangan putus asa, tetap semangat menjemput keberuntungan,’’ tandasnya, sebab dunia musik tidak lepas dari faktor keberuntungan.

Yang biasa saja pun terkadang bisa cepat terkenal dan viral karena ada faktor luck. Apalagi, di era yang serba digital ini. Segalanya cepat viral dan terkenal. Penting konsisten. (*/tok)

Berawal dari hobi main musik, kini Rudi Malaysianto memiliki studio musik dan rekaman sendiri. Baginya, hobi yang menyenangkan adalah hobi yang bisa menghasilkan uang dan bisa membahagiakan orang.

ALFA TAHTA ALFIANA, Tuban, Radar Tuban

DUA komputer dan mixer audio digital berjajar di pojok ruangan seluas 9×3 meter. Di dalam kamar penuh peredam suara itu, juga tampak drum elektrik, keyboard, dan mikrofon tertata rapi. Alat-alat musik inilah yang menjadi saksi perjalanan karir Rudi Malaysianto sebagai pegiat studio rekaman di Tuban.

Di kalangan para pemusik, pria yang lebih dikenal luas sebagai Dian Cahya ini terbilang sukses
dalam meniti profesi. Sudah ratusan lagu yang dihasilkan dari studio rekamannya.

Kepada Jawa Pos Radar Tuban, Rudi—sapaan akrabnya— bercerita, apa yang dirasakan saat ini tidak lepas dari proses yang panjang. Ada kerja keras dan patang menyerah menyertai perjalanannya.

- Advertisement -

Bermula dari hobinya main musik dan mengutak-atik sound interface, Dian mulai mencoba merekam musik sejak tahun 90-an.

Semula hanya hobi dan sekadar untuk senang-senang bersama teman. Namun, lama-lama  menjadi profesi yang ditekuninya hingga saat ini.

‘’Dari hanya senang-senang, kemudian saya seriusi, ternyata bisa menjadi profesi,’’ kelakarnya penuh tawa, namun tetap terselip haru dari cerita perja lanan panjangnya.

Dari yang semula tidak memiliki alat musik sama sekali, kini bukan hanya alat lengkap yang dimiliki, tapi juga studio rekaman yang representatif. Nama studionya, Dian Cahya Record—serupa dengan nama panggilannya di kalangan pemusik Tuban.

‘’Kalau awal-awal dulu klien harus bawa alat musik sendiri, sekarang sudah kami sediakan semua,’’ tuturnya.

Semua itu dicukupi Rudi secara bertahap, setu persatu hingga terkumpul lengkap seperti sekarang.

Mantan penyiar radio yang kenyang pengalaman ini juga totalitas menyediakan fasilitas tambahan, termasuk panggung untuk para klien agar bisa berlatih secara bebas—menampilkan performa mereka.

‘’Bermula dari tahun 90-an, tapi untuk jasa studio rekaman secara digital sendiri sejak 2005,’’ ujarnya seiring dengan tuntutan perkembangan digital.

Bahkan, mungkin Rudi merupakan orang pertama di Tuban yang memiliki studio rekaman digital. Tidak heran sudah ratusan lagu yang mengudara dari studio rekamannya. Di era dunia maya seperti sekarang, studio rekaman digital memang memiliki prospek gemilang.

Media sosial menyediakan ruang bagi siapa saja untuk memamerkan karya. Bagi para penikmat musik, hal tersebut adalah potensi besar sehingga minat membuat komposisi lagu semakin berjebah.

Diakui bapak dua anak ini, ramainya permintaan merekam lagu sering kali membuatnya bekerja hingga larut malam. Namun, ada kalanya roda berputar. Pun dengan penghasilan. Tidak selamanya konsisten besar.

‘’Yang paling terasa adalah saat pendemi lalu, omset terjun hingga 75 persen,’’ katanya.

Bagi Rudi, studio rekaman yang dimilikinya tidak hanya soal bisnis belaka, tapi juga memberikan ruang—dukungan kepada para musisi dan pemusik di Tuban.

Bagi generasi muda Tuban yang memiliki talenta bermusik, tapi tidak punya modal untuk melakukan rekaman, Rudi siap membantu sepenuhnya.

‘’Saya akan sangat bangga jika bisa membantu menerbitkan talenta-talenta anak Tuban,’’ ujarnya.

Diungkapkan pria 58 ini, sesungguhnya banyak sekali anak-anak muda Tuban yang memiliki bakat bermusik dan bernyanyi.

Namun, sejauh ini belum ada yang beruntung dengan lansung booming dan viral. Pun bagi mereka yang sudah promosi besar-besaran hingga menghabiskan dana ratusan juta, juga belum ada yang berun tung.

Di tengah kepelikan itu, pria kelahiran Kediri ini bertekad membantu para pemusik Tuban dengan mengerahkan ide dan tenaga semaksimal mungkin.

‘’Hal yang selalu saya lakukan adalah terus memotivasi. Jangan pernah lelah berkarya,’’ tuturnya bahwa studio rekaman yang dimilikinya siap didedikasikan untuk kemajuan musik Tuban, ‘’terpenting tetap konsisten, jangan putus asa, tetap semangat menjemput keberuntungan,’’ tandasnya, sebab dunia musik tidak lepas dari faktor keberuntungan.

Yang biasa saja pun terkadang bisa cepat terkenal dan viral karena ada faktor luck. Apalagi, di era yang serba digital ini. Segalanya cepat viral dan terkenal. Penting konsisten. (*/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img