spot_img
spot_img

Kasus PMK di Tuban Tembus 1.763, Dari 19 Kecamatan Hanya Satu yang Tersisa

spot_img

TUBAN, Radar Tuban Persebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Tuban kian tak terkendali. Perkembangan terakhir, virus yang menyerang hewan ternak, khususnya sapi dan kambing ini sudah menyebar di 19 kecamatan di hampir 200 desa dari 20 kecamatan dan 311 desa/kelurahan se-Kabupaten Tuban.

Berdasar data sebaran PMK di Tuban, sejak ditemukan kasus pertama pada pertengahan Mei lalu, hingga saat ini jumlah kasus PMK di Kota Legen mencapai 1.763. Angka tersebut baru yang terdeteksi. Ibarat gunung es, baru puncaknya. Sebab, banyak kasus yang tidak dilaporkan dan tidak terdeteksi karena keterbatasan petugas. Sehingga tidak semua hewan ternak yang mengalami gejala bisa dicek kesehatannya. Artinya, sangat mungkin jumlah kasus di lapangan lebih banyak daripada yang tampak berdasar data.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Tuban Pipin Diah Larasati mengungkapkan, rerata hewan ternak yang terpapar PMK dalam keadaan sakit. Sehari kemarin (6/6) misalnya. Tambahan kasus sebanyak 254 ekor sapi, dan hampir semua dalam keadaan sakit.

‘’Tapi Alhamdulillah rata-rata hanya gejala ringan,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban.

Disampaikan Pipin, untuk kasus di Tuban, didominasi peternak kecil atau masyarakat yang memiliki hewan ternak. Diungkapkan dia, kasus yang muncul rata-rata tertular dari tetangganya. Sebaliknya, untuk kasus yang dialami peternak besar jumlahnya terus berkurang. Itu karena mereka sudah memiliki proteksi sangat ketat. Berbeda dengan peternak biasa yang masih awam terkait virus PMK ini.

‘’Ini (keawaman masyarakat, Red) yang membuat virus PMK cepat menular, dari tetangga ke tetangga yang lain,’’ katanya terus memberikan edukasi kepada masyarakat.

Lebih lanjut dia menyampaikan, tingginya jumlah kasus di Tuban ini karena populasi sapi di Tuban yang sangat banyak. Sehingga, angkanya pun mengikuti. Meski demikian, angka kesembuhannya juga tinggi. Hampir semua sembuh. Perihal tercatat enam sapi yang mati, Pipin menjelaskan, rerata adalah anakan atau pedet.

‘’Kasusnya didominasi indukan yang terkena PMK saat melahirkan. Nah, pada saat itu pedetnya ikut mati. Kalau untuk sapi jantan dan betina yang tidak melahirkan, sembuh semua,’’ terang dia.

Lebih lanjut Pipin menyampaikan, rentang kesembuhan hewan ternak yang terjangkit virus PMK ini sekitar tiga minggu.

‘’Tapi ada juga yang dua minggu sudah sembuh,’’ tandasnya. (tok)

TUBAN, Radar Tuban Persebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Tuban kian tak terkendali. Perkembangan terakhir, virus yang menyerang hewan ternak, khususnya sapi dan kambing ini sudah menyebar di 19 kecamatan di hampir 200 desa dari 20 kecamatan dan 311 desa/kelurahan se-Kabupaten Tuban.

Berdasar data sebaran PMK di Tuban, sejak ditemukan kasus pertama pada pertengahan Mei lalu, hingga saat ini jumlah kasus PMK di Kota Legen mencapai 1.763. Angka tersebut baru yang terdeteksi. Ibarat gunung es, baru puncaknya. Sebab, banyak kasus yang tidak dilaporkan dan tidak terdeteksi karena keterbatasan petugas. Sehingga tidak semua hewan ternak yang mengalami gejala bisa dicek kesehatannya. Artinya, sangat mungkin jumlah kasus di lapangan lebih banyak daripada yang tampak berdasar data.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Tuban Pipin Diah Larasati mengungkapkan, rerata hewan ternak yang terpapar PMK dalam keadaan sakit. Sehari kemarin (6/6) misalnya. Tambahan kasus sebanyak 254 ekor sapi, dan hampir semua dalam keadaan sakit.

‘’Tapi Alhamdulillah rata-rata hanya gejala ringan,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban.

Disampaikan Pipin, untuk kasus di Tuban, didominasi peternak kecil atau masyarakat yang memiliki hewan ternak. Diungkapkan dia, kasus yang muncul rata-rata tertular dari tetangganya. Sebaliknya, untuk kasus yang dialami peternak besar jumlahnya terus berkurang. Itu karena mereka sudah memiliki proteksi sangat ketat. Berbeda dengan peternak biasa yang masih awam terkait virus PMK ini.

- Advertisement -

‘’Ini (keawaman masyarakat, Red) yang membuat virus PMK cepat menular, dari tetangga ke tetangga yang lain,’’ katanya terus memberikan edukasi kepada masyarakat.

Lebih lanjut dia menyampaikan, tingginya jumlah kasus di Tuban ini karena populasi sapi di Tuban yang sangat banyak. Sehingga, angkanya pun mengikuti. Meski demikian, angka kesembuhannya juga tinggi. Hampir semua sembuh. Perihal tercatat enam sapi yang mati, Pipin menjelaskan, rerata adalah anakan atau pedet.

‘’Kasusnya didominasi indukan yang terkena PMK saat melahirkan. Nah, pada saat itu pedetnya ikut mati. Kalau untuk sapi jantan dan betina yang tidak melahirkan, sembuh semua,’’ terang dia.

Lebih lanjut Pipin menyampaikan, rentang kesembuhan hewan ternak yang terjangkit virus PMK ini sekitar tiga minggu.

‘’Tapi ada juga yang dua minggu sudah sembuh,’’ tandasnya. (tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img