spot_img
spot_img

Cut Rhisma Salsabila Shofiya, Muslimah Pemain Biliar

Dobrak Stigma Maskulin

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Permainan olahraga billiard oleh sebagian pandangan masyarakat kerap diidentikkan dengan kaum laki-laki. Bela-sapaan akrab Cut Rhisma Salsabila Shofiya, menerjang serta mendobrak stigma yang dinilai terlalu maskulin atau patriarkis tersebut melalui hobinya yang nyentrik.

JARANG sekali ditemui pemain olahraga biliar perempuan, apalagi muslimah. Kebanyakan dari mereka yang bermain bola meja hijau itu adalah laki-laki. Sebab itulah, Bela selalu mendapat respon dan sorotan tajam dari publik kala bermain biliar. ‘’Pastinya banyak hal yang terjadi, selain karena pernah mendapat larangan dari orang tua, ada juga yang mengkritik,’’ tuturnya mengakui tantangan menggemari hobi yang belum sepenuhnya umum bagi muslimah tersebut.

Gadis asal Kelurahan Latsari, Kecamatan Tuban itu mengungkapkan, anggapan negatif dan kritik tersebut datang dari berbagai pihak. Tidak hanya dari orang terdekat saja, tapi juga dari berbagai pihak luar yang tidak dikenalnya. Namun, hal itu tidak lantas membuatnya berhenti untuk bermain biliar, tapi justru sebaliknya, kritik tersebut dijadikan sebagai motivasi olehnya.

Menurut gadis berdarah Aceh ini, permainan biliar bukan hanya monopoli kaum pria saja. ‘’Kalau kritik tidak begitu saya ambil pusing, karena memang permainan billiar kan bisa dimainkan perempuan juga,’’ terang anak sulung itu.

Alumnus Universitas Muhammadiyah Malang itu menuturkan, selain identik dengan laki-laki, biliar biasanya juga dilekatkan dengan berbagai hal yang negatif. Seperti halnya perempuan yang seksi dengan pakaian terbuka, bahkan judi. Hal-hal tersebut menurutnya tidak sesuai dengan apa yang dihadapi. Stigma buruk tersebut setidaknya ingin dirubah oleh muslimah yang juga nyambi sebagai influencer tersebut. ‘’Biliar itu sebatas permainan olahraga saja, tidak ada kaitannya harus berpakaian seksi dan berjudi,’’ tegasnya.

Hobi Bela dalam berolahraga sudah ada sejak duduk di bangku SD. Beberapa cabang olahraga pun diterjuni, bahkan hingga meraih prestasi, seperti halnya voli dan futsal. Sedangkan untuk permainan olahraga biliar baru digemari sejak duduk di bangku perkuliahan, tepatnya saat mendekati kelulusan. ‘’Dulu karena diajak teman, terus kok lama-lama ketagihan, soalnya biliar sendiri itu permainannya lebih ke otak, mulai dari kalkulasi bahkan juga teknik, berbeda dengan olahraga lain,’’ terangnya.

Perempuan kelahiran 1999 itu menuturkan, permainan olahraga biliar untuknya saat ini memang hanya sebagai hobi biasa. Dulunya memang punya harapan untuk bisa menjadi atlet, namun hal itu belum sesuai dengan kondisi sekarang. ‘’Melihat fasilitas latihan biliar di Bumi Ronggolawe kurang memadai, jadinya (menyeriusi menjadi atlet, Red) pikir-pikir dulu,’’ tandasnya. (zid/tok)

Radartuban.jawapos.com – Permainan olahraga billiard oleh sebagian pandangan masyarakat kerap diidentikkan dengan kaum laki-laki. Bela-sapaan akrab Cut Rhisma Salsabila Shofiya, menerjang serta mendobrak stigma yang dinilai terlalu maskulin atau patriarkis tersebut melalui hobinya yang nyentrik.

JARANG sekali ditemui pemain olahraga biliar perempuan, apalagi muslimah. Kebanyakan dari mereka yang bermain bola meja hijau itu adalah laki-laki. Sebab itulah, Bela selalu mendapat respon dan sorotan tajam dari publik kala bermain biliar. ‘’Pastinya banyak hal yang terjadi, selain karena pernah mendapat larangan dari orang tua, ada juga yang mengkritik,’’ tuturnya mengakui tantangan menggemari hobi yang belum sepenuhnya umum bagi muslimah tersebut.

Gadis asal Kelurahan Latsari, Kecamatan Tuban itu mengungkapkan, anggapan negatif dan kritik tersebut datang dari berbagai pihak. Tidak hanya dari orang terdekat saja, tapi juga dari berbagai pihak luar yang tidak dikenalnya. Namun, hal itu tidak lantas membuatnya berhenti untuk bermain biliar, tapi justru sebaliknya, kritik tersebut dijadikan sebagai motivasi olehnya.

Menurut gadis berdarah Aceh ini, permainan biliar bukan hanya monopoli kaum pria saja. ‘’Kalau kritik tidak begitu saya ambil pusing, karena memang permainan billiar kan bisa dimainkan perempuan juga,’’ terang anak sulung itu.

Alumnus Universitas Muhammadiyah Malang itu menuturkan, selain identik dengan laki-laki, biliar biasanya juga dilekatkan dengan berbagai hal yang negatif. Seperti halnya perempuan yang seksi dengan pakaian terbuka, bahkan judi. Hal-hal tersebut menurutnya tidak sesuai dengan apa yang dihadapi. Stigma buruk tersebut setidaknya ingin dirubah oleh muslimah yang juga nyambi sebagai influencer tersebut. ‘’Biliar itu sebatas permainan olahraga saja, tidak ada kaitannya harus berpakaian seksi dan berjudi,’’ tegasnya.

- Advertisement -

Hobi Bela dalam berolahraga sudah ada sejak duduk di bangku SD. Beberapa cabang olahraga pun diterjuni, bahkan hingga meraih prestasi, seperti halnya voli dan futsal. Sedangkan untuk permainan olahraga biliar baru digemari sejak duduk di bangku perkuliahan, tepatnya saat mendekati kelulusan. ‘’Dulu karena diajak teman, terus kok lama-lama ketagihan, soalnya biliar sendiri itu permainannya lebih ke otak, mulai dari kalkulasi bahkan juga teknik, berbeda dengan olahraga lain,’’ terangnya.

Perempuan kelahiran 1999 itu menuturkan, permainan olahraga biliar untuknya saat ini memang hanya sebagai hobi biasa. Dulunya memang punya harapan untuk bisa menjadi atlet, namun hal itu belum sesuai dengan kondisi sekarang. ‘’Melihat fasilitas latihan biliar di Bumi Ronggolawe kurang memadai, jadinya (menyeriusi menjadi atlet, Red) pikir-pikir dulu,’’ tandasnya. (zid/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img