spot_img
spot_img

Kartini Sang Penerang

spot_img

Oleh: Hj. Ratna Juwita Sari, SE, MM, Anggota DPR RI FPKB Dapil Jatim IX Tuban-Bojonegoro

Membahas emansipasi, kesetaraan gender dan kekuatan dari perempuan di Indonesia sampai detik ini masih terpaku pada sosok ibu R.A. Kartini.

Bukan… bukan menafikkan peran dari para pahlawan perempuan yang lain, yang ikut berlaga di peperangan untuk kemerdekaan Indonesia, yang ikut membantu memberikan pendidikan, baik formal maupun nonformal yang telah berjibaku untuk membimbing generasi muda calon pemimpin bangsa. Mereka semua berjasa…

Namun, lebih kepada apresiasi terhadap doktrinasi sejarah, yang meriwayatkan kiprah seorang perempuan keraton dengan segala kekhususan tata kramanya, namun mampu mendobrak sekat untuk memeluk dunia di luar jangkauan beliau, baik dunia rakyat jelata (saat beliau memberikan sekolah gratis untuk anak-anak) maupun dunia internasional (saat surat beliau untuk Estelle “Stella” Zeehandelaar yg berhasil di publish di media Belanda kala itu).

Lagi… lagi, saya membayangkan betapa kuatnya prinsip-prinsip yang dipegang teguh oleh Ibu Kartini. Sebab, meskipun beliau sering bertukar pikiran dengan Madam Stella, maupun beberapa tokoh lain tidak lantas membuat kepribadian Ibu Kartini sebagai seorang perempuan pribumi menjadi berubah. Pemikiran tentang kemandirian, kebebasan mencapai mimpi, menjadi perempuan yang bisa berkarya dan menjadi dirinya sendiri, sehingga bisa membawa kemajuan masyarakat tetaplah fokus utama beliau. Modern yang dimaksud Ibu Kartini adalah sebuah “pintu” untuk perempuan-perempuan di masanya agar bisa menghirup napas kesetaraan, hak untuk mendidik dan memperoleh pendidikan yang layak dan saat itu memang hanya diperuntukkan bagi kaum laki-laki saja yang memiliki keistimewaan strata.

Sungguh, bukan perkara yang mudah budaya patriarki yang menjadi dinding tebal bagi perempuan kala itu, hingga harus mau menerima nasib sebagai “konco wingking”.

Ibu Kartini berhasil memberikan perlawanan yang tangguh kepada keluarganya dan masyarakat, sehingga membuka mata semuanya bahwa perempuan bisa melakukan apa saja tanpa meninggalkan kodrat harwiyah-nya.

Setiap menjumpai perempuan hebat yang membuat saya terkagum-kagum selalu terkirim Al Fatihah untuk beliau. Saya meyakini bahwasanya saya, anda, kami, dan kita semua ini adalah anak-anak Kartini. Yang lahir, besar, dan dididik dalam keindahan pemikiran beliau. Perempuan Indonesia yang terus berproses, terus ditempa, terus beradaptasi dalam perkembangan zaman.

Bila dulu Ibu Kartini terus melawan ketidakadilan terhadap hak perempuan dalam memperoleh pendidikan, diteruskan dengan perjuangan Ibu Nyai Nafiqoh Hasyim Asy’ari untuk turut andil dalam membesarkan pesantren, dilanjutkan dengan perjuangan Ibu Inggit Ganarsih untuk melawan ketidakadilan yang diterimanya sebagai seorang istri, dilestarikan dengan perjuangan Marsinah yang harus gugur dan menjadi simbol perlawanan buruh perempuan di negara ini. Kita pun harus mengambil peran untuk memperjuangkan apa yang ingin kita raih, melawan ketidakadilan yang kita rasa.

Perempuan-perempuan hebat tersebut telah melakukan tugasnya, juga ada jutaan perempuan lain yang telah memenangkan pertempuran mereka. Namun, masih ada banyak perempuan yang kalah. Perempuan yang akhirnya menyerah pada nasib, perempuan yang tunduk pada keterbatasan mereka. Perempuan-perempuan inilah yang harus kita selamatkan yang harus kita kuatkan yang harus kita bawa menuju jalan kesetaraan.

Meskipun 12 April kemarin Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual telah disahkan, namun kita harus sadar bahwa masih banyak regulasi lain yang harus kita perbaiki dan sesuaikan, karena belum berpihak pada kesejahteraan perempuan. Paling tidak itu yang bisa kita persembahkan untuk “Sang Penerang” Ibu R.A. Kartini… Perempuan muda yang sangat istimewa, yang telah berhasil mengubah arah cerita seluruh perempuan Indonesia…

Selamat Hari Kartini 2022. Selamat berbicara lewat karya perempuan Indonesia… (*)

Oleh: Hj. Ratna Juwita Sari, SE, MM, Anggota DPR RI FPKB Dapil Jatim IX Tuban-Bojonegoro

Membahas emansipasi, kesetaraan gender dan kekuatan dari perempuan di Indonesia sampai detik ini masih terpaku pada sosok ibu R.A. Kartini.

Bukan… bukan menafikkan peran dari para pahlawan perempuan yang lain, yang ikut berlaga di peperangan untuk kemerdekaan Indonesia, yang ikut membantu memberikan pendidikan, baik formal maupun nonformal yang telah berjibaku untuk membimbing generasi muda calon pemimpin bangsa. Mereka semua berjasa…

Namun, lebih kepada apresiasi terhadap doktrinasi sejarah, yang meriwayatkan kiprah seorang perempuan keraton dengan segala kekhususan tata kramanya, namun mampu mendobrak sekat untuk memeluk dunia di luar jangkauan beliau, baik dunia rakyat jelata (saat beliau memberikan sekolah gratis untuk anak-anak) maupun dunia internasional (saat surat beliau untuk Estelle “Stella” Zeehandelaar yg berhasil di publish di media Belanda kala itu).

Lagi… lagi, saya membayangkan betapa kuatnya prinsip-prinsip yang dipegang teguh oleh Ibu Kartini. Sebab, meskipun beliau sering bertukar pikiran dengan Madam Stella, maupun beberapa tokoh lain tidak lantas membuat kepribadian Ibu Kartini sebagai seorang perempuan pribumi menjadi berubah. Pemikiran tentang kemandirian, kebebasan mencapai mimpi, menjadi perempuan yang bisa berkarya dan menjadi dirinya sendiri, sehingga bisa membawa kemajuan masyarakat tetaplah fokus utama beliau. Modern yang dimaksud Ibu Kartini adalah sebuah “pintu” untuk perempuan-perempuan di masanya agar bisa menghirup napas kesetaraan, hak untuk mendidik dan memperoleh pendidikan yang layak dan saat itu memang hanya diperuntukkan bagi kaum laki-laki saja yang memiliki keistimewaan strata.

- Advertisement -

Sungguh, bukan perkara yang mudah budaya patriarki yang menjadi dinding tebal bagi perempuan kala itu, hingga harus mau menerima nasib sebagai “konco wingking”.

Ibu Kartini berhasil memberikan perlawanan yang tangguh kepada keluarganya dan masyarakat, sehingga membuka mata semuanya bahwa perempuan bisa melakukan apa saja tanpa meninggalkan kodrat harwiyah-nya.

Setiap menjumpai perempuan hebat yang membuat saya terkagum-kagum selalu terkirim Al Fatihah untuk beliau. Saya meyakini bahwasanya saya, anda, kami, dan kita semua ini adalah anak-anak Kartini. Yang lahir, besar, dan dididik dalam keindahan pemikiran beliau. Perempuan Indonesia yang terus berproses, terus ditempa, terus beradaptasi dalam perkembangan zaman.

Bila dulu Ibu Kartini terus melawan ketidakadilan terhadap hak perempuan dalam memperoleh pendidikan, diteruskan dengan perjuangan Ibu Nyai Nafiqoh Hasyim Asy’ari untuk turut andil dalam membesarkan pesantren, dilanjutkan dengan perjuangan Ibu Inggit Ganarsih untuk melawan ketidakadilan yang diterimanya sebagai seorang istri, dilestarikan dengan perjuangan Marsinah yang harus gugur dan menjadi simbol perlawanan buruh perempuan di negara ini. Kita pun harus mengambil peran untuk memperjuangkan apa yang ingin kita raih, melawan ketidakadilan yang kita rasa.

Perempuan-perempuan hebat tersebut telah melakukan tugasnya, juga ada jutaan perempuan lain yang telah memenangkan pertempuran mereka. Namun, masih ada banyak perempuan yang kalah. Perempuan yang akhirnya menyerah pada nasib, perempuan yang tunduk pada keterbatasan mereka. Perempuan-perempuan inilah yang harus kita selamatkan yang harus kita kuatkan yang harus kita bawa menuju jalan kesetaraan.

Meskipun 12 April kemarin Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual telah disahkan, namun kita harus sadar bahwa masih banyak regulasi lain yang harus kita perbaiki dan sesuaikan, karena belum berpihak pada kesejahteraan perempuan. Paling tidak itu yang bisa kita persembahkan untuk “Sang Penerang” Ibu R.A. Kartini… Perempuan muda yang sangat istimewa, yang telah berhasil mengubah arah cerita seluruh perempuan Indonesia…

Selamat Hari Kartini 2022. Selamat berbicara lewat karya perempuan Indonesia… (*)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

Seperti Perangkat

Yang Sadar akan Gelisah

Hilangnya Asas Kerahasiaan

spot_img