spot_img
spot_img

Media dan Tanggung Jawab Menumbuhkan Literasi

spot_img

SALAH satu tanggung jawab moril media adalah menumbuhkan minat baca. Tanggung jawab ini linier dengan pola-pola kerja media: menyajikan berita untuk dibaca.

AHMAD ATHO’ILLAH
Wartawan Jawa Pos Radar Tuban

Lantas, mengapa minat baca masyarakat tak kunjung tumbuh. Padahal, di era kiwari ini media terus bermunculan—bak jamur di musim penghujan. Tak terhitung berapa banyak jumlahnya. Dari media nasional hingga lokal.

Bahkan, hingga sekup yang paling kecil—desa, rerata sudah memiliki website sendiri. Gunanya untuk mengabarkan segala informasi selingkupan desa dengan caranya sendiri, dan dengan tujuan yang sama: agar dibaca.

Lalu, apa lagi yang kurang dari upaya menum buhkan minat baca masyarakat. Kok data United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyebut, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan. Masuk lima besar terbawah dari 61 negara di dunia atau hanya 0,001 persen.

Artinya, dari seribu orang Indonesia, cuma satu yang rajin membaca. Sungguh sulit dipercaya dan seakan terlalu berlebihan dalam menilai. Kok bisa.

Jangan-jangan ini hanya mimpi buruk. Tapi setelah bangun, ternyata benar, kita masih  berada di negara 0.1, padahal sekarang sudah 4.0.

Ironisnya lagi, meski minat baca orang Indonesia rendah. Tapi data We Are Social mengungkapkan, rerata orang Indonesia melihat gadget 9 jam per hari. Ini sekaligus menjadi 10 besar negara dengan umat yang paling cerewet di dunia maya. Baik mengomentari pemberitaan di media maupun postingan pejabat di media sosial.

Melihat persoalan yang amat pelik tersebut. Jawa Pos Radar Tuban mencoba mengurai problem menjadi semacam solusi yang bisa diharapkan. Namun, sebelum melangkah sejauh itu, kiranya perlu—merenung sejenak—apakah kita sudah menjadi bagian dari generasi yang suka membaca.

SALAH satu tanggung jawab moril media adalah menumbuhkan minat baca. Tanggung jawab ini linier dengan pola-pola kerja media: menyajikan berita untuk dibaca.

AHMAD ATHO’ILLAH
Wartawan Jawa Pos Radar Tuban

Lantas, mengapa minat baca masyarakat tak kunjung tumbuh. Padahal, di era kiwari ini media terus bermunculan—bak jamur di musim penghujan. Tak terhitung berapa banyak jumlahnya. Dari media nasional hingga lokal.

Bahkan, hingga sekup yang paling kecil—desa, rerata sudah memiliki website sendiri. Gunanya untuk mengabarkan segala informasi selingkupan desa dengan caranya sendiri, dan dengan tujuan yang sama: agar dibaca.

Lalu, apa lagi yang kurang dari upaya menum buhkan minat baca masyarakat. Kok data United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyebut, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan. Masuk lima besar terbawah dari 61 negara di dunia atau hanya 0,001 persen.

Artinya, dari seribu orang Indonesia, cuma satu yang rajin membaca. Sungguh sulit dipercaya dan seakan terlalu berlebihan dalam menilai. Kok bisa.

- Advertisement -

Jangan-jangan ini hanya mimpi buruk. Tapi setelah bangun, ternyata benar, kita masih  berada di negara 0.1, padahal sekarang sudah 4.0.

Ironisnya lagi, meski minat baca orang Indonesia rendah. Tapi data We Are Social mengungkapkan, rerata orang Indonesia melihat gadget 9 jam per hari. Ini sekaligus menjadi 10 besar negara dengan umat yang paling cerewet di dunia maya. Baik mengomentari pemberitaan di media maupun postingan pejabat di media sosial.

Melihat persoalan yang amat pelik tersebut. Jawa Pos Radar Tuban mencoba mengurai problem menjadi semacam solusi yang bisa diharapkan. Namun, sebelum melangkah sejauh itu, kiranya perlu—merenung sejenak—apakah kita sudah menjadi bagian dari generasi yang suka membaca.

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

Seperti Perangkat

Yang Sadar akan Gelisah

Hilangnya Asas Kerahasiaan

spot_img