Foto arsip - Jeepeny merah di Filipina diambil gambarnya pada 16 Februari 2015. (Elmer B. Domingo via Wikipedia Commons)

Pada hari pertama aksi mogok yang terjadi di Manila dan kota-kota sekitarnya itu Senin ini, 40.000 sopir jeepney menolak mengangkut penumpang, kata Mar Valbuena, kepala kelompok transportasi Manibela.

Untuk mencegah dampak buruk aksi ini, sejumlah sekolah dan kantor pemerintah serta swasta memutuskan beralih lewat sistem belajar dan kerja jarah jauh lewat internet.

Calon penumpang lainnya beralih ke angkutan online, baik itu taksi online maupun ojek online.

Pemerintah Filipina sendiri menawarkan tumpangan gratis di seluruh kota dan provinsi di negara ini. Sejumlah sopir jeepney sendiri masih mengangkut penumpang karena tak ingin kehilangan pendapatan.

Bagi beberapa calon penumpang lainnya, aksi mogok ini membuat mereka harus berlama-lama menunggu angkutan umum lainnya, seperti kendaraan roda tiga yang di Indonesia dikenal dengan bajay.

Calon penumpang pun harus mengeluarkan uang yang jumlahnya dua kali lipat dibandingkan dengan menggunakan jeepney.

Ongkos menaiki jeepney bisa seharga 12 peson, tetapi tarif “bajay” Filipina bisa dua kali lipatnya.

“Hari ini sulit sekali mendapatkan tumpangan, tetapi saya setuju dengan mogok kerja ini. Pemerintah tak boleh menyingkirkan jeepney karena penggantinya terlalu mahal,” kata Jaime Maramag, pengemudi truk berusia 56 tahun yang harus menunggu angkutan umum selama 30 menit di Quezon City. (*)

Sumber: ANTARA

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.