spot_img
spot_img

Kronologi Dua Bocah SD Dikeroyok Lima Anak SMA yang Masih Berseragam Sekolah

spot_img

RADAR TUBAN – Saat kejadian, AAA, 11, dan VANP, 12, hanya bisa diam. Dua bocah kelas lima sekolah dasar (SD) itu tak bisa berbuat banyak ketika lima anak usia SMA menganiayanya di salah satu lapangan voli di Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Jumat (9/6) lalu.

Akibat dari kejadian tersebut, AAA mengalami luka memar di punggung. Sementara, VANP lebih beruntung, hanya sedikit terkilir tangannya setelah dipiting oleh pelaku.

Berdasarkan cerita anaknya, ibu AAA menerangkan, kejadian mengiris hatinya itu persisnya terjadi Jumat (9/6) malam selepas maghrib.

Anaknya dan VANP waktu itu hendak latihan menari di lapangan voli tempat kejadian untuk persiapan acara perpisahan sekolah. Begitu sampai di lapangan voli, AAA dan VANP dicegat tiga orang anak seusia SMA setelah bermain sepak bola di lapangan voli setempat.

Ibu berinisial EPP itu meneruskan, tiga anak seusia SMA yang salah satunya masih mengenakan seragam sebuah SMK di Kabupaten Tuban itu kemudian tanpa basa-basi langsung meringkus AAA.

Dua anak memegang tangan AAA, satu sisanya memukuli tubuh AAA.

‘’Sangat tidak jelas, mengapa mereka (para pelaku, Red) berlaku kejam seperti itu kepada anak saya,’’ ujarnya saat ditemui Jawa Pos Radar Tuban kemarin (10/6).

Di saat tiga anak seusia SMA itu menganiaya AAA, lanjut ibu berusia 34 tahun ini, mereka melihat VANP ketakutan.

Para pelaku pun memanggil dua temannya yang juga tak jauh dari lokasi kejadian untuk sekalian menganiaya VANP.

‘’Dua teman pelaku ini meringkus VANP. Tangannya (VANP, Red) dikekang. Namun, ketika hendak menganiaya VANP, dibatalkan. Penganiayaan dilakukan tiga pelaku lain kepada AAA juga dihentikan karena pelatih tari AAA dan VANP pada saat itu datang ke lokasi kejadian. Kelima pelaku itu, lari semua,’’ urainya.

RADAR TUBAN – Saat kejadian, AAA, 11, dan VANP, 12, hanya bisa diam. Dua bocah kelas lima sekolah dasar (SD) itu tak bisa berbuat banyak ketika lima anak usia SMA menganiayanya di salah satu lapangan voli di Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Jumat (9/6) lalu.

Akibat dari kejadian tersebut, AAA mengalami luka memar di punggung. Sementara, VANP lebih beruntung, hanya sedikit terkilir tangannya setelah dipiting oleh pelaku.

Berdasarkan cerita anaknya, ibu AAA menerangkan, kejadian mengiris hatinya itu persisnya terjadi Jumat (9/6) malam selepas maghrib.

Anaknya dan VANP waktu itu hendak latihan menari di lapangan voli tempat kejadian untuk persiapan acara perpisahan sekolah. Begitu sampai di lapangan voli, AAA dan VANP dicegat tiga orang anak seusia SMA setelah bermain sepak bola di lapangan voli setempat.

Ibu berinisial EPP itu meneruskan, tiga anak seusia SMA yang salah satunya masih mengenakan seragam sebuah SMK di Kabupaten Tuban itu kemudian tanpa basa-basi langsung meringkus AAA.

- Advertisement -

Dua anak memegang tangan AAA, satu sisanya memukuli tubuh AAA.

‘’Sangat tidak jelas, mengapa mereka (para pelaku, Red) berlaku kejam seperti itu kepada anak saya,’’ ujarnya saat ditemui Jawa Pos Radar Tuban kemarin (10/6).

Di saat tiga anak seusia SMA itu menganiaya AAA, lanjut ibu berusia 34 tahun ini, mereka melihat VANP ketakutan.

Para pelaku pun memanggil dua temannya yang juga tak jauh dari lokasi kejadian untuk sekalian menganiaya VANP.

‘’Dua teman pelaku ini meringkus VANP. Tangannya (VANP, Red) dikekang. Namun, ketika hendak menganiaya VANP, dibatalkan. Penganiayaan dilakukan tiga pelaku lain kepada AAA juga dihentikan karena pelatih tari AAA dan VANP pada saat itu datang ke lokasi kejadian. Kelima pelaku itu, lari semua,’’ urainya.

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img