spot_img
spot_img

Pembegalan di Simpang Pegadaian Pelakunya Gangster. Berikut Kejanggalannya

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Aksi pembegalan di Simpang Pegadaian memunculkan sejumlah pertanyaan. Jika aksi tersebut benar-benar pembegalan atau pencurian dengan kekerasan, kenapa pelaku nekat melakukan aksi di tengah kota yang kondisinya ramai? Terlebih, sekitar 15 pemuda di simpang jalan tersebut ikut membantu mengeroyok kedua korban.

Kemarin (8/5), Jawa Pos Radar Tuban menelusuri benang merah kasus tersebut dengan mewawancarai sejumlah saksi mata di lokasi kejadian.

Putra, bukan nama sebenarnya, membeberkan aksi tersebut bukan murni pencurian. Saat aksi berlangsung, Minggu (7/5) dini hari sekitar pukul 01.00, kondisi simpang jalan tersebut sangat ramai.

‘’Pemukulan terjadi di dekat gerobak mi ayam, yang dilihat banyak orang,’’ terang saksi yang juga teman korban.

Menurut dia, seharusnya pengeroyokan tersebut terekam closed circuit television (CCTV) yang menghadap ke barat Jalan Basuki Rachmad.

Putra menduga keterlibatan gangster dalam kasus tersebut. Itu karena sebelum dikeroyok, kedua korban berinisial AM dan RD serta enam temannya nongkrong di Taman Sleko.

‘’Lalu ada sekelompok gangster yang misuhi (mencaci maki, Red) korban hingga terjadi cek cok,’’ terangnya.

Merasa tak terima, anggota gangster tersebut lantas membuntuti AM, RD, dan teman-temannya saat perjalanan pulang dari Taman Sleko.

Merasa dibuntuti, AM, RD, dan teman-temannya tancap gas hingga ke Ja lan RE Martadinata.

Sesampai di Gardu Laut, anggota gangster lain sudah menunggu. Saat itulah diduga anggota gangster yang nyanggong di Gardu Laut itu memberi informasi ke  teman-temannya untuk berkumpul di Simpang Pegadaian. Jumlahnya sekitar 15 orang.

Putra juga mengungkapkan, saat pemukulan terjadi, AM tidak sendirian. Selain membonceng RD, dia juga didampingi enam temannya.

Hanya saja, karena jumlah pelaku lebih banyak dan membawa senjata tajam berupa pisau dan celurit, teman-teman korban tak berani menolong dan memilih lari.

‘’Saat itu korban sempat melawan, tapi kalah karena pelaku jumlahnya banyak dengan membawa senjata tajam. Selain dipukul dan ditusuk, sepeda motor korban juga dirusak pelaku,’’ terangnya.

Saat dikeroyok, lanjut dia, kunci sepeda motor korban terjatuh dari sakunya. Kesempatan tersebut dimanfaatkan pelaku untuk menggasak motor Honda Scoopy milik korban. Selanjutnya pelaku melarikan motor tersebut.

‘’Setelah aksi pembegalan tersebut diviralkan, salah satu pelaku meminta tolong temannya untuk mengembalikan sepeda motor ke rumah korban pada Minggu (7/5) malam,’’ terang sumber yang meminta namanya dirahasiakan tersebut.

Radartuban.jawapos.com – Aksi pembegalan di Simpang Pegadaian memunculkan sejumlah pertanyaan. Jika aksi tersebut benar-benar pembegalan atau pencurian dengan kekerasan, kenapa pelaku nekat melakukan aksi di tengah kota yang kondisinya ramai? Terlebih, sekitar 15 pemuda di simpang jalan tersebut ikut membantu mengeroyok kedua korban.

Kemarin (8/5), Jawa Pos Radar Tuban menelusuri benang merah kasus tersebut dengan mewawancarai sejumlah saksi mata di lokasi kejadian.

Putra, bukan nama sebenarnya, membeberkan aksi tersebut bukan murni pencurian. Saat aksi berlangsung, Minggu (7/5) dini hari sekitar pukul 01.00, kondisi simpang jalan tersebut sangat ramai.

‘’Pemukulan terjadi di dekat gerobak mi ayam, yang dilihat banyak orang,’’ terang saksi yang juga teman korban.

Menurut dia, seharusnya pengeroyokan tersebut terekam closed circuit television (CCTV) yang menghadap ke barat Jalan Basuki Rachmad.

- Advertisement -

Putra menduga keterlibatan gangster dalam kasus tersebut. Itu karena sebelum dikeroyok, kedua korban berinisial AM dan RD serta enam temannya nongkrong di Taman Sleko.

‘’Lalu ada sekelompok gangster yang misuhi (mencaci maki, Red) korban hingga terjadi cek cok,’’ terangnya.

Merasa tak terima, anggota gangster tersebut lantas membuntuti AM, RD, dan teman-temannya saat perjalanan pulang dari Taman Sleko.

Merasa dibuntuti, AM, RD, dan teman-temannya tancap gas hingga ke Ja lan RE Martadinata.

Sesampai di Gardu Laut, anggota gangster lain sudah menunggu. Saat itulah diduga anggota gangster yang nyanggong di Gardu Laut itu memberi informasi ke  teman-temannya untuk berkumpul di Simpang Pegadaian. Jumlahnya sekitar 15 orang.

Putra juga mengungkapkan, saat pemukulan terjadi, AM tidak sendirian. Selain membonceng RD, dia juga didampingi enam temannya.

Hanya saja, karena jumlah pelaku lebih banyak dan membawa senjata tajam berupa pisau dan celurit, teman-teman korban tak berani menolong dan memilih lari.

‘’Saat itu korban sempat melawan, tapi kalah karena pelaku jumlahnya banyak dengan membawa senjata tajam. Selain dipukul dan ditusuk, sepeda motor korban juga dirusak pelaku,’’ terangnya.

Saat dikeroyok, lanjut dia, kunci sepeda motor korban terjatuh dari sakunya. Kesempatan tersebut dimanfaatkan pelaku untuk menggasak motor Honda Scoopy milik korban. Selanjutnya pelaku melarikan motor tersebut.

‘’Setelah aksi pembegalan tersebut diviralkan, salah satu pelaku meminta tolong temannya untuk mengembalikan sepeda motor ke rumah korban pada Minggu (7/5) malam,’’ terang sumber yang meminta namanya dirahasiakan tersebut.

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img