spot_img
spot_img

Harga Bahan Pokok Turun, Kenaikan BBM Tak Pengaruhi Hukum Pasar

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Kenaikan harga untuk semua jenis bahan bakar minyak (BBM) sudah berlangsung hampir tiga pekan. Namun, sepertinya belum membawa efek domino terhadap kenaikan harga sembako.

Jamaknya, ketika harga BBM naik, maka harga sembako ikut naik. Tetapi, yang terjadi di Tuban sebaliknya, justru rata-rata harga bahan pokok malah turun.

‘’Dua pekan terakhir ini kami konsisten ngecek dan mendata harga-harga kebutuhan bahan pokok di sejumlah pasar tradisional. Dan rata-rata (harganya, Red) malah turun,’’ kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Diskop UKM Perdag) Tuban Agus Wijaya kemarin (26/9).

Diakui Agus, ketika harga BBM naik, umumnya harga kebutuhan barang-barang pokok juga ikut naik. Hanya saja, suplai bahan kebutuhan dapur di sejumlah pasar tradisional di Tuban sangat tercukupi. Bahkan lebih-lebih. Sebab itulah, kenaikan harga BBM belum membawa efek domino terhadap harga sembako.

‘’Harga-harga bahan pokok itu bergantung hukum ekonomi: supply and demand. Semakin banyak stok atau suplai, maka semakin murah harganya. Dan sekarang berlaku hukum pasar: lebih banyak suplai daripada permintaannya, makanya harga-harga bahan pokok turun,’’ terang mantan Camat Montong itu.

Disampaikan Agus, di antara harga bahan pokok yang konsisten turun sejak BBM naik tiga pekan lalu, yang mengalami penurunan yakni, semua jenis cabai, bawang merah, dan gula pasir. Sedangkan lainnya rata-rata stabil. Tidak ada kenaikan signifikan.

Diungkapkan Agus, untuk jenis cabai kriting, saat ini di kisaran harga Rp 43 ribu dari beberapa hari lalu mencapai Rp 55-60 ribu per kilogram (kg). Untuk cabai biasa, harga sebelumnya Rp 40 ribu, kini turun Rp 35 ribu per kg. Begitu juga cabai rawit, bahkan turunnya cukup signifikan, dari semula Rp 65 ribu menjadi Rp 50 ribu per kg.

Sedangkan harga bawang merah, lanjut Agus, dari pekan lalu masih di angka Rp 28-30 ribu per kg, kini turun menjadi Rp 24 ribu. ‘’Untuk gula pasir penurunannya sedikit, tidak
sampai 500 rupiah,’’ tandas pejabat yang saban hari rutin memantau pasar harga-harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional tersebut.

Lebih lekas mantan Kabag Humas dan Protokol Setda Tuban ini menyampaikan, efek domino yang paling tampak pasca kenaikan harga BBM adalah keadaan panic buying memburu BBM jenis pertalite. Pasalnya, jenis BBM dengan harga paling murah ini banyak diburu masyarakat.

‘’Lambat laun (antrean panjang di SPBU, Red) akan kembali normal,’’ ujarnya.

Soal efek domino yang menyangkut harga-harga kebutuhan harian, terang Agus, untuk saat ini tampak secara nyata. Namun demikian, diakui pejabat kelahiran Nganjuk ini, pada saatnya nanti semua akan menyesuaikan, termasuk harga-harga. (tok)

Radartuban.jawapos.com – Kenaikan harga untuk semua jenis bahan bakar minyak (BBM) sudah berlangsung hampir tiga pekan. Namun, sepertinya belum membawa efek domino terhadap kenaikan harga sembako.

Jamaknya, ketika harga BBM naik, maka harga sembako ikut naik. Tetapi, yang terjadi di Tuban sebaliknya, justru rata-rata harga bahan pokok malah turun.

‘’Dua pekan terakhir ini kami konsisten ngecek dan mendata harga-harga kebutuhan bahan pokok di sejumlah pasar tradisional. Dan rata-rata (harganya, Red) malah turun,’’ kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Diskop UKM Perdag) Tuban Agus Wijaya kemarin (26/9).

Diakui Agus, ketika harga BBM naik, umumnya harga kebutuhan barang-barang pokok juga ikut naik. Hanya saja, suplai bahan kebutuhan dapur di sejumlah pasar tradisional di Tuban sangat tercukupi. Bahkan lebih-lebih. Sebab itulah, kenaikan harga BBM belum membawa efek domino terhadap harga sembako.

‘’Harga-harga bahan pokok itu bergantung hukum ekonomi: supply and demand. Semakin banyak stok atau suplai, maka semakin murah harganya. Dan sekarang berlaku hukum pasar: lebih banyak suplai daripada permintaannya, makanya harga-harga bahan pokok turun,’’ terang mantan Camat Montong itu.

- Advertisement -

Disampaikan Agus, di antara harga bahan pokok yang konsisten turun sejak BBM naik tiga pekan lalu, yang mengalami penurunan yakni, semua jenis cabai, bawang merah, dan gula pasir. Sedangkan lainnya rata-rata stabil. Tidak ada kenaikan signifikan.

Diungkapkan Agus, untuk jenis cabai kriting, saat ini di kisaran harga Rp 43 ribu dari beberapa hari lalu mencapai Rp 55-60 ribu per kilogram (kg). Untuk cabai biasa, harga sebelumnya Rp 40 ribu, kini turun Rp 35 ribu per kg. Begitu juga cabai rawit, bahkan turunnya cukup signifikan, dari semula Rp 65 ribu menjadi Rp 50 ribu per kg.

Sedangkan harga bawang merah, lanjut Agus, dari pekan lalu masih di angka Rp 28-30 ribu per kg, kini turun menjadi Rp 24 ribu. ‘’Untuk gula pasir penurunannya sedikit, tidak
sampai 500 rupiah,’’ tandas pejabat yang saban hari rutin memantau pasar harga-harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional tersebut.

Lebih lekas mantan Kabag Humas dan Protokol Setda Tuban ini menyampaikan, efek domino yang paling tampak pasca kenaikan harga BBM adalah keadaan panic buying memburu BBM jenis pertalite. Pasalnya, jenis BBM dengan harga paling murah ini banyak diburu masyarakat.

‘’Lambat laun (antrean panjang di SPBU, Red) akan kembali normal,’’ ujarnya.

Soal efek domino yang menyangkut harga-harga kebutuhan harian, terang Agus, untuk saat ini tampak secara nyata. Namun demikian, diakui pejabat kelahiran Nganjuk ini, pada saatnya nanti semua akan menyesuaikan, termasuk harga-harga. (tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img