spot_img
spot_img

Apakah Legen yang Didiamkan Lama Bisa Berubah Jadi Tuak? Legen Kemasan Ini Faktanya

spot_img

Dan jika didiamkan lama berubah menjadi tuak. Menurutnya, pemahaman yang jamak tersebut, adalah hal yang wajar. Sebab, memang belum banyak masyarakat yang  memiliki pengetahuan tentang minuman legen.

‘’Dari situ, saya mulai melakukan riset untuk mengetahui lebih banyak hal tentang legen,’’ terangnya.

legen kemasan
INOVASI KREATIF: Firman dan rekannya saat menunjukkan inovasi legen kemasan kaleng. (Firman Subekti untuk Radar Tuban)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh dia dan timnya, Firman menjelaskan bahwa legen merupakan minuman fermentasi yang secara proses pembuatan, penyimpanan dan penyajiannya membutuhkan ketelitian.

Hal itu agar menciptakan legen dengan hasil yang baik. Oleh karena itu, dia mengimplementasikan proses pasteurisasi untuk memperlambat proses fermentasi dan menciptakan rasa yang berkarbonasi.

‘’Namun tanpa tambahan gula, air, bahan kimia, maupun bahan pengawet lainnya,’’ jelas lulusan SMPN 1 Tuban itu.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukannya selama dua tahun terakhir, pria lulusan Sampoerna Academy Boarding School itu mengklaim bahwa dirinya telah menciptakan produk yang aman dikonsumsi.

Dirinya juga menyatakan bahwa legen kemasan kaleng yang dibuatnya baik bagi tubuh, dan bisa bertahan 3-4 bulan.

‘’Kami juga berharap agar produk yang kami buat bisa menjadi produk lokal unggulan,’’ jelasnya.

Berkat inovasi dan kegigihannya dalam mengembangkan produk ini, Firman dan timnya telah berhasil mendistribusikan produk legen kaleng itu ke berbagai toko ritel terkenal, restoran, bar, dan coffee shop.

Tak hanya itu, legen kaleng itu juga telah didistribusikan ke banyak hotel dan juga villa.

‘’Produk ini juga sudah merambah di pasar Jakarta, Bandung, Semarang, hingga Bali dan beberapa kota lainnya,’’ ungkap dia.

Lebih lanjut, lulusan Sampoerna University itu mengaku bahwa produknya juga diinisiasi dan dikembangkan dengan tujuan untuk melestarikan minuman tradisional dan komunitas petani siwalan di Tuban.

Dia melihat bahwa pembuatan legen telah menjadi tulang punggung bagi banyak keluarga di Tuban.

Untuk itu, fokus pengembangan dan pelestarian harus dilakukan. Sehingga legen tidak punah.

‘’Kami juga terus berusaha untuk menyejahterakan para pembuat legen di Tuban,’’  tandasnya. (sel/tok)

Dan jika didiamkan lama berubah menjadi tuak. Menurutnya, pemahaman yang jamak tersebut, adalah hal yang wajar. Sebab, memang belum banyak masyarakat yang  memiliki pengetahuan tentang minuman legen.

‘’Dari situ, saya mulai melakukan riset untuk mengetahui lebih banyak hal tentang legen,’’ terangnya.

legen kemasan
INOVASI KREATIF: Firman dan rekannya saat menunjukkan inovasi legen kemasan kaleng. (Firman Subekti untuk Radar Tuban)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh dia dan timnya, Firman menjelaskan bahwa legen merupakan minuman fermentasi yang secara proses pembuatan, penyimpanan dan penyajiannya membutuhkan ketelitian.

Hal itu agar menciptakan legen dengan hasil yang baik. Oleh karena itu, dia mengimplementasikan proses pasteurisasi untuk memperlambat proses fermentasi dan menciptakan rasa yang berkarbonasi.

‘’Namun tanpa tambahan gula, air, bahan kimia, maupun bahan pengawet lainnya,’’ jelas lulusan SMPN 1 Tuban itu.

- Advertisement -

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukannya selama dua tahun terakhir, pria lulusan Sampoerna Academy Boarding School itu mengklaim bahwa dirinya telah menciptakan produk yang aman dikonsumsi.

Dirinya juga menyatakan bahwa legen kemasan kaleng yang dibuatnya baik bagi tubuh, dan bisa bertahan 3-4 bulan.

‘’Kami juga berharap agar produk yang kami buat bisa menjadi produk lokal unggulan,’’ jelasnya.

Berkat inovasi dan kegigihannya dalam mengembangkan produk ini, Firman dan timnya telah berhasil mendistribusikan produk legen kaleng itu ke berbagai toko ritel terkenal, restoran, bar, dan coffee shop.

Tak hanya itu, legen kaleng itu juga telah didistribusikan ke banyak hotel dan juga villa.

‘’Produk ini juga sudah merambah di pasar Jakarta, Bandung, Semarang, hingga Bali dan beberapa kota lainnya,’’ ungkap dia.

Lebih lanjut, lulusan Sampoerna University itu mengaku bahwa produknya juga diinisiasi dan dikembangkan dengan tujuan untuk melestarikan minuman tradisional dan komunitas petani siwalan di Tuban.

Dia melihat bahwa pembuatan legen telah menjadi tulang punggung bagi banyak keluarga di Tuban.

Untuk itu, fokus pengembangan dan pelestarian harus dilakukan. Sehingga legen tidak punah.

‘’Kami juga terus berusaha untuk menyejahterakan para pembuat legen di Tuban,’’  tandasnya. (sel/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img