spot_img
spot_img

Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban

Fokus Turunkan Angka Stunting, Prioritaskan Capaian Target UHC-ODF

spot_img

Mengawali tahun anggaran 2023, pekan lalu, Bupati Aditya Halindra Faridzky menggelar rapat bersama seluruh jajaran organisasi perangkat daerah (OPD). Mas Lindra—sapaan akrab bupati —memberikan paparan dan arahan secara langsung perihal target-target yang harus dicapai pada 2023. Di bidang kesehatan, Mas Lindra menekankan empat program prioritas, yakni menurunkan angka stunting, menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), serta mencapai target universal health coverage (UHC) dan open defecation free (ODF).

HASIL evaluasi kinerja 2022, cukup banyak capaian positif di bidang pelayanan kesehatan, termasuk empat program di atas—yang kembali menjadi prioritas utama di 2023.

Rata-rata mencatatkan capaian cukup impresif—mendekati target yang ditetapkan. Bahkan ada yang melebihi target, yakni penurunan angka kematian bayi (AKI) dan angka kematian ibu (AKB).

‘’Khusus untuk penurunan AKI dan AKB, pada 2022 lalu berhasil mencapai target,’’ kata Kepala Dinkes P2KB Tuban dr Bambang Priyo Utomo.

TEKAN ANGKA STUNTING: Bupati Aditya Halindra Faridzky memberikan paparan dan arahan terkait program penurunan angka stunting di Kabupaten Tuban. Tahun ini stunting ditargetkan turun hingga 17 persen.

Untuk target-target yang belum tercapai maksimal, diharapkan bisa tercapai tahun ini. Pun target yang sudah tercapai, tetap harus dioptimalkan. Termasuk program-program yang lain.

Dari empat program prioritas pelayanan kesehatan 2023, Mas Bupati telah menetapkan target yang harus dicapai. Untuk UHC atau jaminan kesehatan yang belum terkaver jaminan kesehatan nasional, tahun ini ditargetkan 90 persen. Target tersebut naik 13,55 persen dari capaian 2022 sebesar 76,45 persen.

Ditegaskan Bambang, dalam hal pelayanan dasar, termasuk kesehatan, Bupati Lindra memberikan perhatian sangat serius. Sejak resmi dilantik pada 20 Juni 2021, bupati menargetkan UHC di Tuban 100 persen. Dengan begitu, tidak ada lagi warga Tuban yang tidak memiliki jaminan sosial kesehatan.

‘’Target beliau, pada 2024 nanti UHC sudah 100 persen. Artinya, seluruh masyarakat Tuban terjamin pelayanan ke sehatan,’’ tutur Bambang sebagaimana paparan yang disampaikan Bupati Lindra kepada jajaran OPD di lingkup pemkab.

Berikutnya, target penurunan stunting. Dalam paparannya, bupati memberikan target angka prevelensi stunting turun hingga 17 persen. Perihal penurunan angka gangguan tumbuh kembang anak ini, Bupati Lindra juga memberikan perhatian yang sangat serius. Sebab stunting menyangkut masa depan anak.

‘’Satu hal yang ditekankan betul-betul oleh Mas Bupati terkait penurunan angka stunting: ke depan, setiap program penanganan stunting harus menyentuh langsung kepada yang bersangkutan. Tidak banyak rapat, tapi langsung aksi lapangan. Itulah pesan Mas Bupati ke depan,’’ tegasnya, dan akan sungguh-sungguh menjalankan instruksi bupati.

Pun dengan target penurunan AKI dan AKB, lanjut Bambang, Mas Bupati juga menekankan pentingnya eksekusi pro gram—menyasar langsung pada subjek bersangkutan.

Pada 2023 ini, penurunan AKI ditargetkan 10 kasus dan AKB kurang dari 60 kasus. Pada 2022 lalu, AKI berhasil ditekan hingga 13 kasus dari angka toleransi 60 kasus kematian, dan AKB sebanyak 91 kasus dari angka toleransi 290 kasus kematian selama satu tahun.

‘’Tahun lalu berhasil mencapai target. Dan tahun ini juga optimistis tercapai. Sesuai Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban Fokus Turunkan Angka Stunting, Prioritaskan Capaian Target UHC-ODF Outlook Dinkes P2KB Tuban 2023: arahan Mas Bupati, ke depan akan semakin fokus pada target-target yang ingin dicapai,’’ tegasnya.

Optimistis yang disampaikan mantan Kepala Puskesmas Tambakboyo ini menyusul seluruh puskesmas sudah memiliki ruang pemeriksaan dan persalinan. Sehingga pelayanan terhadap ibu hamil dan proses persalinan semakin optimal.

‘’Semakin AKI dan AKB berhasil ditekan, maka indeks pembangunan manusia (IPM) di bidang kesehatan juga meningkat. Inilah yang selalu disampaikan Mas Bupati, sehingga menurunkan AKI dan AKB menjadi program prioritas yang harus dicapai,’’ ujarnya.

Terkait ODF atau stop buang air besar sembarangan, tahun ini ditargetkan tercapai 65 persen dari total KK se-Kabupaten Tuban.

‘’Secara na sional, pada 2024 nanti, masingmasing kabupaten kota ditarget ODF 82 persen. Insya Allah tahun ini bisa tercapai 70-an persen, sehingga 2024 nanti bisa mencapai 85-an persen, sebagaimana yang diharapkan Mas Bupati,’’ jelas Bambang.

Lebih lanjut pejabat yang pernah menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang ini menyampaikan, untuk mencapai hasil yang optimal dari target yang ditetapkan, dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dengan semua instansi/lembaga terkait, utamanya seluruh OPD di lingkup pemkab.

Untuk mencapai UHC, misalnya. Dibutuhkan kerja sama dengan dinas sosial, dinas  kependudukan, BPJS kesehatan, dan masih banyak lagi instansi/lembaga yang berkaitan. Begitu juga untuk mencapai target penurunan angka stunting, ODF, maupun AKI dan AKB, Dinkes P2KB tidak bisa bekerja sendiri.

‘’Ada banyak sekali yang berperan (untuk mencapai target, Red), sehingga kolaborasi dan sinergi menjadi kata kunci amat penting untuk dijalankan. Dan inilah yang selalu ditekankan Mas Bupati dalam setiap kesempatan, baik saat rapat maupun dalam kegiatan apa pun, bahwa kolaborasi dan sinergi itu sangat penting,’’ tandasnya. (tok)

Mengawali tahun anggaran 2023, pekan lalu, Bupati Aditya Halindra Faridzky menggelar rapat bersama seluruh jajaran organisasi perangkat daerah (OPD). Mas Lindra—sapaan akrab bupati —memberikan paparan dan arahan secara langsung perihal target-target yang harus dicapai pada 2023. Di bidang kesehatan, Mas Lindra menekankan empat program prioritas, yakni menurunkan angka stunting, menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), serta mencapai target universal health coverage (UHC) dan open defecation free (ODF).

HASIL evaluasi kinerja 2022, cukup banyak capaian positif di bidang pelayanan kesehatan, termasuk empat program di atas—yang kembali menjadi prioritas utama di 2023.

Rata-rata mencatatkan capaian cukup impresif—mendekati target yang ditetapkan. Bahkan ada yang melebihi target, yakni penurunan angka kematian bayi (AKI) dan angka kematian ibu (AKB).

‘’Khusus untuk penurunan AKI dan AKB, pada 2022 lalu berhasil mencapai target,’’ kata Kepala Dinkes P2KB Tuban dr Bambang Priyo Utomo.

TEKAN ANGKA STUNTING: Bupati Aditya Halindra Faridzky memberikan paparan dan arahan terkait program penurunan angka stunting di Kabupaten Tuban. Tahun ini stunting ditargetkan turun hingga 17 persen.

Untuk target-target yang belum tercapai maksimal, diharapkan bisa tercapai tahun ini. Pun target yang sudah tercapai, tetap harus dioptimalkan. Termasuk program-program yang lain.

- Advertisement -

Dari empat program prioritas pelayanan kesehatan 2023, Mas Bupati telah menetapkan target yang harus dicapai. Untuk UHC atau jaminan kesehatan yang belum terkaver jaminan kesehatan nasional, tahun ini ditargetkan 90 persen. Target tersebut naik 13,55 persen dari capaian 2022 sebesar 76,45 persen.

Ditegaskan Bambang, dalam hal pelayanan dasar, termasuk kesehatan, Bupati Lindra memberikan perhatian sangat serius. Sejak resmi dilantik pada 20 Juni 2021, bupati menargetkan UHC di Tuban 100 persen. Dengan begitu, tidak ada lagi warga Tuban yang tidak memiliki jaminan sosial kesehatan.

‘’Target beliau, pada 2024 nanti UHC sudah 100 persen. Artinya, seluruh masyarakat Tuban terjamin pelayanan ke sehatan,’’ tutur Bambang sebagaimana paparan yang disampaikan Bupati Lindra kepada jajaran OPD di lingkup pemkab.

Berikutnya, target penurunan stunting. Dalam paparannya, bupati memberikan target angka prevelensi stunting turun hingga 17 persen. Perihal penurunan angka gangguan tumbuh kembang anak ini, Bupati Lindra juga memberikan perhatian yang sangat serius. Sebab stunting menyangkut masa depan anak.

‘’Satu hal yang ditekankan betul-betul oleh Mas Bupati terkait penurunan angka stunting: ke depan, setiap program penanganan stunting harus menyentuh langsung kepada yang bersangkutan. Tidak banyak rapat, tapi langsung aksi lapangan. Itulah pesan Mas Bupati ke depan,’’ tegasnya, dan akan sungguh-sungguh menjalankan instruksi bupati.

Pun dengan target penurunan AKI dan AKB, lanjut Bambang, Mas Bupati juga menekankan pentingnya eksekusi pro gram—menyasar langsung pada subjek bersangkutan.

Pada 2023 ini, penurunan AKI ditargetkan 10 kasus dan AKB kurang dari 60 kasus. Pada 2022 lalu, AKI berhasil ditekan hingga 13 kasus dari angka toleransi 60 kasus kematian, dan AKB sebanyak 91 kasus dari angka toleransi 290 kasus kematian selama satu tahun.

‘’Tahun lalu berhasil mencapai target. Dan tahun ini juga optimistis tercapai. Sesuai Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban Fokus Turunkan Angka Stunting, Prioritaskan Capaian Target UHC-ODF Outlook Dinkes P2KB Tuban 2023: arahan Mas Bupati, ke depan akan semakin fokus pada target-target yang ingin dicapai,’’ tegasnya.

Optimistis yang disampaikan mantan Kepala Puskesmas Tambakboyo ini menyusul seluruh puskesmas sudah memiliki ruang pemeriksaan dan persalinan. Sehingga pelayanan terhadap ibu hamil dan proses persalinan semakin optimal.

‘’Semakin AKI dan AKB berhasil ditekan, maka indeks pembangunan manusia (IPM) di bidang kesehatan juga meningkat. Inilah yang selalu disampaikan Mas Bupati, sehingga menurunkan AKI dan AKB menjadi program prioritas yang harus dicapai,’’ ujarnya.

Terkait ODF atau stop buang air besar sembarangan, tahun ini ditargetkan tercapai 65 persen dari total KK se-Kabupaten Tuban.

‘’Secara na sional, pada 2024 nanti, masingmasing kabupaten kota ditarget ODF 82 persen. Insya Allah tahun ini bisa tercapai 70-an persen, sehingga 2024 nanti bisa mencapai 85-an persen, sebagaimana yang diharapkan Mas Bupati,’’ jelas Bambang.

Lebih lanjut pejabat yang pernah menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang ini menyampaikan, untuk mencapai hasil yang optimal dari target yang ditetapkan, dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dengan semua instansi/lembaga terkait, utamanya seluruh OPD di lingkup pemkab.

Untuk mencapai UHC, misalnya. Dibutuhkan kerja sama dengan dinas sosial, dinas  kependudukan, BPJS kesehatan, dan masih banyak lagi instansi/lembaga yang berkaitan. Begitu juga untuk mencapai target penurunan angka stunting, ODF, maupun AKI dan AKB, Dinkes P2KB tidak bisa bekerja sendiri.

‘’Ada banyak sekali yang berperan (untuk mencapai target, Red), sehingga kolaborasi dan sinergi menjadi kata kunci amat penting untuk dijalankan. Dan inilah yang selalu ditekankan Mas Bupati dalam setiap kesempatan, baik saat rapat maupun dalam kegiatan apa pun, bahwa kolaborasi dan sinergi itu sangat penting,’’ tandasnya. (tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img