spot_img
spot_img

Selama 2022 Meningkat Hampir Tiga Kali Lipat

DBD Masih Jadi Ancaman Serius bagi Masyarakat Tuban

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Merujuk data 2022, penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Tuban masih menjadi ancaman serius. Tahun lalu, pasien yang didiagnosa DBD mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya. Tak tanggung-tanggung, peningkatannya mencapai hampir tiga kali lipat.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban Bambang Priyo Utomo mengungkapkan, pada 2022 lalu, kasus DBD di Kota Legen tercatat sebanyak 651 kasus, satu meninggal dunia. Angka ini naik hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya hanya 223 kasus. ‘’Ini berdasarkan data yang diterima dinkes,’’ katanya.

Sebab itulah, Bambang membenarkan bahwa penyakit demam berdarah masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat Tuban. Apalagi saat ini sudah masuk musim penghujan dengan intensitas hujan yang tidak menentu. Sehingga potensi berkembangnya nyamuk aedes aegypti semakin masif. ‘’Kita semua berharap, kasus DBD tahun ini tidak sebanyak tahun lalu,’’ tuturnya mengingat tingginya kasus DBD pada 2022.

Disampaikan Bambang, segala upaya menekan lonjakan kasus DBD tak kurang-kurang dilakukan Dinkes- P2KB, dari menyosialisasikan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), membiasakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) terhadap barang-barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, hingga melakukan fogging pada wilayah-wilayah dengan kasus tinggi.

Namun, semua itu tidak akan bisa berjalan optimal jika belum memiliki kesadaran diri dalam membiasakan pola hidup bersih. ‘’Sebenarnya, fogging bukanlah solusi, dan juga tidak optimal. Fundamental terpenting adalah menjaga pola hidup bersih dan sehat,’’ tegasnya.

Tidak ingin tingginya kasus 2022 terulang pada 2023, pria yang pernah menjabat Kepala Puskesmas Tambakboyo ini benar-benar berharap kesadaran bersama akan menjaga pola hidup bersih dan sehat. ‘’Menekan potensi terjadinya kasus demam berdarah adalah tanggung jawab bersama. Untuk itu, kesadaran pola hidup bersih dan sehat harus kita bangun bersama,’’ harapannya.

Bagaimana dengan kasus DBD selama Januari ini, Bambang belum bisa mengungkapkan. Sebab, belum ada rekap kasus yang diterima instansinya. (zid/tok) 

Radartuban.jawapos.com – Merujuk data 2022, penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Tuban masih menjadi ancaman serius. Tahun lalu, pasien yang didiagnosa DBD mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya. Tak tanggung-tanggung, peningkatannya mencapai hampir tiga kali lipat.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban Bambang Priyo Utomo mengungkapkan, pada 2022 lalu, kasus DBD di Kota Legen tercatat sebanyak 651 kasus, satu meninggal dunia. Angka ini naik hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya hanya 223 kasus. ‘’Ini berdasarkan data yang diterima dinkes,’’ katanya.

Sebab itulah, Bambang membenarkan bahwa penyakit demam berdarah masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat Tuban. Apalagi saat ini sudah masuk musim penghujan dengan intensitas hujan yang tidak menentu. Sehingga potensi berkembangnya nyamuk aedes aegypti semakin masif. ‘’Kita semua berharap, kasus DBD tahun ini tidak sebanyak tahun lalu,’’ tuturnya mengingat tingginya kasus DBD pada 2022.

Disampaikan Bambang, segala upaya menekan lonjakan kasus DBD tak kurang-kurang dilakukan Dinkes- P2KB, dari menyosialisasikan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), membiasakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) terhadap barang-barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, hingga melakukan fogging pada wilayah-wilayah dengan kasus tinggi.

Namun, semua itu tidak akan bisa berjalan optimal jika belum memiliki kesadaran diri dalam membiasakan pola hidup bersih. ‘’Sebenarnya, fogging bukanlah solusi, dan juga tidak optimal. Fundamental terpenting adalah menjaga pola hidup bersih dan sehat,’’ tegasnya.

- Advertisement -

Tidak ingin tingginya kasus 2022 terulang pada 2023, pria yang pernah menjabat Kepala Puskesmas Tambakboyo ini benar-benar berharap kesadaran bersama akan menjaga pola hidup bersih dan sehat. ‘’Menekan potensi terjadinya kasus demam berdarah adalah tanggung jawab bersama. Untuk itu, kesadaran pola hidup bersih dan sehat harus kita bangun bersama,’’ harapannya.

Bagaimana dengan kasus DBD selama Januari ini, Bambang belum bisa mengungkapkan. Sebab, belum ada rekap kasus yang diterima instansinya. (zid/tok) 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img