spot_img
spot_img

Harapan Besar Bupati Digantungkan kepada Pimpinan Baru BAZNAS Tuban Periode 2022-2027

Pimpinan Baru Dilantik, Baznas Siap Meningkatkan Kepercayaan & Lebih Inovatif

spot_img

Setelah dilantik di Pendapa Kridho Manunggal Tuban kemarin (20/12), pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Tuban periode 2022-2027 siap tancap gas untuk mengumpulkan zakat yang lebih besar. Harapannya, ke depan mereka membawa BAZNAS lebih maju dan inovatif. Misi lain yang tak kalah beratnya diemban para komisioner tersebut adalah meningkatkan kepercayaan masyarakat, sehingga banyak pihak yang akan menjadi muzakki atau orang yang menunaikan zakat.

HARAPAN agar BAZNAS Tuban ke depan lebih baik disampaikan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky. Dalam sambutan pelantikan, kepala daerah termuda sepanjang sejarah pemerintahan Tuban itu yakin pimpinan baru BAZNAS tersebut membawa institusinya lebih baik.

Keyakinan Mas Lindra, panggilan akrab bupati tersebut didasari dari latar belakang beragam lima pimpinannya. ‘’Dengan latar belakang bermacam-macam tentunya akan saling mengisi,’’ ujarnya.

Dia kemudian membeberkan satu per satu latar belakang komisioner BAZNAS. Ketuanya, Ir. Agus Suryanto, MM., M. Agr, mantan aparatur Inspektorat Tuban. Kemudian wakil ketuanya, Drs. Achmad Mualim dan Sumartaja, S.Sos merupakan mantan sekretaris kecamatan (sekcam). Dua wakil ketua berikutnya, Drs Mi’rojul Huda, M.Pd.I, dan dan Drs. Muhammad Ghufron, M.Si adalah tokoh agama.

‘’Jadi pengalaman lapangannya sudah sangat matang,’’ tegas mantan anggota DPRD Provinsi Jatim itu.

Hadir dalam pelantikan tersebut, Ketua BAZNAS Jawa Timur Moh. Roziqi, Forkopimda Tuban, kepala organisasi perangkat daerah (OPD) dan camat.

Mas Lindra optimistis kepemimpinan baru BAZNAS Tuban tidak hanya meningkatkan zakat dari muzakki, namun juga menyalurkan zakat tepat sasaran.

‘’BAZNAS ini sebuah lem baga yang sangat penting, karena cakupannya lebih luas. Saat pemkab tidak bisa menggarap, BAZNAS bisa,’’ ujarnya.

Dengan cakupan tugasnya yang lebih luas, Mas Lindra menaruh harapan besar kepada pimpinan baru BAZNAS untuk andil dalam pengentasan kemiskinan di Bumi Ronggolawe. Salah satunya penyaluran zakat untuk kegiatan produktif melalui pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, kegiatan tersebut tidak hanya sesaat, namun berjangka panjang.

Menurut dia, kegiatan sesaat multiplier effect-nya kurang terasa. Dengan orientasi tersebut, Mas Lindra berharap orang-orang yang sebelumnya berstatus sebagai penerima zakat, ke depannya bisa sebagai penyalur zakat.

‘’Ketika siklus ini bisa terwujud, maka ke depannya BAZNAS akan semakin baik,’’ tegas bupati dengan jumlah follower Instagramnya yang saat ini menembus 155 ribu itu.

Mas Lindra kemudian mencontohkan program usaha BAZNAS provinsi dan pusat yang berhasil pemberdayaan masyarakat, yakni waralaba Z-Chicken. Dia mengungkapkan, awalnya Tuban diberi jatah sekitar 20 sampai 30 gerobak dan kini telah berkembang pesat.

‘’Ketika saya beli dan tanya omzetnya berapa, itu satu hari bisa Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta,’’ ujar dia yang menilai program usaha BAZNAS tersebut bisa menjadi stimulus untuk pengentasan kemiskinan.

Salah satu penerima manfaat program waralaba Z-Chicken adalah Yayuk Endang Ningsih. Dia warga Desa Penambangan, Kecamatan Semanding. Sebelum menerima bantuan dari BAZNAS, kondisi perekonomian keluarga Yayuk serbapas-pasan. Penghasilan suaminya sebagai freelance sales peralatan elektronik tidak menentu. Apalagi, sejak pandemi Covid-19 melanda, usaha yang dijalaninya nyaris mati. Sementara Yayuk sendiri membuka warung kopi di area ringroad Kecamatan Semanding dengan penghasilan tak pasti.

Setelah menerima bantuan usaha Z-Chicken dari BAZNAS, kehidupannya berubah. Semangat berusaha pun bangkit. Itu setelah seluruh modal usaha penjualan ayam krispinya dibiayai oleh BAZNAS; mulai dari gerobak, bahan mentah, dan berbagai peralatan masak.

Untuk meningkatkan kapasitas dirinya, dia juga mendapat pelatihan produksi ayam krispi dari BAZNAS. Dengan pengalaman dunia marketing dari suaminya, kini usaha Z-Chicken yang dijalankan cukup berkembang.

‘’Alhamdulillah, ayam krispi dari program Z-Chicken BAZNAS diminati masyarakat. Berbagai lembaga pendidikan tingkat SD sampai SLTA telah pesan ayam krispi kami. Kini, ayam krispi dari program Z-Chicken semakin dikenal masyarakat,’’ ungkap Yayuk.

Kini, omzet usaha yang dijalankan perempuan 54 tahun tersebut Rp 17,8 juta sebulan. Kini, Yayuk rutin membayar infak ke BAZNAS melalui kotak infak yang ditempatkan di gerobak Z-Chicken miliknya. Setiap bulan, dana yang terkumpul dalam kotak infak tersebut disetorkan ke BAZNAS Kabupaten Tuban.

‘’Ini sebagai ungkapan syukur atas rizki yang diberikan kepada kami,’’ tuturnya. (fud/ds)

Setelah dilantik di Pendapa Kridho Manunggal Tuban kemarin (20/12), pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Tuban periode 2022-2027 siap tancap gas untuk mengumpulkan zakat yang lebih besar. Harapannya, ke depan mereka membawa BAZNAS lebih maju dan inovatif. Misi lain yang tak kalah beratnya diemban para komisioner tersebut adalah meningkatkan kepercayaan masyarakat, sehingga banyak pihak yang akan menjadi muzakki atau orang yang menunaikan zakat.

HARAPAN agar BAZNAS Tuban ke depan lebih baik disampaikan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky. Dalam sambutan pelantikan, kepala daerah termuda sepanjang sejarah pemerintahan Tuban itu yakin pimpinan baru BAZNAS tersebut membawa institusinya lebih baik.

Keyakinan Mas Lindra, panggilan akrab bupati tersebut didasari dari latar belakang beragam lima pimpinannya. ‘’Dengan latar belakang bermacam-macam tentunya akan saling mengisi,’’ ujarnya.

Dia kemudian membeberkan satu per satu latar belakang komisioner BAZNAS. Ketuanya, Ir. Agus Suryanto, MM., M. Agr, mantan aparatur Inspektorat Tuban. Kemudian wakil ketuanya, Drs. Achmad Mualim dan Sumartaja, S.Sos merupakan mantan sekretaris kecamatan (sekcam). Dua wakil ketua berikutnya, Drs Mi’rojul Huda, M.Pd.I, dan dan Drs. Muhammad Ghufron, M.Si adalah tokoh agama.

‘’Jadi pengalaman lapangannya sudah sangat matang,’’ tegas mantan anggota DPRD Provinsi Jatim itu.

- Advertisement -

Hadir dalam pelantikan tersebut, Ketua BAZNAS Jawa Timur Moh. Roziqi, Forkopimda Tuban, kepala organisasi perangkat daerah (OPD) dan camat.

Mas Lindra optimistis kepemimpinan baru BAZNAS Tuban tidak hanya meningkatkan zakat dari muzakki, namun juga menyalurkan zakat tepat sasaran.

‘’BAZNAS ini sebuah lem baga yang sangat penting, karena cakupannya lebih luas. Saat pemkab tidak bisa menggarap, BAZNAS bisa,’’ ujarnya.

Dengan cakupan tugasnya yang lebih luas, Mas Lindra menaruh harapan besar kepada pimpinan baru BAZNAS untuk andil dalam pengentasan kemiskinan di Bumi Ronggolawe. Salah satunya penyaluran zakat untuk kegiatan produktif melalui pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, kegiatan tersebut tidak hanya sesaat, namun berjangka panjang.

Menurut dia, kegiatan sesaat multiplier effect-nya kurang terasa. Dengan orientasi tersebut, Mas Lindra berharap orang-orang yang sebelumnya berstatus sebagai penerima zakat, ke depannya bisa sebagai penyalur zakat.

‘’Ketika siklus ini bisa terwujud, maka ke depannya BAZNAS akan semakin baik,’’ tegas bupati dengan jumlah follower Instagramnya yang saat ini menembus 155 ribu itu.

Mas Lindra kemudian mencontohkan program usaha BAZNAS provinsi dan pusat yang berhasil pemberdayaan masyarakat, yakni waralaba Z-Chicken. Dia mengungkapkan, awalnya Tuban diberi jatah sekitar 20 sampai 30 gerobak dan kini telah berkembang pesat.

‘’Ketika saya beli dan tanya omzetnya berapa, itu satu hari bisa Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta,’’ ujar dia yang menilai program usaha BAZNAS tersebut bisa menjadi stimulus untuk pengentasan kemiskinan.

Salah satu penerima manfaat program waralaba Z-Chicken adalah Yayuk Endang Ningsih. Dia warga Desa Penambangan, Kecamatan Semanding. Sebelum menerima bantuan dari BAZNAS, kondisi perekonomian keluarga Yayuk serbapas-pasan. Penghasilan suaminya sebagai freelance sales peralatan elektronik tidak menentu. Apalagi, sejak pandemi Covid-19 melanda, usaha yang dijalaninya nyaris mati. Sementara Yayuk sendiri membuka warung kopi di area ringroad Kecamatan Semanding dengan penghasilan tak pasti.

Setelah menerima bantuan usaha Z-Chicken dari BAZNAS, kehidupannya berubah. Semangat berusaha pun bangkit. Itu setelah seluruh modal usaha penjualan ayam krispinya dibiayai oleh BAZNAS; mulai dari gerobak, bahan mentah, dan berbagai peralatan masak.

Untuk meningkatkan kapasitas dirinya, dia juga mendapat pelatihan produksi ayam krispi dari BAZNAS. Dengan pengalaman dunia marketing dari suaminya, kini usaha Z-Chicken yang dijalankan cukup berkembang.

‘’Alhamdulillah, ayam krispi dari program Z-Chicken BAZNAS diminati masyarakat. Berbagai lembaga pendidikan tingkat SD sampai SLTA telah pesan ayam krispi kami. Kini, ayam krispi dari program Z-Chicken semakin dikenal masyarakat,’’ ungkap Yayuk.

Kini, omzet usaha yang dijalankan perempuan 54 tahun tersebut Rp 17,8 juta sebulan. Kini, Yayuk rutin membayar infak ke BAZNAS melalui kotak infak yang ditempatkan di gerobak Z-Chicken miliknya. Setiap bulan, dana yang terkumpul dalam kotak infak tersebut disetorkan ke BAZNAS Kabupaten Tuban.

‘’Ini sebagai ungkapan syukur atas rizki yang diberikan kepada kami,’’ tuturnya. (fud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img