spot_img
spot_img

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan Tuban

Jalankan Konsep Kolaborasi, Inflasi Terjaga Ekonomi Tumbuh

spot_img

Keberhasilan Pemkab Tuban dalam memulihkan ekonomi pascapandemi Covid-19 tidak lepas dari peran strategis yang dijalankan Bupati Aditya Halindra Faridzky. Salah satunya, optimalisasi pengendalian inflasi. Seiring dengan komitmen tersebut, tren pertumbuhan ekonomi di Tuban terus menguat. Data terakhir 2021, ekonomi di Bumi Ronggolawe tumbuh hampir 9 persen.

DI ANTARA instrumen pengendalian inflasi yang menjadi tugas dan tanggung jawab Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Diskop UKM Perdag) Tuban adalah menjamin ketersedian barang kebutuhan pokok dan barang penting (bapokting), serta menjalin kolaborasi dan sinergi lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dalam menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru.

‘’Satu di antara kebijakan Mas Bupati (sapaan akrab Bupati Aditya Halindra Faridzky) pascapandemi adalah pemulihan ekonomi. Dan salah satu instrumennya adalah fokus mengendalikan inflasi,’’ kata Kepala Diskop UKM Perdag Tuban Agus Wijaya kepada Jawa Pos Radar Tuban.

Disampaikan Agus, sejak pandemi hingga sekarang, isu strategis yang di tekankan Mas Bupati adalah menjaga stabilitas harga-harga bahan pokok. Menstabilkan antara demand (permintaan) dan supply (ketersediaan). Sehingga inflasi bisa terjaga.

‘’Dan Alhamdulillah, selama pandemi hingga saat ini, inflasi di Kabupaten Tuban terjaga dengan baik. Antara demand dan supply berjalan seimbang,’’ katanya bersyukur.

Diungkapkan Agus, di antara kegiatan rutin yang dilakukan institusinya adalah melakukan survei harga di pasar-pasar tradisional. Melalui survei harga yang dilakukan secara konsisten inilah, kemudian diambil kebijakan strategis dalam mengendalikan inflasi.

‘’Data menjadi hal amat penting. Dan itulah yang selalu dilakukan Mas Bupati sebelum mengambil kebijakan,’’ paparnya.

Instrumen lain yang menjadi fokus Mas Bupati dalam memulihkan ekonomi adalah menciptakan sentra-sentra ekonomi baru. Dalam hal ini, Diskop UKM Perdag tidak bisa berjalan sendiri.

Sebagaimana yang selalu disampaikan Mas Bupati, membangun Kabupaten Tuban harus  didasari dengan pondasi kolaborasi dan sinergi. Karena itu, wajib hukumnya menyamakan persepsi dengan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dan lembaga/instansi terkait.

Menciptakan episentrum ekonomi baru di Taman Sleko, misalnya. Ditegaskan mantan Kabag Humas dan Protokol Setda ini, menggeliatkan ekonomi di Bundaran Patung Sembilan Kuda saban pagi hingga larut malam tersebut, tidak lepas dari peran OPD lain.

‘’Kata kuncinya saling meleng kapi—kolaborasi dan sinergi,’’ ujarnya.

Selain menciptakan episentrum ekonomi baru, upaya lain dalam menggeliatkan ekonomi adalah memberikan atensi terhadap pasar tradisional.

Dalam hal ini, terang Agus, Mas Bupati paham betul bahwa pasar tradisional merupakan pengungkit ekonomi di tingkat akar rumput. Karena itu, selama hampir dua tahun ini Pemkab Tuban begitu fokus menata sarana-prasarana dan manajemen pasar tradisional.

Dalam merealisasikan atensi Mas Bupati, kurun waktu dua tahun ini Diskop UKM Perdag masif melakukan revitalisasi dan pembangunan sejumlah pasar tradisional baru. Untuk pembangunan baru, sudah terbangun dua pasar tradisional. Yakni, Pasar Rakyat Bulu di Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar dan Pasar Penambangan di Desa Penambangan, Kecamatan Semanding.

Untuk revitalisasi hampir menyeluruh di semua pasar tradisional pemerintah daerah. Setelah Pasar Jatirogo, kini yang direvitalisasi adalah Pasar Baru Tuban.

Revitalisasi diperlukan supaya pasar tradisional semakin representatif. Termasuk dari sisi manajemen, juga terus ditata.

Di sisi lain, keberadaan pasar tradisional juga menjadi sarana penting dalam mengendalikan inflasi. Terjangkaunya distribusi dan kemudahan dalam mendapatkan bahan pokok, maka secara otomatis akan mampu mengendalikan inflasi daerah.

‘’Siklusnya, ketika distribusi barang semakin mudah (karena keberadaan pasar tradisional semakin dekat dengan masyarakat, Red), maka harga-harga kebutuhan bahan pokok semakin terjangkau. Ketika harga terjangkau, maka inflasi akan terkendali, daya beli masyarakat meningkat, dan ekonomi akan tumbuh,’’ tandas Agus. (tok)

Keberhasilan Pemkab Tuban dalam memulihkan ekonomi pascapandemi Covid-19 tidak lepas dari peran strategis yang dijalankan Bupati Aditya Halindra Faridzky. Salah satunya, optimalisasi pengendalian inflasi. Seiring dengan komitmen tersebut, tren pertumbuhan ekonomi di Tuban terus menguat. Data terakhir 2021, ekonomi di Bumi Ronggolawe tumbuh hampir 9 persen.

DI ANTARA instrumen pengendalian inflasi yang menjadi tugas dan tanggung jawab Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Diskop UKM Perdag) Tuban adalah menjamin ketersedian barang kebutuhan pokok dan barang penting (bapokting), serta menjalin kolaborasi dan sinergi lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dalam menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru.

‘’Satu di antara kebijakan Mas Bupati (sapaan akrab Bupati Aditya Halindra Faridzky) pascapandemi adalah pemulihan ekonomi. Dan salah satu instrumennya adalah fokus mengendalikan inflasi,’’ kata Kepala Diskop UKM Perdag Tuban Agus Wijaya kepada Jawa Pos Radar Tuban.

Disampaikan Agus, sejak pandemi hingga sekarang, isu strategis yang di tekankan Mas Bupati adalah menjaga stabilitas harga-harga bahan pokok. Menstabilkan antara demand (permintaan) dan supply (ketersediaan). Sehingga inflasi bisa terjaga.

‘’Dan Alhamdulillah, selama pandemi hingga saat ini, inflasi di Kabupaten Tuban terjaga dengan baik. Antara demand dan supply berjalan seimbang,’’ katanya bersyukur.

- Advertisement -

Diungkapkan Agus, di antara kegiatan rutin yang dilakukan institusinya adalah melakukan survei harga di pasar-pasar tradisional. Melalui survei harga yang dilakukan secara konsisten inilah, kemudian diambil kebijakan strategis dalam mengendalikan inflasi.

‘’Data menjadi hal amat penting. Dan itulah yang selalu dilakukan Mas Bupati sebelum mengambil kebijakan,’’ paparnya.

Instrumen lain yang menjadi fokus Mas Bupati dalam memulihkan ekonomi adalah menciptakan sentra-sentra ekonomi baru. Dalam hal ini, Diskop UKM Perdag tidak bisa berjalan sendiri.

Sebagaimana yang selalu disampaikan Mas Bupati, membangun Kabupaten Tuban harus  didasari dengan pondasi kolaborasi dan sinergi. Karena itu, wajib hukumnya menyamakan persepsi dengan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dan lembaga/instansi terkait.

Menciptakan episentrum ekonomi baru di Taman Sleko, misalnya. Ditegaskan mantan Kabag Humas dan Protokol Setda ini, menggeliatkan ekonomi di Bundaran Patung Sembilan Kuda saban pagi hingga larut malam tersebut, tidak lepas dari peran OPD lain.

‘’Kata kuncinya saling meleng kapi—kolaborasi dan sinergi,’’ ujarnya.

Selain menciptakan episentrum ekonomi baru, upaya lain dalam menggeliatkan ekonomi adalah memberikan atensi terhadap pasar tradisional.

Dalam hal ini, terang Agus, Mas Bupati paham betul bahwa pasar tradisional merupakan pengungkit ekonomi di tingkat akar rumput. Karena itu, selama hampir dua tahun ini Pemkab Tuban begitu fokus menata sarana-prasarana dan manajemen pasar tradisional.

Dalam merealisasikan atensi Mas Bupati, kurun waktu dua tahun ini Diskop UKM Perdag masif melakukan revitalisasi dan pembangunan sejumlah pasar tradisional baru. Untuk pembangunan baru, sudah terbangun dua pasar tradisional. Yakni, Pasar Rakyat Bulu di Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar dan Pasar Penambangan di Desa Penambangan, Kecamatan Semanding.

Untuk revitalisasi hampir menyeluruh di semua pasar tradisional pemerintah daerah. Setelah Pasar Jatirogo, kini yang direvitalisasi adalah Pasar Baru Tuban.

Revitalisasi diperlukan supaya pasar tradisional semakin representatif. Termasuk dari sisi manajemen, juga terus ditata.

Di sisi lain, keberadaan pasar tradisional juga menjadi sarana penting dalam mengendalikan inflasi. Terjangkaunya distribusi dan kemudahan dalam mendapatkan bahan pokok, maka secara otomatis akan mampu mengendalikan inflasi daerah.

‘’Siklusnya, ketika distribusi barang semakin mudah (karena keberadaan pasar tradisional semakin dekat dengan masyarakat, Red), maka harga-harga kebutuhan bahan pokok semakin terjangkau. Ketika harga terjangkau, maka inflasi akan terkendali, daya beli masyarakat meningkat, dan ekonomi akan tumbuh,’’ tandas Agus. (tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img