spot_img
spot_img

Apotek, RS, dan Klinik Mulai Kembalikan Pasokan Obat Sirup

spot_img

IDI: Jangan Beli Obat yang Masih Beredar
Radartuban.jawapos.com – Diduga menjadi pemicu gagal ginjal akut pada anak, peredaran sejumlah obat sirup akhirnya ditarik dari peredaran.

Di Tuban, sejumlah rumah sakit, apotek, dan klinik mulai mengembalikan pasokan obat sirup yang mengandung ethylene glykol (EG), zat dalam obat yang dinilai jadi pemicu gagal ginjal akut.

Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Tuban Didik Suharsoyo mengatakan, semua fasilitas kesehatan (faskes) sudah melakukan return obat ke distributor.

Meski demikian, dia mengakui masih ada penjual obat di luar pantauan. Seperti toko kelontong. Terkait hal tersebut, dia mengimbau masyarakat untuk tidak membeli obat-obat tersebut jika masih beredar.

‘’Sudah banyak obat yang mengandung EG yang ditarik secara ber tahap,’’ tuturnya.

Dokter yang juga direktur RSNU Tuban itu mengemukakan, untuk sementara seluruh dokter sepakat untuk tidak memberikan obat sirup atau cair kepada anak. Apalagi, obat yang  mengandung EG yang dapat memicu gagal ginjal akut parah. Sebagai gantinya, pasien yang sakit demam, batuk, dan flu akan diberikan obat bentuk lain.

‘’Bagi yang sakit bisa menggunakan obat puyer atau pengganti lain yang sepadan,’’ ujarnya.

Dokter lulusan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta itu mengatakan, penarikan sebagian obat sirup anak tersebut mengacu kajian BPOM yang menyatakan hasil uji cemaran EG pada lima produk tersebut berbahaya bagi anak.

Obat-obat yang ditarih tersebut mengandung EG dan diethylene glycol (DEG) yang diduga digunakan pasien ga gal ginjal akut sebelum dan selama menjalani perawatan di rumah sakit.

Dia memastikan gagal ginjal akut tidak menular dari mulut ke mulut seperti kabar yang beredar di media sosial. Menurut Didik, pemicu sakit yang menewaskan ratusan anak di seluruh Indonesia itu disebabkan dari zat pengencer pada obat.

‘’Masyarakat tidak perlu panik karena gagal ginjal akut tersebut bermula dari konsumsi obat yang diduga melebihi dosis yang dianjurkan,’’ terang dia yang menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi obat sesuai resep dokter.

Seperti diketahui, pada siaran pers, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengumumkan lima produk obat sirup yang berbahaya karena mengandung EG melampaui ambang batas aman. Merek tersebut, Termorex Sirup (obat demam) produksi PT Konimex, Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu) produksi PT Yarindo Farmatama, dan Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu) produksi Universal Pharmaceutical Industries.

Selanjutnya, Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dan Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries. (yud/ds)

IDI: Jangan Beli Obat yang Masih Beredar
Radartuban.jawapos.com – Diduga menjadi pemicu gagal ginjal akut pada anak, peredaran sejumlah obat sirup akhirnya ditarik dari peredaran.

Di Tuban, sejumlah rumah sakit, apotek, dan klinik mulai mengembalikan pasokan obat sirup yang mengandung ethylene glykol (EG), zat dalam obat yang dinilai jadi pemicu gagal ginjal akut.

Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Tuban Didik Suharsoyo mengatakan, semua fasilitas kesehatan (faskes) sudah melakukan return obat ke distributor.

Meski demikian, dia mengakui masih ada penjual obat di luar pantauan. Seperti toko kelontong. Terkait hal tersebut, dia mengimbau masyarakat untuk tidak membeli obat-obat tersebut jika masih beredar.

‘’Sudah banyak obat yang mengandung EG yang ditarik secara ber tahap,’’ tuturnya.

- Advertisement -

Dokter yang juga direktur RSNU Tuban itu mengemukakan, untuk sementara seluruh dokter sepakat untuk tidak memberikan obat sirup atau cair kepada anak. Apalagi, obat yang  mengandung EG yang dapat memicu gagal ginjal akut parah. Sebagai gantinya, pasien yang sakit demam, batuk, dan flu akan diberikan obat bentuk lain.

‘’Bagi yang sakit bisa menggunakan obat puyer atau pengganti lain yang sepadan,’’ ujarnya.

Dokter lulusan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta itu mengatakan, penarikan sebagian obat sirup anak tersebut mengacu kajian BPOM yang menyatakan hasil uji cemaran EG pada lima produk tersebut berbahaya bagi anak.

Obat-obat yang ditarih tersebut mengandung EG dan diethylene glycol (DEG) yang diduga digunakan pasien ga gal ginjal akut sebelum dan selama menjalani perawatan di rumah sakit.

Dia memastikan gagal ginjal akut tidak menular dari mulut ke mulut seperti kabar yang beredar di media sosial. Menurut Didik, pemicu sakit yang menewaskan ratusan anak di seluruh Indonesia itu disebabkan dari zat pengencer pada obat.

‘’Masyarakat tidak perlu panik karena gagal ginjal akut tersebut bermula dari konsumsi obat yang diduga melebihi dosis yang dianjurkan,’’ terang dia yang menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi obat sesuai resep dokter.

Seperti diketahui, pada siaran pers, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengumumkan lima produk obat sirup yang berbahaya karena mengandung EG melampaui ambang batas aman. Merek tersebut, Termorex Sirup (obat demam) produksi PT Konimex, Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu) produksi PT Yarindo Farmatama, dan Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu) produksi Universal Pharmaceutical Industries.

Selanjutnya, Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dan Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries. (yud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img