spot_img
spot_img

Angkat Kisah Cinta Putri Treteg, Teater Air Smaga Tuban Juara Nasional

spot_img

Di antara grup teater di Tuban, Teater Air menjadi satu-satunya grup yang rutin menjuarai kompetisi. Grup ekstrakurikuler SMAN 3 Tuban ini menyabet juara selama tiga tahun berturut-turut di Festival Teater Pelajar Mahasiswa Nasional yang diselenggarakan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

YUDHA SATRIA ADITAMA, Tuban, Radar Tuban

LUBUK Suak (kekecewaan yang mendalam) menjadi judul naskah yang ditampilkan Teater  Air pada Festival Teater Pelajar Mahasiswa Nasional (FTPMN) 2022 yang digelar Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Mengangkat kisah cinta Putri Treteg, tokoh folklore yang turun temurun di kalangan masyarakat Desa Kradenan, Kecamatan Palang. Gejolak batin sang tokoh seputar percin taan dan ketamakan dikemas apik dalam cerita berdurasi sekitar 30 menit tersebut.

Hanya sebagian kecil masyarakat yang tahu kisah seputar Putri Treteg. Sebagai putra daerah, para siswa-siswi yang tergabung dalam Teater Air SMAN 3 Tuban ini terdorong menghidupkan kembali cerita rakyat tersebut melalui pementasan. Hasilnya, pementasan tersebut diapresiasi dewan juri dengan ditahbiskan sebagai juara umum FTP MN yang diselenggarakan 11 – 16 Oktober 2022.

‘’Penulis naskah ingin mengangkat cerita rakyat dari tempat domisili dia tinggal,’’ ucap Siswandi, pembina Teater Air Smaga.

Selain menyabet juara, grup ini juga meraih juara artistik terbaik. Penghar gaan tersebut  diberikan karena dalam setiap penampilannya, mereka mengutamakan setiap detail pementasan. Mulai kostum, musik, penataan pencahayaan, mimik wajah para pemain, dan masih banyak lagi.

Grup yang memiliki ciri khas menampilkan cerita rakyat asli Tuban ini berhasil memikat juri FTPMN selama tiga tahun berturut-turut. Mulai 2019, 2021, dan 2022.

‘’Pada 2020 kompetisi ini libur karena awal pandemi,’’ tuturnya.

FTPMN menjadi salah satu ajang bergengsi bagi para pemain dan grup teater. Grup yang  mengikuti kompetisi ini adu performa panggung bersama puluhan peserta dari berbagai kota di Indonesia.

Perwakilan dari Tuban yang mengikuti FTPMN 2022 sebanyak empat grup. Hanya saja, seluruhnya gagal membawa pulang piala. Untuk bisa lolos kompetisi ini ada sejumlah seleksi administrasi. Hasilnya, di babak final terpilih 42 grup teater se-Indonesia yang tampil di gedung kampus negeri di Surabaya tersebut.

Setiap usaha keras pasti berbuah manis. Itulah yang dibuktikan Siswandi cs. Mereka membutuhkan waktu tiga bulan untuk mempersiapkan kompetisi tersebut. Para pemain Teater Air latihan rutin dengan intensitas dua hingga empat kali seminggu. Setiap latihan pun tak selalu berjalan mulus. Pemain teater senior di Tuban ini mengungkap sejumlah kendala yang dihadapi.

‘’Saat latihan ada salah satu pemain inti yang mengalami kecelakaan sehingga sempat latihan tanpa full team,’’ kenangnya.

Tak hanya itu. Sebelum keberangkatan ke Surabaya untuk lomba, Siswandi meng giring para anggota teaternya untuk latihan di Gedung Budaya Loka. Harapannya, para pemain bisa totalitas karena merasakan aura panggung. Saat pulang, sejumlah peranti teater dan alat musik berupa gamelan ditinggal di gedung tersebut dengan harapan agar mudah dibawa untuk lomba.

‘’Namun saat diambil untuk dibawa ke Surabaya, satu set kuningan gamelan hilang,’’ keluhnya.

H-1 lomba, Siswandi kelabakan harus mencari pinjaman gamelan ke sejumlah relasinya. Beruntung, dia mendapat pinjaman alat tersebut dari salah satu grup tongklek di Tuban. Kekalutan karena kehilangan peranti musik itu sempat membuat Siswandi cs khawatir tidak bisa tampil maksimal.

Namun, dengan mengusung semangat kebersamaan, akhirnya Teater Air Smaga mampu menjadi juara bertahan di kompetisi nasional selama tiga tahun berturut-turut.

Kepala SMAN 3 Tuban Nuryono mengatakan, keberhasilan grup ekstra kurikuler sekolahnya  tak lepas dari dukungan penuh dari pemkab, sekolah, pem bina, dan siswa. Terbukti, dari si nergitas berbagai pihak tersebut, Teater Air mampu membawa nama harum Tuban di kancah nasional.

‘’Saya tahu betapa susahnya para pemain teater ketika latihan, bahkan pernah hingga larut malam. Karena itu harus didukung penuh agar usahanya tidak sia-sia,’’ tutur dia. (*/ds)

Di antara grup teater di Tuban, Teater Air menjadi satu-satunya grup yang rutin menjuarai kompetisi. Grup ekstrakurikuler SMAN 3 Tuban ini menyabet juara selama tiga tahun berturut-turut di Festival Teater Pelajar Mahasiswa Nasional yang diselenggarakan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

YUDHA SATRIA ADITAMA, Tuban, Radar Tuban

LUBUK Suak (kekecewaan yang mendalam) menjadi judul naskah yang ditampilkan Teater  Air pada Festival Teater Pelajar Mahasiswa Nasional (FTPMN) 2022 yang digelar Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Mengangkat kisah cinta Putri Treteg, tokoh folklore yang turun temurun di kalangan masyarakat Desa Kradenan, Kecamatan Palang. Gejolak batin sang tokoh seputar percin taan dan ketamakan dikemas apik dalam cerita berdurasi sekitar 30 menit tersebut.

Hanya sebagian kecil masyarakat yang tahu kisah seputar Putri Treteg. Sebagai putra daerah, para siswa-siswi yang tergabung dalam Teater Air SMAN 3 Tuban ini terdorong menghidupkan kembali cerita rakyat tersebut melalui pementasan. Hasilnya, pementasan tersebut diapresiasi dewan juri dengan ditahbiskan sebagai juara umum FTP MN yang diselenggarakan 11 – 16 Oktober 2022.

- Advertisement -

‘’Penulis naskah ingin mengangkat cerita rakyat dari tempat domisili dia tinggal,’’ ucap Siswandi, pembina Teater Air Smaga.

Selain menyabet juara, grup ini juga meraih juara artistik terbaik. Penghar gaan tersebut  diberikan karena dalam setiap penampilannya, mereka mengutamakan setiap detail pementasan. Mulai kostum, musik, penataan pencahayaan, mimik wajah para pemain, dan masih banyak lagi.

Grup yang memiliki ciri khas menampilkan cerita rakyat asli Tuban ini berhasil memikat juri FTPMN selama tiga tahun berturut-turut. Mulai 2019, 2021, dan 2022.

‘’Pada 2020 kompetisi ini libur karena awal pandemi,’’ tuturnya.

FTPMN menjadi salah satu ajang bergengsi bagi para pemain dan grup teater. Grup yang  mengikuti kompetisi ini adu performa panggung bersama puluhan peserta dari berbagai kota di Indonesia.

Perwakilan dari Tuban yang mengikuti FTPMN 2022 sebanyak empat grup. Hanya saja, seluruhnya gagal membawa pulang piala. Untuk bisa lolos kompetisi ini ada sejumlah seleksi administrasi. Hasilnya, di babak final terpilih 42 grup teater se-Indonesia yang tampil di gedung kampus negeri di Surabaya tersebut.

Setiap usaha keras pasti berbuah manis. Itulah yang dibuktikan Siswandi cs. Mereka membutuhkan waktu tiga bulan untuk mempersiapkan kompetisi tersebut. Para pemain Teater Air latihan rutin dengan intensitas dua hingga empat kali seminggu. Setiap latihan pun tak selalu berjalan mulus. Pemain teater senior di Tuban ini mengungkap sejumlah kendala yang dihadapi.

‘’Saat latihan ada salah satu pemain inti yang mengalami kecelakaan sehingga sempat latihan tanpa full team,’’ kenangnya.

Tak hanya itu. Sebelum keberangkatan ke Surabaya untuk lomba, Siswandi meng giring para anggota teaternya untuk latihan di Gedung Budaya Loka. Harapannya, para pemain bisa totalitas karena merasakan aura panggung. Saat pulang, sejumlah peranti teater dan alat musik berupa gamelan ditinggal di gedung tersebut dengan harapan agar mudah dibawa untuk lomba.

‘’Namun saat diambil untuk dibawa ke Surabaya, satu set kuningan gamelan hilang,’’ keluhnya.

H-1 lomba, Siswandi kelabakan harus mencari pinjaman gamelan ke sejumlah relasinya. Beruntung, dia mendapat pinjaman alat tersebut dari salah satu grup tongklek di Tuban. Kekalutan karena kehilangan peranti musik itu sempat membuat Siswandi cs khawatir tidak bisa tampil maksimal.

Namun, dengan mengusung semangat kebersamaan, akhirnya Teater Air Smaga mampu menjadi juara bertahan di kompetisi nasional selama tiga tahun berturut-turut.

Kepala SMAN 3 Tuban Nuryono mengatakan, keberhasilan grup ekstra kurikuler sekolahnya  tak lepas dari dukungan penuh dari pemkab, sekolah, pem bina, dan siswa. Terbukti, dari si nergitas berbagai pihak tersebut, Teater Air mampu membawa nama harum Tuban di kancah nasional.

‘’Saya tahu betapa susahnya para pemain teater ketika latihan, bahkan pernah hingga larut malam. Karena itu harus didukung penuh agar usahanya tidak sia-sia,’’ tutur dia. (*/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img