spot_img
spot_img

Trading bisa kaya secara instan, Benarkah?

spot_img

Sepekan terakhir, istilah trading mendadak populer di kalangan anak muda. Banyak yang beranggapan seseorang yang melakukan trading bisa kaya secara instan. Benarkah demikian? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan trading?

DALAM kamus bahasa Inggris, trading memiliki arti berdagang. Di kalangan para investor, trading adalah aktivitas jual-beli dalam waktu singkat. Obyek jual-beli tersebut beragam. Di sektor investasi, yang dijadikan trading biasanya instrumen investasi berbentuk surat atau dokumen. Seperti saham, obligasi, valas atau forex, dan cryptocurency. Semuanya adalah instrumen investasi yang bisa di-trading-kan.

Kenapa trading sering digunakan dalam istilah investasi bodong yang berujung penipuan? Galih F. Fitono, 27, seorang trader saham mengatakan, trading sebenarnya istilah yang sering digunakan seseorang dalam jual-beli. Belakangan, istilah ini populer karena banyak masyarakat yang mulai mengenal istilah saham dan crypto. Ironinya, hanya sedikit yang benar-benar paham prinsip investasi tersebut.

Trader yang tinggal di Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding ini mengatakan, instrumen investasi yang paling umum digunakan untuk trading adalah saham dan crypto. Dua instrumen investasi ini memiliki pasar yang paling liquid atau mudah diperjualbelikan. ‘’Trading adalah aktivitas jual-beli dalam jangka waktu pendek. Kalau aktivitas jual beli dalam jangka panjang  disebut investasi,’’ tuturnya.

Saham, misalnya. Galih menerangkan, pasar saham atau Bursa Efek Indonesia (BEI) buka setiap Senin -– Jumat pukul 09.00 – 15.00. Tutup saat tanggal merah dan perayaan hari besar. Selama jam buka tersebut, semua pemilik akun saham bisa melakukan jual-beli. Nah, pelaku jual beli saham secara singkat ini biasa disebut trader. Sedangkan yang melakukan jual-beli saham dalam waktu cukup lama biasa disebut investor. ‘’BEI hanya memperjualbelikan saham dalam negeri,’’ terangnya.

Sarjana teknik geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta ini mengatakan, istilah trading juga sama juga berlaku untuk crypto. Bedanya, pasar cryptocurency buka 24 jam nonstop. Karena itu, aktivitas trading bisa dilakukan tanpa istirahat. Meski tanggal merah atau hari besar, pasar crypto tetap beroperasi. Pasar crypto lebih liquid karena pergerakannya mengikuti koin yang diperdagangkan secara internasional.

Galih mengenal saham sejak 2018. Dia mengemukakan, dunia investasi seperti saham dan crypto tidak menjanjikan cuan secara instan. Untuk seorang pemula yang baru gabung di dunia investasi digital, perlu waktu belajar yang tidak sebentar untuk menguasai pergerakan pasar. ‘’Seorang ahli sekalipun tidak ada yang bisa menjamin untuk mendapatkan sepuluh persen per bulan secara konsisten,’’ tegas lulusan SMA Taruna Nusantara itu.

Pergerakan pasar saham dan crypto sangat fleksibel. Kalanya, harga naik dan turun. Galih mengatakan, banyak pakar dan ahli saham yang hanya menargetkan profit 2,5 persen – 3 persen sebulan. Jika profit tersebut didapatkan secara konsisten, maka uang modal yang terkumpul bisa bertambah hanya sekitar 30 persen setahun. ‘’Dapat 30 persen setahun sudah sangat banyak jika dibandingkan deposito bank yang hanya menjanjikan 2 – 5 persen,’’ ujarnya.

Menurut Galih, profit 2-5 persen sebulan adalah persentase yang paling realistis. Jika ada investasi yang menjanjikan profit 50 persen atau bahkan lebih, hampir pasti berujung penipuan. Termasuk investasi bodong yang sepekan terakhir ramai di Tuban. Bisa dipastikan tidak masuk akal karena menjanjikan profit 120 persen sebulan. ‘’Instrumen investasi apa pun tidak mungkin bisa menjanjikan profit sampai 120 persen sebulan,’’ ungkapnya.

Jika ada yang menawarkan investasi dengan profit yang tidak masuk akal, Galih menyarankan untuk tidak mudah percaya. Dia menegaskan, dalam setiap investasi pastikan dulu tiga hal penting. Yakni, testimoni, data analisis, dan pendapat seorang ahli. Untuk testimoni, sifatnya memang sangat lemah karena mudah dipalsukan. Untuk itu perlu memastikan data analisis untuk memperkuat. Jika yang ditawarkan adalah investasi, maka harus memiliki ilmu seperti apa investasi bekerja. ”Jika tidak ingin tertipu, tanyakan pada ahlinya,” tegas dia.

Ahli dimaksud bisa teman dekat atau seseorang yang menguasai bidang tersebut. Anggota komunitas Belajar Investasi Tuban ini mengatakan, untuk kasus investasi, sebenarnya banyak yang sudah ahli di Bumi Ronggolawe. ‘’Jangan sungkan untuk bertanya pada ahlinya agar uangmu tidak hilang ditilap pelaku kejahatan,’’ ungkap bapak satu anak itu.(yud/ds)

Sepekan terakhir, istilah trading mendadak populer di kalangan anak muda. Banyak yang beranggapan seseorang yang melakukan trading bisa kaya secara instan. Benarkah demikian? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan trading?

DALAM kamus bahasa Inggris, trading memiliki arti berdagang. Di kalangan para investor, trading adalah aktivitas jual-beli dalam waktu singkat. Obyek jual-beli tersebut beragam. Di sektor investasi, yang dijadikan trading biasanya instrumen investasi berbentuk surat atau dokumen. Seperti saham, obligasi, valas atau forex, dan cryptocurency. Semuanya adalah instrumen investasi yang bisa di-trading-kan.

Kenapa trading sering digunakan dalam istilah investasi bodong yang berujung penipuan? Galih F. Fitono, 27, seorang trader saham mengatakan, trading sebenarnya istilah yang sering digunakan seseorang dalam jual-beli. Belakangan, istilah ini populer karena banyak masyarakat yang mulai mengenal istilah saham dan crypto. Ironinya, hanya sedikit yang benar-benar paham prinsip investasi tersebut.

Trader yang tinggal di Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding ini mengatakan, instrumen investasi yang paling umum digunakan untuk trading adalah saham dan crypto. Dua instrumen investasi ini memiliki pasar yang paling liquid atau mudah diperjualbelikan. ‘’Trading adalah aktivitas jual-beli dalam jangka waktu pendek. Kalau aktivitas jual beli dalam jangka panjang  disebut investasi,’’ tuturnya.

Saham, misalnya. Galih menerangkan, pasar saham atau Bursa Efek Indonesia (BEI) buka setiap Senin -– Jumat pukul 09.00 – 15.00. Tutup saat tanggal merah dan perayaan hari besar. Selama jam buka tersebut, semua pemilik akun saham bisa melakukan jual-beli. Nah, pelaku jual beli saham secara singkat ini biasa disebut trader. Sedangkan yang melakukan jual-beli saham dalam waktu cukup lama biasa disebut investor. ‘’BEI hanya memperjualbelikan saham dalam negeri,’’ terangnya.

- Advertisement -

Sarjana teknik geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta ini mengatakan, istilah trading juga sama juga berlaku untuk crypto. Bedanya, pasar cryptocurency buka 24 jam nonstop. Karena itu, aktivitas trading bisa dilakukan tanpa istirahat. Meski tanggal merah atau hari besar, pasar crypto tetap beroperasi. Pasar crypto lebih liquid karena pergerakannya mengikuti koin yang diperdagangkan secara internasional.

Galih mengenal saham sejak 2018. Dia mengemukakan, dunia investasi seperti saham dan crypto tidak menjanjikan cuan secara instan. Untuk seorang pemula yang baru gabung di dunia investasi digital, perlu waktu belajar yang tidak sebentar untuk menguasai pergerakan pasar. ‘’Seorang ahli sekalipun tidak ada yang bisa menjamin untuk mendapatkan sepuluh persen per bulan secara konsisten,’’ tegas lulusan SMA Taruna Nusantara itu.

Pergerakan pasar saham dan crypto sangat fleksibel. Kalanya, harga naik dan turun. Galih mengatakan, banyak pakar dan ahli saham yang hanya menargetkan profit 2,5 persen – 3 persen sebulan. Jika profit tersebut didapatkan secara konsisten, maka uang modal yang terkumpul bisa bertambah hanya sekitar 30 persen setahun. ‘’Dapat 30 persen setahun sudah sangat banyak jika dibandingkan deposito bank yang hanya menjanjikan 2 – 5 persen,’’ ujarnya.

Menurut Galih, profit 2-5 persen sebulan adalah persentase yang paling realistis. Jika ada investasi yang menjanjikan profit 50 persen atau bahkan lebih, hampir pasti berujung penipuan. Termasuk investasi bodong yang sepekan terakhir ramai di Tuban. Bisa dipastikan tidak masuk akal karena menjanjikan profit 120 persen sebulan. ‘’Instrumen investasi apa pun tidak mungkin bisa menjanjikan profit sampai 120 persen sebulan,’’ ungkapnya.

Jika ada yang menawarkan investasi dengan profit yang tidak masuk akal, Galih menyarankan untuk tidak mudah percaya. Dia menegaskan, dalam setiap investasi pastikan dulu tiga hal penting. Yakni, testimoni, data analisis, dan pendapat seorang ahli. Untuk testimoni, sifatnya memang sangat lemah karena mudah dipalsukan. Untuk itu perlu memastikan data analisis untuk memperkuat. Jika yang ditawarkan adalah investasi, maka harus memiliki ilmu seperti apa investasi bekerja. ”Jika tidak ingin tertipu, tanyakan pada ahlinya,” tegas dia.

Ahli dimaksud bisa teman dekat atau seseorang yang menguasai bidang tersebut. Anggota komunitas Belajar Investasi Tuban ini mengatakan, untuk kasus investasi, sebenarnya banyak yang sudah ahli di Bumi Ronggolawe. ‘’Jangan sungkan untuk bertanya pada ahlinya agar uangmu tidak hilang ditilap pelaku kejahatan,’’ ungkap bapak satu anak itu.(yud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img