spot_img
spot_img

Surat Pendek dari Ruang Redaksi Radar Tuban untuk Mas Bupati

spot_img

SENIN kemarin (20/6), Bupati Aditya Halindra Faridzky dan Wakil Bupati Riyadi genap satu tahun memimpin Kabupaten Tuban. Melalui surat pendek dari ruang redaksi, dan di hari yang baik ini, bukan hanya selamat yang ingin saya sampaikan atas momentum satu tahun kepemimpinan Mas Bupati. Lebih dari itu, adalah kata: semangat.

Ahmad Atho’illah

Bagi saya, satu tahun kepemimpinan adalah awal, bukan akhir. Karena itu, kata: semangat seakan lebih mewakili surat pendek dari meja redaksi ini.

Oh ya, hampir lupa. Bersama dengan surat pendek ini, juga ingin saya sampaikan ucapan selamat kepada ibunda Mas Bupati, Bu Haeny Relawati Rini Widyastuti, yang kemarin merayakan ulang tahun ke-58. Merujuk Wikipedia, ibunda Mas Bupati lahir di Tuban, 20 Juni 1964. Skenario Tuhan memang selalu indah. Bersamaan dengan momentum Mas Lindra dilantik sebagai bupati dan tepat satu tahun Mas Bupati memimpin Tuban, momen yang indah juga melekat pada ibunda Mas Bupati.

Selamat milad untuk ibunda Mas Bupati, barakallahu fii umrik. Semoga selalu sehat dan diberikan kelancaran dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai ibu sekaligus sebagai anggota DPR RI.

***

Mestinya surat pendek dari ruang redaksi ini saya tulis sehari lalu, sehingga tepat di momentum yang sangat membahagiakan kemarin, surat pendek dalam surat kabar ini sudah sampai di meja Mas Bupati. Namun, kendala waktu dan keterbatasan ruang, membuat surat untuk Mas Bupati tidak bisa saya tuntaskan. Sekiranya keterlambatan saya dalam memberikan ucapan: semangat untuk Mas Bupati atas genap satu tahun kepemimpinan jenengan, dan selamat untuk ibunda Mas Bupati yang berulang tahun ke-58, saya mohon maaf.

Sedari awal sejak Mas Bupati dan Kang Riyadi dilantik oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, tepatnya 20 Juni 2021 lalu, lamat-lamat saya mengamati setiap kebijakan dan program pemerintah daerah yang jenengan jalankan bersama seluruh jajaran pejabat di lingkup pemkab.

Masih terekam jelas dalam ingatan, Mas Bupati dan Kang Riyadi dilantik tepat di tengah puncak pandemi Covid-19. Jamak menjadi tantangan setiap kepala daerah, bahwa pandemi Covid-19 adalah masalah yang harus dihadapi setiap kepala deerah. Tak ayal, tugas berat langsung menanti jenengan bersama Kang Riyadi. Tak ada waktu untuk adaptasi maupun pengenalan diri. Berbagai persoalan langsung dihadapi dan menuntut untuk segera dicarikan solusi.

Tidak mengurangi rasa hormat saya terhadap jenengan, jamak menjadi keraguan kita bersama—Mas Bupati akan melewati masa awal kepemimpinan dengan amat sulit. Pilihannya hanya dua: terpuruk atau bangkit. Terpuruk karena gempuran pandemi yang tak kunjung tertangani. Atau bangkit dan melambung tinggi setelah semua masalah terkendali.

Dari situlah, pelan-pelan saya mengamati langkah Mas Bupati. Wajar, satu-dua bulan awal kepemimpinan belum ada perkembangan. Puncak pandemi masih membayangi. Dalam sehari, jumlah kasus aktif mencapai ratusan pasien. Yang meninggal juga belasan. Namun, pelan-pelan tampak proses pengendalian Covid-19 yang terukur. Seluruh komponen yang ada di Kabupaten Tuban jenengan gerakkan.

Dalam setiap kesempatan, Mas Bupati selalu menyampaikan bahwa menghentikan dan mengendalikan laju pesebaran Covid-19 adalah tanggung jawab bersama. Pandemi covid tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat.

Tidak kurang dari satu semester atau setengah tahun Mas Bupati dan Kang Riyadi memimpin Tuban, pelan-pelan penanganan Covid-19 mulai membuahkan hasil yang cukup optimal waktu itu. Dari yang sebelumnya berbulan-bulan masuk zona merah dan level 4 PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat), pelan-pelan masuk zona kuning dan level 1 PPKM. Bahkan, penanganan Covid-19 di Tuban termasuk yang terbaik di antara kabupaten/kota se-Jatim. Harus kita akui itu. Dan, kini sendi-sendi kehidupan kembali normal.

Jamak menjadi fokus utama setiap kepala daerah pascapandemi adalah membangkitkan kembali roda ekonomi. Dengan konsep kepemimpinan ala milenial yang jenengan jalankan, Taman Sleko jenengan rombak menjadi ruang kreasi anak muda yang ciamik dengan simbol patung sembilan kuda tepat di tengahnya.

Tak hanya sebagai ruang kreasi, Taman Sleko yang kini menjadi ikon Kota Tuban, juga menjadi pusat ekonomi para pelaku usaha ultra mikro. Berjibun pedagang kaki lima berjualan—mengais rizki dari keramaian Taman Sleko. Dari kurang lebih seratus pedagang kaki lima yang berjualan, omzet semalam mencapai Rp 15-20 juta.

Seiring dengan roda ekonomi yang kembali bergeliat dan tumbuh bergairah. Menjelang satu semester kepemimpinan Mas Bupati dan Kang Riyadi, tepatnya di akhir 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) Tuban merilis: perekonomian di Kota Legen tumbuh hampir sembilan digit. Dari sebelumnya terpuruk di angka -5,85 persen pada 2020, di akhir 2021 tumbuh 3,00 persen.

Tentu, sebagai masyarakat yang memiliki cara pandang objektif, kita harus mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi hampir sembilan digit adalah prestasi yang patut kita syukuri dan apresiasi.

***

Sekiranya Mas Bupati membaca catatan saya perihal refleksi Tahun Baru 2022 yang berjudul: Semangat Menyonsong Tahun 2022. Momentum 20 Juni 2021, tepat Mas Bupati dan Kang Riyadi dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Tuban Periode 2021-2026, saya menyebut bahwa momentum pelantikan Mas Bupati dan Kang Riyadi adalah peristiwa yang amat penting. Saya menyebut demikian, karena saat itulah tonggak estafet pemerintahan Kabupaten Tuban resmi beralih.

Namun, bukan hanya soal tonggak estafet yang saya sebut sebagai peristiwa penting, melainkan peralihan kepemimpinan kepada generasi muda. Terpilihan Mas Lindra sebagai bupati adalah era baru generasi muda memimpin Tuban. Saat dilantik menjadi bupati, usia Mas Bupati baru genap 29 tahun. Dari sejarah pemerintahan Kabupaten Tuban, jenengan adalah satu-satunya bupati termuda pertama di Bumi Ronggolawe.

Berangkat dari semangat muda itulah, besar harapan kami, Mas Bupati mampu membawa perubahan dan kemajuan Kabupaten Tuban. Apalagi, lima sampai sepuluh tahun ke depan, Kabupaten Tuban digadang-gadang menjadi “Teksasnya” Indonesia menyusul investasi Kilang Minyak Tuban yang mencapai ratusan triliun.

Nah, harapan mulia itu setidaknya bisa dimulai pada 2022 ini. Karena pada 2022 inilah Bupati Lindra bisa menjalankan secara penuh program yang menjadi penjabaran visi-misinya dalam memajukan Kabupaten Tuban untuk satu periode ke depan.

Dengan jiwa dan semangat muda yang diusung Bupati Lindra, maka setiap kebijakan yang dihasilkan Pemerintah Kabupaten Tuban harus memberikan ruang lebih terhadap generasi muda. Bukan berarti mengindahkan peran generasi tua. Pengalaman panjang dari generasi tua tetap diharapkan untuk mendorong dan membimbing generasi muda. Namun, pada ranah eksekusi peran, generasi muda harus aktif dilibatkan dan diberikan ruang lebih untuk diandalkan.

Kenapa demikian? Karena kepada generasi mudalah harapan panjang kemajuan Kabupaten Tuban bisa dititipkan. Bayangkan, jika generasi muda minim peran, maka potensi generasi muda menjadi penonton sangat memungkinkan. Sebab, melalui kebijakan pemerintah-lah, kemajuan daerah bisa diharapkan. Artinya, keberpihakan kebijakan terhadap generasi muda sangat diperlukan.

Melalui surat pendek dari ruang redaksi di momentum satu tahun kepemimpinan Mas Bupati dan Kang Riyadi, besar harapan kami kepada Mas Bupati untuk menyiapkan generasi muda yang andal. Generasi muda yang melek terhadap literasi, generasi yang mampu mengimbangi perkembangan teknologi ke arah yang positif, dan generasi yang memiliki dedikasi tinggi terhadap jati diri bangsa ini. (*)

Salam dari ruang redaksi.

SENIN kemarin (20/6), Bupati Aditya Halindra Faridzky dan Wakil Bupati Riyadi genap satu tahun memimpin Kabupaten Tuban. Melalui surat pendek dari ruang redaksi, dan di hari yang baik ini, bukan hanya selamat yang ingin saya sampaikan atas momentum satu tahun kepemimpinan Mas Bupati. Lebih dari itu, adalah kata: semangat.

Ahmad Atho’illah

Bagi saya, satu tahun kepemimpinan adalah awal, bukan akhir. Karena itu, kata: semangat seakan lebih mewakili surat pendek dari meja redaksi ini.

Oh ya, hampir lupa. Bersama dengan surat pendek ini, juga ingin saya sampaikan ucapan selamat kepada ibunda Mas Bupati, Bu Haeny Relawati Rini Widyastuti, yang kemarin merayakan ulang tahun ke-58. Merujuk Wikipedia, ibunda Mas Bupati lahir di Tuban, 20 Juni 1964. Skenario Tuhan memang selalu indah. Bersamaan dengan momentum Mas Lindra dilantik sebagai bupati dan tepat satu tahun Mas Bupati memimpin Tuban, momen yang indah juga melekat pada ibunda Mas Bupati.

Selamat milad untuk ibunda Mas Bupati, barakallahu fii umrik. Semoga selalu sehat dan diberikan kelancaran dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai ibu sekaligus sebagai anggota DPR RI.

***

- Advertisement -

Mestinya surat pendek dari ruang redaksi ini saya tulis sehari lalu, sehingga tepat di momentum yang sangat membahagiakan kemarin, surat pendek dalam surat kabar ini sudah sampai di meja Mas Bupati. Namun, kendala waktu dan keterbatasan ruang, membuat surat untuk Mas Bupati tidak bisa saya tuntaskan. Sekiranya keterlambatan saya dalam memberikan ucapan: semangat untuk Mas Bupati atas genap satu tahun kepemimpinan jenengan, dan selamat untuk ibunda Mas Bupati yang berulang tahun ke-58, saya mohon maaf.

Sedari awal sejak Mas Bupati dan Kang Riyadi dilantik oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, tepatnya 20 Juni 2021 lalu, lamat-lamat saya mengamati setiap kebijakan dan program pemerintah daerah yang jenengan jalankan bersama seluruh jajaran pejabat di lingkup pemkab.

Masih terekam jelas dalam ingatan, Mas Bupati dan Kang Riyadi dilantik tepat di tengah puncak pandemi Covid-19. Jamak menjadi tantangan setiap kepala daerah, bahwa pandemi Covid-19 adalah masalah yang harus dihadapi setiap kepala deerah. Tak ayal, tugas berat langsung menanti jenengan bersama Kang Riyadi. Tak ada waktu untuk adaptasi maupun pengenalan diri. Berbagai persoalan langsung dihadapi dan menuntut untuk segera dicarikan solusi.

Tidak mengurangi rasa hormat saya terhadap jenengan, jamak menjadi keraguan kita bersama—Mas Bupati akan melewati masa awal kepemimpinan dengan amat sulit. Pilihannya hanya dua: terpuruk atau bangkit. Terpuruk karena gempuran pandemi yang tak kunjung tertangani. Atau bangkit dan melambung tinggi setelah semua masalah terkendali.

Dari situlah, pelan-pelan saya mengamati langkah Mas Bupati. Wajar, satu-dua bulan awal kepemimpinan belum ada perkembangan. Puncak pandemi masih membayangi. Dalam sehari, jumlah kasus aktif mencapai ratusan pasien. Yang meninggal juga belasan. Namun, pelan-pelan tampak proses pengendalian Covid-19 yang terukur. Seluruh komponen yang ada di Kabupaten Tuban jenengan gerakkan.

Dalam setiap kesempatan, Mas Bupati selalu menyampaikan bahwa menghentikan dan mengendalikan laju pesebaran Covid-19 adalah tanggung jawab bersama. Pandemi covid tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat.

Tidak kurang dari satu semester atau setengah tahun Mas Bupati dan Kang Riyadi memimpin Tuban, pelan-pelan penanganan Covid-19 mulai membuahkan hasil yang cukup optimal waktu itu. Dari yang sebelumnya berbulan-bulan masuk zona merah dan level 4 PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat), pelan-pelan masuk zona kuning dan level 1 PPKM. Bahkan, penanganan Covid-19 di Tuban termasuk yang terbaik di antara kabupaten/kota se-Jatim. Harus kita akui itu. Dan, kini sendi-sendi kehidupan kembali normal.

Jamak menjadi fokus utama setiap kepala daerah pascapandemi adalah membangkitkan kembali roda ekonomi. Dengan konsep kepemimpinan ala milenial yang jenengan jalankan, Taman Sleko jenengan rombak menjadi ruang kreasi anak muda yang ciamik dengan simbol patung sembilan kuda tepat di tengahnya.

Tak hanya sebagai ruang kreasi, Taman Sleko yang kini menjadi ikon Kota Tuban, juga menjadi pusat ekonomi para pelaku usaha ultra mikro. Berjibun pedagang kaki lima berjualan—mengais rizki dari keramaian Taman Sleko. Dari kurang lebih seratus pedagang kaki lima yang berjualan, omzet semalam mencapai Rp 15-20 juta.

Seiring dengan roda ekonomi yang kembali bergeliat dan tumbuh bergairah. Menjelang satu semester kepemimpinan Mas Bupati dan Kang Riyadi, tepatnya di akhir 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) Tuban merilis: perekonomian di Kota Legen tumbuh hampir sembilan digit. Dari sebelumnya terpuruk di angka -5,85 persen pada 2020, di akhir 2021 tumbuh 3,00 persen.

Tentu, sebagai masyarakat yang memiliki cara pandang objektif, kita harus mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi hampir sembilan digit adalah prestasi yang patut kita syukuri dan apresiasi.

***

Sekiranya Mas Bupati membaca catatan saya perihal refleksi Tahun Baru 2022 yang berjudul: Semangat Menyonsong Tahun 2022. Momentum 20 Juni 2021, tepat Mas Bupati dan Kang Riyadi dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Tuban Periode 2021-2026, saya menyebut bahwa momentum pelantikan Mas Bupati dan Kang Riyadi adalah peristiwa yang amat penting. Saya menyebut demikian, karena saat itulah tonggak estafet pemerintahan Kabupaten Tuban resmi beralih.

Namun, bukan hanya soal tonggak estafet yang saya sebut sebagai peristiwa penting, melainkan peralihan kepemimpinan kepada generasi muda. Terpilihan Mas Lindra sebagai bupati adalah era baru generasi muda memimpin Tuban. Saat dilantik menjadi bupati, usia Mas Bupati baru genap 29 tahun. Dari sejarah pemerintahan Kabupaten Tuban, jenengan adalah satu-satunya bupati termuda pertama di Bumi Ronggolawe.

Berangkat dari semangat muda itulah, besar harapan kami, Mas Bupati mampu membawa perubahan dan kemajuan Kabupaten Tuban. Apalagi, lima sampai sepuluh tahun ke depan, Kabupaten Tuban digadang-gadang menjadi “Teksasnya” Indonesia menyusul investasi Kilang Minyak Tuban yang mencapai ratusan triliun.

Nah, harapan mulia itu setidaknya bisa dimulai pada 2022 ini. Karena pada 2022 inilah Bupati Lindra bisa menjalankan secara penuh program yang menjadi penjabaran visi-misinya dalam memajukan Kabupaten Tuban untuk satu periode ke depan.

Dengan jiwa dan semangat muda yang diusung Bupati Lindra, maka setiap kebijakan yang dihasilkan Pemerintah Kabupaten Tuban harus memberikan ruang lebih terhadap generasi muda. Bukan berarti mengindahkan peran generasi tua. Pengalaman panjang dari generasi tua tetap diharapkan untuk mendorong dan membimbing generasi muda. Namun, pada ranah eksekusi peran, generasi muda harus aktif dilibatkan dan diberikan ruang lebih untuk diandalkan.

Kenapa demikian? Karena kepada generasi mudalah harapan panjang kemajuan Kabupaten Tuban bisa dititipkan. Bayangkan, jika generasi muda minim peran, maka potensi generasi muda menjadi penonton sangat memungkinkan. Sebab, melalui kebijakan pemerintah-lah, kemajuan daerah bisa diharapkan. Artinya, keberpihakan kebijakan terhadap generasi muda sangat diperlukan.

Melalui surat pendek dari ruang redaksi di momentum satu tahun kepemimpinan Mas Bupati dan Kang Riyadi, besar harapan kami kepada Mas Bupati untuk menyiapkan generasi muda yang andal. Generasi muda yang melek terhadap literasi, generasi yang mampu mengimbangi perkembangan teknologi ke arah yang positif, dan generasi yang memiliki dedikasi tinggi terhadap jati diri bangsa ini. (*)

Salam dari ruang redaksi.

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

Seperti Perangkat

Yang Sadar akan Gelisah

Hilangnya Asas Kerahasiaan

spot_img