spot_img
spot_img

Patung Sembilan Kuda Ini Dipuji Lindra

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Sejak di-launching akhir Desember, Bundaran Sleko langsung menyajikan pesona tersendiri bagi masyarakat Tuban. Setiap malam, taman di simpang Jalan Pahlawan, Jalan Basuki Rachmad, Jalan WR Supratman, dan Jalan Patimura ini selalu dibanjiri masyarakat. Salah satu ikon yang menarik adalah sembilan patung kuda yang dianggap menjadi ikon baru Tuban.

PATUNG SEMBILAN KUDA, IKON BARU TUBAN

Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky memuji desain sembilan patung kuda yang dibuat Janjang Berdikari, 56. Pematung asal Desa Bejagung, Kecamatan Semanding ini mendapat pujian yang dikirim langsung melalui pesan WhatsApp (WA) bupati.

Menurut Janjang, bupati mengapresiasi karya seni pematung Tuban yang menjadi ikon tersebut. ‘’Mas bupati mengapresiasi dan memberi semangat untuk terus berkarya demi Tuban,’’ ujarnya.

Janjang bukanlah orang baru yang karyanya menghiasi Bumi Ronggolawe. Sejumlah fasilitas publik yang dibangun pemkab setempat juga banyak menggunakan jasanya. Di antara karyanya adalah patung monyet di Pemandian Bektiharjo dan patung Belimbing Madu di alun-alun.

Untuk sektor swasta, hampir semua patung dibuat Janjang. Dari ribuan karyanya, patung sembilan kuda di Sleko yang paling berkesan karena banyak menyita perhatian masyarakat.

Lulusan Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya ini mengakui sejak ditulis Jawa Pos Radar Tuban edisi 16 Desember, dia semakin dikenal masyarakat luas. Apalagi, karya patungnya tak berhenti dibicarakan warganet.

Dia juga mengucapkan terima kasih atas apresiasi dan dukungan yang diberikan kepadanya. ‘’Saya juga berterima kasih karena sudah memercayakan patung kuda ikon Tuban di tangan saya,’’ ucapnya.

Dengan apresiasi yang diberikan orang nomor satu di Pemkab Tuban, Janjang berharap seniman di Bumi Ronggolawe bisa kembali hidup. Selama ini, kata dia, banyak seniman lokal yang tak dihargai di kota sendiri. Bahkan, sejak menjadi pematung pada 1986, Janjang lebih banyak berkarir di luar Tuban dengan membuat patung monumen di kota-kota besar. ‘’Semoga menjadi tanda awal bangkitnya seniman di Tuban agar bisa berjaya di tanah kelahiran sendiri,’’ harapnya.(yud/ds)

TUBAN, Radar Tuban – Sejak di-launching akhir Desember, Bundaran Sleko langsung menyajikan pesona tersendiri bagi masyarakat Tuban. Setiap malam, taman di simpang Jalan Pahlawan, Jalan Basuki Rachmad, Jalan WR Supratman, dan Jalan Patimura ini selalu dibanjiri masyarakat. Salah satu ikon yang menarik adalah sembilan patung kuda yang dianggap menjadi ikon baru Tuban.

PATUNG SEMBILAN KUDA, IKON BARU TUBAN

Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky memuji desain sembilan patung kuda yang dibuat Janjang Berdikari, 56. Pematung asal Desa Bejagung, Kecamatan Semanding ini mendapat pujian yang dikirim langsung melalui pesan WhatsApp (WA) bupati.

Menurut Janjang, bupati mengapresiasi karya seni pematung Tuban yang menjadi ikon tersebut. ‘’Mas bupati mengapresiasi dan memberi semangat untuk terus berkarya demi Tuban,’’ ujarnya.

Janjang bukanlah orang baru yang karyanya menghiasi Bumi Ronggolawe. Sejumlah fasilitas publik yang dibangun pemkab setempat juga banyak menggunakan jasanya. Di antara karyanya adalah patung monyet di Pemandian Bektiharjo dan patung Belimbing Madu di alun-alun.

- Advertisement -

Untuk sektor swasta, hampir semua patung dibuat Janjang. Dari ribuan karyanya, patung sembilan kuda di Sleko yang paling berkesan karena banyak menyita perhatian masyarakat.

Lulusan Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya ini mengakui sejak ditulis Jawa Pos Radar Tuban edisi 16 Desember, dia semakin dikenal masyarakat luas. Apalagi, karya patungnya tak berhenti dibicarakan warganet.

Dia juga mengucapkan terima kasih atas apresiasi dan dukungan yang diberikan kepadanya. ‘’Saya juga berterima kasih karena sudah memercayakan patung kuda ikon Tuban di tangan saya,’’ ucapnya.

Dengan apresiasi yang diberikan orang nomor satu di Pemkab Tuban, Janjang berharap seniman di Bumi Ronggolawe bisa kembali hidup. Selama ini, kata dia, banyak seniman lokal yang tak dihargai di kota sendiri. Bahkan, sejak menjadi pematung pada 1986, Janjang lebih banyak berkarir di luar Tuban dengan membuat patung monumen di kota-kota besar. ‘’Semoga menjadi tanda awal bangkitnya seniman di Tuban agar bisa berjaya di tanah kelahiran sendiri,’’ harapnya.(yud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img