spot_img
spot_img

Fenomena Tanah Ambles di Tasikharjo Diduga karena Air Tanah Banyak Disedot

spot_img

TUBAN, Radar TubanFenomena amblesnya tanah pekarangan milik Sutomo di
Dusun Dermo, Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kamis (19/5) mendapat
perhatian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika
Nganjuk.

Kemarin (21/5), institusi ini menerjunkan tim ahli di bidang geofisika untuk memeriksa tanah yang ambles tersebut.

Begitu turun di lapangan, tim langsung melakukan pengecekan vibrasi tanah dengan alat TDS portable. Titik yang direkam getarannya sekitar 30—40 menit tersebut sebanyak tiga titik. Tim yang berjumlah sekitar enam orang tersebut juga mengambil sampel tanah secara acak.

Kepada awak media, Kepala Stasiun BMKG Geofisika Nganjuk Sumberharto menerangkan,
amblesnya tanah di peka rangan warga tersebut diduga karena hilangnya air tanah dangkal
atau freatik.

‘’Begitu lapisan yang seharusnya diisi air itu kosong, lapisan tanah di atas freatik
tersebut langsung turun,’’ terangnya.

Apa yang menjadi pemicu hilangnya air tanah dangkal? Harto, panggilan akrabnya
menduga karena tersedot mesin pompa terus-menerus. Dugaan tersebut, kata dia,
baru awal sebelum keluar hasil TDS portable.

Untuk kepastiannya, dia meminta masyarakat menunggu.

‘’Kami harus lebih dulu melakukan riset,’’ ujar dia yang meminta masyarakat setempat tidak panik dan bersabar. Jika hasil penelitiannya sudah rampung, pria asal Nganjuk
tersebut berjanji segera menyampaikannya. (sab/ds)

TUBAN, Radar TubanFenomena amblesnya tanah pekarangan milik Sutomo di
Dusun Dermo, Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kamis (19/5) mendapat
perhatian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika
Nganjuk.

Kemarin (21/5), institusi ini menerjunkan tim ahli di bidang geofisika untuk memeriksa tanah yang ambles tersebut.

Begitu turun di lapangan, tim langsung melakukan pengecekan vibrasi tanah dengan alat TDS portable. Titik yang direkam getarannya sekitar 30—40 menit tersebut sebanyak tiga titik. Tim yang berjumlah sekitar enam orang tersebut juga mengambil sampel tanah secara acak.

Kepada awak media, Kepala Stasiun BMKG Geofisika Nganjuk Sumberharto menerangkan,
amblesnya tanah di peka rangan warga tersebut diduga karena hilangnya air tanah dangkal
atau freatik.

‘’Begitu lapisan yang seharusnya diisi air itu kosong, lapisan tanah di atas freatik
tersebut langsung turun,’’ terangnya.

- Advertisement -

Apa yang menjadi pemicu hilangnya air tanah dangkal? Harto, panggilan akrabnya
menduga karena tersedot mesin pompa terus-menerus. Dugaan tersebut, kata dia,
baru awal sebelum keluar hasil TDS portable.

Untuk kepastiannya, dia meminta masyarakat menunggu.

‘’Kami harus lebih dulu melakukan riset,’’ ujar dia yang meminta masyarakat setempat tidak panik dan bersabar. Jika hasil penelitiannya sudah rampung, pria asal Nganjuk
tersebut berjanji segera menyampaikannya. (sab/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img