spot_img
spot_img

Ngintip Situs LPSE Tuban, Hingga Saat Ini Masih Sepi Lelang

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Tahun anggaran 2022 sudah berjalan hampir tiga bulan. Namun, hingga saat ini pengadaan barang maupun jasa pada laman situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemkab Tuban masih terpantau sepi.

Hasil penelusuran Jawa Pos Radar Tuban pada laman tersebut menunjukkan, sejauh ini baru sebelas paket yang ditenderkan. Itu pun didominasi penyediaan jasa kebersihan dan keamanan di RSUD dr R. Koesma Tuban. Total pengadaan jasa di rumah sakit pelat merah tersebut sebanyak enam paket. Rinciannya, 5  paket jasa kebersihan zona I sampai V dan 1 paket jasa keamanan. Lainnya pengadaan alat tulis, stiker parkir berlangganan, dan bantuan sosial. Sedangkan untuk proyek fisik baru satu paket, yakni peningkatan jalan desa. Itu pun baru penandatanganan kontrak.

Praktis, hingga akhir triwulan pertama yang tinggal menyisakan dua hari ini belum ada pengerjaan proyek fisik. Kapan proyek-proyek fisik ditenderkan?

Kepala Bagian Pengadaan Barang/Jasa dan Administrasi Pembangunan Setda Tuban Anthon Tri Laksono mengatakan, dalam upload paket proyek di laman LPSE memang tidak bisa bersamaan atau sekaligus.

‘’Kalau dari sisi kami (ULP, Red) tender proyek tidak bisa bersamaan (diunggah, Red),’’ terangnya.

Namun demikian, Anthon mengakui sejauh ini paket proyek yang ditenderkan masih sangat minim, sebagaimana dalam laman LPSE. Organisasi perangkat daerah (OPD) yang berkepentingan melakukan lelang proyek juga belum semua mengirimkan berkas paket proyek yang akan ditenderkan. Meski demikian, institusinya hanya berpatokan pada jadwal setiap OPD.

‘’Mereka memasukkan dokumen (paket proyek, Red) sesuai dengan jadwal masing-masing,’’ kata dia yang menegaskan tidak ada kewenangan bagi institusinya untuk mempercepat pengajuan dokumen lelang.

Yang dimaksud jadwal masing-masing OPD, terang Anthon, adalah kesiapan dari setiap lembaga dalam melakukan lelang. Artinya, selama dokumen OPD belum siap untuk di-upload di laman LPSE, maka selama itu pula paket proyek belum bisa ditenderkan.

Karena tidak memiliki kewenangan untuk itu, kata dia, ULP tidak bisa memastikan kapan paket proyek APBD 2022 selesai ditenderkan. Menurut Anthon, yang menjadi urusan bidang ULP dan administrasi pembangunan hanya melaksanakan proses tender.

‘’Kita melaksanakan (upload paket proyek, Red) sesuai dokumen yang masuk. Mudah-mudahan semua bisa diproses sesuai tahapan,’’ tegas mantan kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan dan Peternakan Tuban itu.

Disinggung soal atensi dari bupati menyusul lambannya proses lelang, Anthon menjawab diplomatis.

”Semua berjalan sesuai prosedur dan tahapan. Harapannya sesuai jadwal dan ketentuan,’’ terangnya. (tok/ds)

Baca Juga: Keterlambatan Menjadi Masalah Besar (di versi cetak Jawa Pos Radar Tuban)

TUBAN, Radar Tuban – Tahun anggaran 2022 sudah berjalan hampir tiga bulan. Namun, hingga saat ini pengadaan barang maupun jasa pada laman situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemkab Tuban masih terpantau sepi.

Hasil penelusuran Jawa Pos Radar Tuban pada laman tersebut menunjukkan, sejauh ini baru sebelas paket yang ditenderkan. Itu pun didominasi penyediaan jasa kebersihan dan keamanan di RSUD dr R. Koesma Tuban. Total pengadaan jasa di rumah sakit pelat merah tersebut sebanyak enam paket. Rinciannya, 5  paket jasa kebersihan zona I sampai V dan 1 paket jasa keamanan. Lainnya pengadaan alat tulis, stiker parkir berlangganan, dan bantuan sosial. Sedangkan untuk proyek fisik baru satu paket, yakni peningkatan jalan desa. Itu pun baru penandatanganan kontrak.

Praktis, hingga akhir triwulan pertama yang tinggal menyisakan dua hari ini belum ada pengerjaan proyek fisik. Kapan proyek-proyek fisik ditenderkan?

Kepala Bagian Pengadaan Barang/Jasa dan Administrasi Pembangunan Setda Tuban Anthon Tri Laksono mengatakan, dalam upload paket proyek di laman LPSE memang tidak bisa bersamaan atau sekaligus.

‘’Kalau dari sisi kami (ULP, Red) tender proyek tidak bisa bersamaan (diunggah, Red),’’ terangnya.

- Advertisement -

Namun demikian, Anthon mengakui sejauh ini paket proyek yang ditenderkan masih sangat minim, sebagaimana dalam laman LPSE. Organisasi perangkat daerah (OPD) yang berkepentingan melakukan lelang proyek juga belum semua mengirimkan berkas paket proyek yang akan ditenderkan. Meski demikian, institusinya hanya berpatokan pada jadwal setiap OPD.

‘’Mereka memasukkan dokumen (paket proyek, Red) sesuai dengan jadwal masing-masing,’’ kata dia yang menegaskan tidak ada kewenangan bagi institusinya untuk mempercepat pengajuan dokumen lelang.

Yang dimaksud jadwal masing-masing OPD, terang Anthon, adalah kesiapan dari setiap lembaga dalam melakukan lelang. Artinya, selama dokumen OPD belum siap untuk di-upload di laman LPSE, maka selama itu pula paket proyek belum bisa ditenderkan.

Karena tidak memiliki kewenangan untuk itu, kata dia, ULP tidak bisa memastikan kapan paket proyek APBD 2022 selesai ditenderkan. Menurut Anthon, yang menjadi urusan bidang ULP dan administrasi pembangunan hanya melaksanakan proses tender.

‘’Kita melaksanakan (upload paket proyek, Red) sesuai dokumen yang masuk. Mudah-mudahan semua bisa diproses sesuai tahapan,’’ tegas mantan kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan dan Peternakan Tuban itu.

Disinggung soal atensi dari bupati menyusul lambannya proses lelang, Anthon menjawab diplomatis.

”Semua berjalan sesuai prosedur dan tahapan. Harapannya sesuai jadwal dan ketentuan,’’ terangnya. (tok/ds)

Baca Juga: Keterlambatan Menjadi Masalah Besar (di versi cetak Jawa Pos Radar Tuban)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img