spot_img
spot_img

Sampah Laut, Problem Pelik yang Sulit Dituntaskan

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Wisata bahari di Tuban seperti tidak bisa lepas dari sampah. Hampir semua titik pantai yang menjadi lokasi wisata karib dengan pemandangan sampah di sepanjang bibir pantai.

Muhasan, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Kelapa di Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, mengakui bahwa sampah di sepanjang bibir pantai memang menjadi persoalan klasik yang sulit tertuntaskan. Sebab, sampah yang datang adalah kiriman dari laut.

‘’Kalau sampah yang dari pengunjung bisa diselesaikan. Yang tidak bisa dituntaskan ini sampah di bibir pantai yang terbawa ombak,’’ terang dia.

Disampaikan Muhasan, dirinya tidak pernah absen membersihan sampah di sepanjang bibir Pantai Kelapa. Bersih-bersih itu dilakukan saban hari sebelum lokasi wisata dibuka dan pengunjung datang. Namun, selama itu pula tidak pernah habis.

‘’Sekarang bersih, besok muncul lagi,’’ ujarnya.

Menurutnya, selama sampah sampah dari laut tidak pernah habis, maka selama itu pula sulit melihat pemandangan bibir pantai yang bersih dari sampah.

‘’Selama masih ada yang membuang sampah sembarangan di laut, maka selama itu pula kiriman sampah akan terus ada,’’ katanya.

Tak tanggung-tanggung, terang bapak dua anak ini, dalam sehari, sampah di bibir pantai yang dibersihkan bisa mencapai satu kuintal.

‘’Rerata segitu (1 kuintal, Red). Kalau dua hari tidak dibersihkan, ya bisa dua kuital, tinggal dikalikan saja,’’ tuturnya yang terkadang sampai geleng-geleng melihat kiriman sampah dari laut yang begitu banyaknya.

Bahkan, lanjut pria yang juga tinggal di Kelurahan Panyuran ini, dalam bulan-bulan itu, sampah yang terdampar di tepi pantai jumlahnya tak kurang dari satu ton. Itu berlangsung saat musim baratan.

Diungkapkan Muhasan, pernah pihaknya mencoba membuat jaring di pantai untuk menghalau sampah-sampah kiriman dari tengah, tapi ternyata tidak efektif. Hanya sekadar menghambat saja.

‘’Sewaktu-waktu jaring bisa jebol,’’ terangnya.

Pun jika dilakukan penanaman bakau, juga bukan solusi tetap. Menurut pengelola wisata yang juga PNS ini, problem sampah harus dituntaskan dari hulu hingga hilir.

‘’Terpenting, adalah kesadaran bersama untuk tidak membuang sampah sembarangan,’’ tandas dia. (sab/tok)

TUBAN, Radar Tuban – Wisata bahari di Tuban seperti tidak bisa lepas dari sampah. Hampir semua titik pantai yang menjadi lokasi wisata karib dengan pemandangan sampah di sepanjang bibir pantai.

Muhasan, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Kelapa di Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, mengakui bahwa sampah di sepanjang bibir pantai memang menjadi persoalan klasik yang sulit tertuntaskan. Sebab, sampah yang datang adalah kiriman dari laut.

‘’Kalau sampah yang dari pengunjung bisa diselesaikan. Yang tidak bisa dituntaskan ini sampah di bibir pantai yang terbawa ombak,’’ terang dia.

Disampaikan Muhasan, dirinya tidak pernah absen membersihan sampah di sepanjang bibir Pantai Kelapa. Bersih-bersih itu dilakukan saban hari sebelum lokasi wisata dibuka dan pengunjung datang. Namun, selama itu pula tidak pernah habis.

‘’Sekarang bersih, besok muncul lagi,’’ ujarnya.

- Advertisement -

Menurutnya, selama sampah sampah dari laut tidak pernah habis, maka selama itu pula sulit melihat pemandangan bibir pantai yang bersih dari sampah.

‘’Selama masih ada yang membuang sampah sembarangan di laut, maka selama itu pula kiriman sampah akan terus ada,’’ katanya.

Tak tanggung-tanggung, terang bapak dua anak ini, dalam sehari, sampah di bibir pantai yang dibersihkan bisa mencapai satu kuintal.

‘’Rerata segitu (1 kuintal, Red). Kalau dua hari tidak dibersihkan, ya bisa dua kuital, tinggal dikalikan saja,’’ tuturnya yang terkadang sampai geleng-geleng melihat kiriman sampah dari laut yang begitu banyaknya.

Bahkan, lanjut pria yang juga tinggal di Kelurahan Panyuran ini, dalam bulan-bulan itu, sampah yang terdampar di tepi pantai jumlahnya tak kurang dari satu ton. Itu berlangsung saat musim baratan.

Diungkapkan Muhasan, pernah pihaknya mencoba membuat jaring di pantai untuk menghalau sampah-sampah kiriman dari tengah, tapi ternyata tidak efektif. Hanya sekadar menghambat saja.

‘’Sewaktu-waktu jaring bisa jebol,’’ terangnya.

Pun jika dilakukan penanaman bakau, juga bukan solusi tetap. Menurut pengelola wisata yang juga PNS ini, problem sampah harus dituntaskan dari hulu hingga hilir.

‘’Terpenting, adalah kesadaran bersama untuk tidak membuang sampah sembarangan,’’ tandas dia. (sab/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img