spot_img
spot_img

Obat Flu, Batuk, dan Demam Banyak Diburu Masyarakat, Stok di Apotek Menipis

spot_img

TUBAN, Radar Tuban –Flu, batuk, dan demam. Tiga gejala penyakit tersebut banyak diidap masyarakat Tuban sejak awal Februari lalu. Imbasnya, obat-obatan  penyakit tersebut dan multivitamin penambah daya tahan tubuh paling banyak diburu masyarakat.

Menurut pantauan Jawa Pos Radar Tuban, banyaknya masyarakat yang memburu obat-obatan dan multivitamin tersebut untuk sementara belum memicu  panic buying seperti pada medio 2020 lalu. Ketika itu, sejumlah obat flu, demam, batuk, dan multivitamin banyak diborong. Bahkan, sebagian masyarakat membeli dalam jumlah banyak untuk ditimbun. Begitu juga produk pencegahan penularannya, seperti hand sanitizer, alkohol, dan masker

Sekarang, jumlah pembelian  obat flu, batuk, demam, dan multivitamin masih terbilang wajar. Meski demikian, sejumlah obat pereda flu seperti Demacolin menghilang di pasaran.

Wartawan koran ini kemarin (25/2) siang mencoba mencari keberadaan obat Demacolin di sejumlah apotek. Dua di antaranya apotek di Jalan Pahlawan dan Jalan Wahidin Sudiro Husodo.

”Untuk sementara kosong,” ujar seorang karyawan apotek di Jalan Pahlawan tanpa menyebutkan sejak kapan habisnya stok obat tersebut.

Yuni, salah satu karyawati apotek di Jalan Basuki Rachmad membenarkan  obat-obatan penyakit tersebut dan multivitamin paling banyak dibeli masyarakat.

”Saking banyaknya, stok obat-obatan  dan multivitamin tersebut menipis di kami,” ujarnya.

Larisnya obat flu, batuk, demam, dan multivitamin juga dialami apotek di wilayah Kecamatan Palang. Nabila, staf apoteker tersebut mengatakan, per hari pembeli obat-obatan dan multivitamin tersebut mencapai puluhan. ”Ini musim flu atau corona betul-betul merebak lagi ya,” tuturnya.

Nabila memastikan stok apoteknya atas obat-obatan dan multivitamin tersebut dipastikan aman. ”Mungkin masih cukup untuk satu bulan ke depan,” ujarnya.

Dikonfirmaasi tadi malam, Fredy, pemilik Apotek Sumber Laris Tuban, Jalan dr Seotomo memastikan stok  obat flu, batuk, demam, dan multivitamin di apoteknya cukup banyak. Termasuk Demacolin. ”Stok kita aman. Masih cukup,” ujarnya.

Fredy mengakui pembeli obat-obatan dan multivitamin tersebut cukup banyak, namun tak ada yang borong.

”Per orang rata-rata hanya beli satu strip,” kata dia.

Hal yang sama disampaikan Kris Budi Kaerumantana, owner Apotek Budi Tuban. Dia memastikan stok obat-obatan dan multivitamin yang sekarang ini banyak dibeli masyarakat masih aman di apoteknya.

”Kita juga nggak kehabisan,” ujarnya.

Sementera itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban Syahrul Afifa Ratna Sari mengatakan, sekarang ini memang banyak masyarakat mengalami gejala panas, pusing, batuk, dan pilek. Penyebabnya apa? Dia memerkirakan  dua kemungkinan. Pertama, karena disebabkan cuaca dan perubahan iklim.

”Bisa juga kedua-duanya. Bisa saja karena Covid-19, karena gejalanya hampir sama. Apalagi penyebarannya Covid-19 itu cepat,’’ ujarnya.

Di tengah merebaknya penyakit tersebut, Ratna, panggilan akrabnya, menyayangkan minimnya masyarakat yang masih takut melakukan tes swab.

‘’Makanya, terpenting selalu jaga kesehatan. Jika memang tidak mau swab, bisa isolasi mandiri di rumah. Jika kondisi membaik baru kembali beraktivitas,’’ sarannya. (sab/fud/ds)

TUBAN, Radar Tuban –Flu, batuk, dan demam. Tiga gejala penyakit tersebut banyak diidap masyarakat Tuban sejak awal Februari lalu. Imbasnya, obat-obatan  penyakit tersebut dan multivitamin penambah daya tahan tubuh paling banyak diburu masyarakat.

Menurut pantauan Jawa Pos Radar Tuban, banyaknya masyarakat yang memburu obat-obatan dan multivitamin tersebut untuk sementara belum memicu  panic buying seperti pada medio 2020 lalu. Ketika itu, sejumlah obat flu, demam, batuk, dan multivitamin banyak diborong. Bahkan, sebagian masyarakat membeli dalam jumlah banyak untuk ditimbun. Begitu juga produk pencegahan penularannya, seperti hand sanitizer, alkohol, dan masker

Sekarang, jumlah pembelian  obat flu, batuk, demam, dan multivitamin masih terbilang wajar. Meski demikian, sejumlah obat pereda flu seperti Demacolin menghilang di pasaran.

Wartawan koran ini kemarin (25/2) siang mencoba mencari keberadaan obat Demacolin di sejumlah apotek. Dua di antaranya apotek di Jalan Pahlawan dan Jalan Wahidin Sudiro Husodo.

”Untuk sementara kosong,” ujar seorang karyawan apotek di Jalan Pahlawan tanpa menyebutkan sejak kapan habisnya stok obat tersebut.

- Advertisement -

Yuni, salah satu karyawati apotek di Jalan Basuki Rachmad membenarkan  obat-obatan penyakit tersebut dan multivitamin paling banyak dibeli masyarakat.

”Saking banyaknya, stok obat-obatan  dan multivitamin tersebut menipis di kami,” ujarnya.

Larisnya obat flu, batuk, demam, dan multivitamin juga dialami apotek di wilayah Kecamatan Palang. Nabila, staf apoteker tersebut mengatakan, per hari pembeli obat-obatan dan multivitamin tersebut mencapai puluhan. ”Ini musim flu atau corona betul-betul merebak lagi ya,” tuturnya.

Nabila memastikan stok apoteknya atas obat-obatan dan multivitamin tersebut dipastikan aman. ”Mungkin masih cukup untuk satu bulan ke depan,” ujarnya.

Dikonfirmaasi tadi malam, Fredy, pemilik Apotek Sumber Laris Tuban, Jalan dr Seotomo memastikan stok  obat flu, batuk, demam, dan multivitamin di apoteknya cukup banyak. Termasuk Demacolin. ”Stok kita aman. Masih cukup,” ujarnya.

Fredy mengakui pembeli obat-obatan dan multivitamin tersebut cukup banyak, namun tak ada yang borong.

”Per orang rata-rata hanya beli satu strip,” kata dia.

Hal yang sama disampaikan Kris Budi Kaerumantana, owner Apotek Budi Tuban. Dia memastikan stok obat-obatan dan multivitamin yang sekarang ini banyak dibeli masyarakat masih aman di apoteknya.

”Kita juga nggak kehabisan,” ujarnya.

Sementera itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban Syahrul Afifa Ratna Sari mengatakan, sekarang ini memang banyak masyarakat mengalami gejala panas, pusing, batuk, dan pilek. Penyebabnya apa? Dia memerkirakan  dua kemungkinan. Pertama, karena disebabkan cuaca dan perubahan iklim.

”Bisa juga kedua-duanya. Bisa saja karena Covid-19, karena gejalanya hampir sama. Apalagi penyebarannya Covid-19 itu cepat,’’ ujarnya.

Di tengah merebaknya penyakit tersebut, Ratna, panggilan akrabnya, menyayangkan minimnya masyarakat yang masih takut melakukan tes swab.

‘’Makanya, terpenting selalu jaga kesehatan. Jika memang tidak mau swab, bisa isolasi mandiri di rumah. Jika kondisi membaik baru kembali beraktivitas,’’ sarannya. (sab/fud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img