spot_img
spot_img

Tol Semarang-Demak Membantu Atasi Banjir Rob

spot_img

JAKARTA – Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Wahyu Utomo mengatakan Jalan Tol Semarang-Demak tidak hanya meningkatkan konektivitas di wilayah pantai utara Jawa, tetapi juga membantu mengatasi banjir rob.

“Jalan Tol Semarang-Demak ini tidak hanya berfungsi meningkatkan konektivitas, tetapi juga menjadi solusi sementara banjir rob yang melanda wilayah tersebut. Selain itu, jalan tol ini memiliki keunikan lantaran menggunakan matras bambu untuk meningkatkan daya dukung tanah,” kata Wahyu Utomo di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan bahwa banjir rob di wilayah tersebut disebabkan oleh perubahan iklim dan penurunan muka tanah.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan/Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL) mencatat bahwa berbagai aktivitas pembangunan dan pemanfaatan lahan di wilayah pantai utara Jawa menyebabkan sedimen non-konsilidasi (unconsolidated) mengalami pemadatan.

Pada kawasan tertentu, terutama pemukiman, penurunan tersebut terjadi lebih cepat karena ada beban bangunan di atas muka tanah.

Wahyu menyatakan bahwa matras bambu yang digunakan pada konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak merupakan hasil karya salah satu unit usaha yang dimiliki oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), PT LAPI ITB.

Selain dilengkapi 13 lapis matras bambu, jalan tol tersebut juga dilengkapi dengan tanggul laut dan kolam retensi untuk membantu mengurangi dampak banjir rob.

Infrastruktur ini dibangun dengan nilai investasi Rp5,44 triliun melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Jalan tol ini terbagi menjadi 2 seksi, yaitu seksi 1 sepanjang 10,39 kilometer (km) dan seksi 2 sepanjang 16,31 km. (*)

Sumber: ANTARA, Pewarta: Uyu Septiyati Liman

JAKARTA – Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Wahyu Utomo mengatakan Jalan Tol Semarang-Demak tidak hanya meningkatkan konektivitas di wilayah pantai utara Jawa, tetapi juga membantu mengatasi banjir rob.

“Jalan Tol Semarang-Demak ini tidak hanya berfungsi meningkatkan konektivitas, tetapi juga menjadi solusi sementara banjir rob yang melanda wilayah tersebut. Selain itu, jalan tol ini memiliki keunikan lantaran menggunakan matras bambu untuk meningkatkan daya dukung tanah,” kata Wahyu Utomo di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan bahwa banjir rob di wilayah tersebut disebabkan oleh perubahan iklim dan penurunan muka tanah.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan/Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL) mencatat bahwa berbagai aktivitas pembangunan dan pemanfaatan lahan di wilayah pantai utara Jawa menyebabkan sedimen non-konsilidasi (unconsolidated) mengalami pemadatan.

Pada kawasan tertentu, terutama pemukiman, penurunan tersebut terjadi lebih cepat karena ada beban bangunan di atas muka tanah.

- Advertisement -

Wahyu menyatakan bahwa matras bambu yang digunakan pada konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak merupakan hasil karya salah satu unit usaha yang dimiliki oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), PT LAPI ITB.

Selain dilengkapi 13 lapis matras bambu, jalan tol tersebut juga dilengkapi dengan tanggul laut dan kolam retensi untuk membantu mengurangi dampak banjir rob.

Infrastruktur ini dibangun dengan nilai investasi Rp5,44 triliun melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Jalan tol ini terbagi menjadi 2 seksi, yaitu seksi 1 sepanjang 10,39 kilometer (km) dan seksi 2 sepanjang 16,31 km. (*)

Sumber: ANTARA, Pewarta: Uyu Septiyati Liman

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img