spot_img
spot_img

Berawal dari KKN, Ita Membayangkan Ada Rumah Baca di Setiap Desa di Tuban

spot_img

TUBAN – Berawal dari tugas kuliah kerja nyata (KKN), Khofita Khotimatul Ulfah mendedikasikan dirinya sebagai guru relawan di komunitas rumah baca di Dusun Bongkol, Desa Sumurgung, Kecamatan Merakurak sejak 2021.

Di rumah baca tersebut, Ita—sapaan akrabnya—mengajar bahasa Arab.

‘’Dua kali seminggu saya masih ke sana. Alhamdulillah, masih diberikan kesempatan untuk mengamalkan ilmu yang saya punya,’’ ujar dara asal Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak itu.

Kenapa bahasa Arab? Menurut dia, bahasa Arab merupakan bahasa yang memang seharusnya dipelajari setiap muslim.

‘’Karena saat wudu, salat, dan berdoa kita menggunakan bahasa Arab. Agar komunikasi kita terhubung dengan Allah, maka kita harus bisa bahasa Arab,’’ ujarnya, dan itulah yang ingin diajarkan kepada anak-anak di rumah baca.

Lulusan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri itu mengaku sangat respect dengan keberadaan rumah baca. Sebab, di zaman sekarang ini sulit sekali menemukan sebuah
desa, apalagi dusun yang memiliki rumah baca.

‘’Dan itulah yang membuat saya tergerak untuk ikut meramaikan rumah baca ini,’’ jelasnya.

Ita membayangkan, andai setiap dusun, atau minimal setiap desa di Kabupaten Tuban ini memiliki rumah baca, maka literasi masyarakat Tuban akan tumbuh subur, dan kelak akan tercipta generasi unggul.

‘’Generasi unggul adalah generasi yang terlahir dari mereka yang gemar membaca,’’ tuturnya. (zia/tok)

TUBAN – Berawal dari tugas kuliah kerja nyata (KKN), Khofita Khotimatul Ulfah mendedikasikan dirinya sebagai guru relawan di komunitas rumah baca di Dusun Bongkol, Desa Sumurgung, Kecamatan Merakurak sejak 2021.

Di rumah baca tersebut, Ita—sapaan akrabnya—mengajar bahasa Arab.

‘’Dua kali seminggu saya masih ke sana. Alhamdulillah, masih diberikan kesempatan untuk mengamalkan ilmu yang saya punya,’’ ujar dara asal Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak itu.

Kenapa bahasa Arab? Menurut dia, bahasa Arab merupakan bahasa yang memang seharusnya dipelajari setiap muslim.

‘’Karena saat wudu, salat, dan berdoa kita menggunakan bahasa Arab. Agar komunikasi kita terhubung dengan Allah, maka kita harus bisa bahasa Arab,’’ ujarnya, dan itulah yang ingin diajarkan kepada anak-anak di rumah baca.

- Advertisement -

Lulusan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri itu mengaku sangat respect dengan keberadaan rumah baca. Sebab, di zaman sekarang ini sulit sekali menemukan sebuah
desa, apalagi dusun yang memiliki rumah baca.

‘’Dan itulah yang membuat saya tergerak untuk ikut meramaikan rumah baca ini,’’ jelasnya.

Ita membayangkan, andai setiap dusun, atau minimal setiap desa di Kabupaten Tuban ini memiliki rumah baca, maka literasi masyarakat Tuban akan tumbuh subur, dan kelak akan tercipta generasi unggul.

‘’Generasi unggul adalah generasi yang terlahir dari mereka yang gemar membaca,’’ tuturnya. (zia/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img