spot_img
spot_img

Duh, Ternyata Pemilih Lansia Tidak Tahu Akan Memilih Siapa di Pemilu 2024

spot_img

TUBAN – Pemilih pemilu dari kelompok lansia dan disabilitas patut menjadi atensi bersama. Pasalnya, dua kelompok ini rawan untuk tidak menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024. Alasannya, dua kelompok tersebut minim mendapat informasi ihwal pemilu.

Kepada Jawa Pos Radar Tuban, beberapa pemilih golongan lansia mengaku tidak tahu kapan pemilu akan digelar.

Pun siapa bakal calon yang sudah muncul, baik bakal calon anggota legislatif (bacaleg) maupun bakal calon presiden (bacapres), mereka tidak tahu.

Dulhadi, misalnya. Lansia berusia lebih kurang 70 tahun yang ditemui wartawan koran ini di Jalan Basuki Rahmat ini mengaku tidak tahu siapa caleg maupun capres-cawapres yang akan dipilih nanti.

‘’Nggak tahu, Mas. Milih siapa nanti juga nggak tahu. Kapan toh pemilunya?’’ kata tukang parkir yang sudah sepuh itu dengan bahasa Jawa.

Senada juga diungkapkan Suparno. Lansia yang juga ditemui di Jalan Basuki Rahmat ini juga mengaku tidak begitu paham dengan pemilu.

Pria yang usianya lebih dari 70 tahun ini hari-harinya bekerja sebagai tukang becak.

Sejauh ini dia hanya tahu Prabowo dan Ganjar sebagai bacapres. Namun, dari partai apa dan didukung siapa saja, dia mengaku tidak tahu.

‘’Saya tahu hanya dari baliho,’’ katanya.

Disinggung soal bacaleg, dia juga mengaku tidak tahu menahu.

‘’Tahu ada baliho (gambar caleg, Red) banyak. Tapi siapa mereka saya tidak tahu,’’ tandasnya.

Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia KPUK Tuban Zakiyatul Munawaroh menyatakan bahwa sosialisasi terhadap kelompok lansia dan disabilitas sudah rutin dilakukan.

Namun, harus diakui memang masih membutuhkan kerja keras yang lebih.

‘’Dalam melakukan sosialisasi, kami juga menggandeng sejumlah organisasi dan komunitas sesuai basisnya masing-masing, seperti organisasi perempuan, organisasi disabilitas, keagamaan, hingga warganet,’’ ujar dia.

Diakui Zakiya—sapaan akrabnya, sosialisasi atau pendekatan kepada lansia dan kelompok difabel memang membutuhkan pendekatan khusus, salah satunya keluarga.

‘’Inysa Allah, menjelang hari H pemilihan nanti, setiap lansia bisa datang ke TPS (tempat pemungutan suara),’’ katanya optimistis. (an/tok)

TUBAN – Pemilih pemilu dari kelompok lansia dan disabilitas patut menjadi atensi bersama. Pasalnya, dua kelompok ini rawan untuk tidak menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024. Alasannya, dua kelompok tersebut minim mendapat informasi ihwal pemilu.

Kepada Jawa Pos Radar Tuban, beberapa pemilih golongan lansia mengaku tidak tahu kapan pemilu akan digelar.

Pun siapa bakal calon yang sudah muncul, baik bakal calon anggota legislatif (bacaleg) maupun bakal calon presiden (bacapres), mereka tidak tahu.

Dulhadi, misalnya. Lansia berusia lebih kurang 70 tahun yang ditemui wartawan koran ini di Jalan Basuki Rahmat ini mengaku tidak tahu siapa caleg maupun capres-cawapres yang akan dipilih nanti.

‘’Nggak tahu, Mas. Milih siapa nanti juga nggak tahu. Kapan toh pemilunya?’’ kata tukang parkir yang sudah sepuh itu dengan bahasa Jawa.

- Advertisement -

Senada juga diungkapkan Suparno. Lansia yang juga ditemui di Jalan Basuki Rahmat ini juga mengaku tidak begitu paham dengan pemilu.

Pria yang usianya lebih dari 70 tahun ini hari-harinya bekerja sebagai tukang becak.

Sejauh ini dia hanya tahu Prabowo dan Ganjar sebagai bacapres. Namun, dari partai apa dan didukung siapa saja, dia mengaku tidak tahu.

‘’Saya tahu hanya dari baliho,’’ katanya.

Disinggung soal bacaleg, dia juga mengaku tidak tahu menahu.

‘’Tahu ada baliho (gambar caleg, Red) banyak. Tapi siapa mereka saya tidak tahu,’’ tandasnya.

Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia KPUK Tuban Zakiyatul Munawaroh menyatakan bahwa sosialisasi terhadap kelompok lansia dan disabilitas sudah rutin dilakukan.

Namun, harus diakui memang masih membutuhkan kerja keras yang lebih.

‘’Dalam melakukan sosialisasi, kami juga menggandeng sejumlah organisasi dan komunitas sesuai basisnya masing-masing, seperti organisasi perempuan, organisasi disabilitas, keagamaan, hingga warganet,’’ ujar dia.

Diakui Zakiya—sapaan akrabnya, sosialisasi atau pendekatan kepada lansia dan kelompok difabel memang membutuhkan pendekatan khusus, salah satunya keluarga.

‘’Inysa Allah, menjelang hari H pemilihan nanti, setiap lansia bisa datang ke TPS (tempat pemungutan suara),’’ katanya optimistis. (an/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img