spot_img
spot_img

Ngaku Wartawan, Peras SMPN 1 Tuban. Bakal Dilaporkan, Pihak Sekolah Punya Bukti Rekaman

spot_img

TUBAN – Dua kelompok orang yang mengaku wartawan mendatangi SMPN 1 Tuban bergantian pada Sabtu (22/9) lalu. Kelompok pertama terdiri dari tiga orang mengaku dari media datang sekitar jam 11.30.

Tujuannya, diduga memeras pihak sekolah. Selang satu jam berikutnya, kelompok lain terdiri dari tiga orang melakukan aksi yang sama.

Pemerasan itu direkam oleh sejumlah guru pihak sekolah dan rencananya bakal dilaporkan ke pihak berwajib dalam waktu dekat.

Saat pemerasan berlangsung, pihak guru sebenarnya sudah meminta kelompok orang itu untuk pulang. Namun, tiga orang yang mengaku wartawan dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) itu mengancam akan menulis berita negatif tentang sekolah jika tidak memberikan sejumlah uang yang diminta.

Tiga orang itu mengancam tak mau pulang jika tidak memberikan sejumlah uang yang dimaksud. Sejumlah guru terpaksa memberi uang yang diminta agar sekelompok orang itu angkat kaki karena kegiatan pembelajaran harus berjalan.

Tak lama setelah kedatangan kelompok pertama, kelompok lain juga mendatangi diduga dengan maksud dan tujuan yang sama.

Namun, karena para pendidik sudah tak lagi memiliki uang, kelompok kedua tak diberi uang yang diminta.

Dikonfirmasi terkait kejadian tersebut, Kepala SMPN 1 Tuban Umirindiyah membenarkan sekolahnya menjadi bulan-bulanan dua kelompok pemeras yang mengaku wartawan dan LSM.

Kedua ke lompok tersebut mengancam akan menulis berita negatif tentang sekolah jika tidak diberikan sejumlah uang yang dimaksud.

‘’Padahal pagar sudah ditutup karena sedang kegiatan pembelajaran, tapi saat satpam ke kamar mandi mereka membuka pagar sendiri,’’ tutur dia.

Mantan Kepala SMPN 1 Palang ini menuturkan diduga dua kelompok itu sudah nyanggong di sekitar sekolah sejak pagi. Namun, sekolah memiliki standar operatif prosedur (SOP) keamanan untuk selalu menutup pagar pada saat jam kegiatan pembelajaran berlangsung.

Saat pihak keamanan lengah, mereka merangsak masuk.

‘’Kami memiliki bukti foto dan rekaman selama kelompok orang itu datang ke sekolah untuk memeras,’’ tegas dia.

Pendidik wanita ini menegaskan, kejadian pemerasan tersebut dipastikan tidak akan terulang kembali. Untuk selanjutnya SMPN 1 Tuban sepakat akan melawan pemeras.

Dia bahkan mengaku tak segan melaporkan pemerasan ke pihak berwajib agar dilakukan operasi tangkap tangan (OTT).

‘’Yang terjadi hari ini kami anggap sedekah di hari Jumat, tapi untuk berikutnya kami tidak akan melakukan hal yang sama,’’ ungkap dia yang mengaku sudah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum. (yud/tok)

TUBAN – Dua kelompok orang yang mengaku wartawan mendatangi SMPN 1 Tuban bergantian pada Sabtu (22/9) lalu. Kelompok pertama terdiri dari tiga orang mengaku dari media datang sekitar jam 11.30.

Tujuannya, diduga memeras pihak sekolah. Selang satu jam berikutnya, kelompok lain terdiri dari tiga orang melakukan aksi yang sama.

Pemerasan itu direkam oleh sejumlah guru pihak sekolah dan rencananya bakal dilaporkan ke pihak berwajib dalam waktu dekat.

Saat pemerasan berlangsung, pihak guru sebenarnya sudah meminta kelompok orang itu untuk pulang. Namun, tiga orang yang mengaku wartawan dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) itu mengancam akan menulis berita negatif tentang sekolah jika tidak memberikan sejumlah uang yang diminta.

Tiga orang itu mengancam tak mau pulang jika tidak memberikan sejumlah uang yang dimaksud. Sejumlah guru terpaksa memberi uang yang diminta agar sekelompok orang itu angkat kaki karena kegiatan pembelajaran harus berjalan.

- Advertisement -

Tak lama setelah kedatangan kelompok pertama, kelompok lain juga mendatangi diduga dengan maksud dan tujuan yang sama.

Namun, karena para pendidik sudah tak lagi memiliki uang, kelompok kedua tak diberi uang yang diminta.

Dikonfirmasi terkait kejadian tersebut, Kepala SMPN 1 Tuban Umirindiyah membenarkan sekolahnya menjadi bulan-bulanan dua kelompok pemeras yang mengaku wartawan dan LSM.

Kedua ke lompok tersebut mengancam akan menulis berita negatif tentang sekolah jika tidak diberikan sejumlah uang yang dimaksud.

‘’Padahal pagar sudah ditutup karena sedang kegiatan pembelajaran, tapi saat satpam ke kamar mandi mereka membuka pagar sendiri,’’ tutur dia.

Mantan Kepala SMPN 1 Palang ini menuturkan diduga dua kelompok itu sudah nyanggong di sekitar sekolah sejak pagi. Namun, sekolah memiliki standar operatif prosedur (SOP) keamanan untuk selalu menutup pagar pada saat jam kegiatan pembelajaran berlangsung.

Saat pihak keamanan lengah, mereka merangsak masuk.

‘’Kami memiliki bukti foto dan rekaman selama kelompok orang itu datang ke sekolah untuk memeras,’’ tegas dia.

Pendidik wanita ini menegaskan, kejadian pemerasan tersebut dipastikan tidak akan terulang kembali. Untuk selanjutnya SMPN 1 Tuban sepakat akan melawan pemeras.

Dia bahkan mengaku tak segan melaporkan pemerasan ke pihak berwajib agar dilakukan operasi tangkap tangan (OTT).

‘’Yang terjadi hari ini kami anggap sedekah di hari Jumat, tapi untuk berikutnya kami tidak akan melakukan hal yang sama,’’ ungkap dia yang mengaku sudah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum. (yud/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img