spot_img
spot_img

Heboh! Video Meteor Jatuh 14 September 2023 di Langit Jawa. Berikut Penjelasan BRIN

spot_img

TUBAN – Fenomena alam munculnya meteor jatuh pada 14 September 2023 pada Sejumlah Pulau di Jawa, pada Kamis (14/9) malam, membuat heboh dan viral di berbagai media sosial.

Banyak akun media sosial yang membagikan video rekaman fenomena alam yang diduga meteor jatuh tersebut, karena terlihat sebuah cahaya merah melintas dengan cepat.

Berdasarkan kesaksian warga yang melihat, terlihat penampakan benda bercahaya menyerupai meteor yang melesat di langit.

Video Meteor Jatuh 14 September 2023 yang berhasil direkam warga dapat dilihat disini

Terkait fenomena meteor jatuh tersebut, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) angkat bicara.

Melansir dari laman brin.go.id, meteor atau yang biasa disebut bintang jatuh, merupakan fenomena kenampakan dari lintasan antariksa melintas menuju atmosfer bumi.

Meteor disebabkan oleh orbit bumi yang beririsan dengan orbit benda antariksa lainnya seperti komet ataupun asteroid, pada saat bumi melewati orbit benda langit, maka akan menghasilkan batuan yang jatuh ke atmosfer bumi.

Andi Pangerang Hasanuddin, Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Menjelaskan bahwa meteor bisa terjadi sewaktu-waktu dengan durasi dan intensitas serta jumlah yang tidak teratur.

“Hujan meteor merupakan fenomena yang bisa diprediksi dengan jumlah yang selalu teratur dan terjadi di bulan tertentu,” jelas Andi Pangerang Hasanuddin dalam video di Kanaal YouTube BRIN Indonesia yang diunggah pada (22/2).

Lantas, apakah meteor jatuh ini berbahaya?

Andi menjelaskan bahwa hujan meteor tidak memiliki dampak negatif bagi masyarakat dan tidak mengakibatkan lapisan ozon menipis.

Masyarakat dapat melihat fenomena indah ini tanpa khawatir dan cemas, karena hujan meteor cenderung aman dan tidak berbahaya.

Hal tersebut, dikarenakan beberapa meteor akan habis terbakar oleh atmosfer bumi.

Andi lebih lanjut menjelaskan bahwa meteor yang dianggap wajib diwaspadai yaitu meteor yang memiliki ukuran lebih dari 140 meter dengan jarak perpotongan orbit minimal sekitar 5 juta kilometer.

“Hal ini perlu diwaspadai, karena melintas dekat bumi dengan jarak kurang dari batas roche atau batas ketika benda langit berinteraksi dengan gravitasi bumi,” jelasnya.

Andi menjelaskan, benda langit tersebut bisa hancur berkeping-keping dan membentuk cincin di bumi.

“Namun, jika jaraknya kurang dari batas roche, maka akan kemungkinan jatuh ke bumi,” jelasnya. (*)

Sumber: brin.go.id

TUBAN – Fenomena alam munculnya meteor jatuh pada 14 September 2023 pada Sejumlah Pulau di Jawa, pada Kamis (14/9) malam, membuat heboh dan viral di berbagai media sosial.

Banyak akun media sosial yang membagikan video rekaman fenomena alam yang diduga meteor jatuh tersebut, karena terlihat sebuah cahaya merah melintas dengan cepat.

Berdasarkan kesaksian warga yang melihat, terlihat penampakan benda bercahaya menyerupai meteor yang melesat di langit.

Video Meteor Jatuh 14 September 2023 yang berhasil direkam warga dapat dilihat disini

Terkait fenomena meteor jatuh tersebut, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) angkat bicara.

- Advertisement -

Melansir dari laman brin.go.id, meteor atau yang biasa disebut bintang jatuh, merupakan fenomena kenampakan dari lintasan antariksa melintas menuju atmosfer bumi.

Meteor disebabkan oleh orbit bumi yang beririsan dengan orbit benda antariksa lainnya seperti komet ataupun asteroid, pada saat bumi melewati orbit benda langit, maka akan menghasilkan batuan yang jatuh ke atmosfer bumi.

Andi Pangerang Hasanuddin, Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Menjelaskan bahwa meteor bisa terjadi sewaktu-waktu dengan durasi dan intensitas serta jumlah yang tidak teratur.

“Hujan meteor merupakan fenomena yang bisa diprediksi dengan jumlah yang selalu teratur dan terjadi di bulan tertentu,” jelas Andi Pangerang Hasanuddin dalam video di Kanaal YouTube BRIN Indonesia yang diunggah pada (22/2).

Lantas, apakah meteor jatuh ini berbahaya?

Andi menjelaskan bahwa hujan meteor tidak memiliki dampak negatif bagi masyarakat dan tidak mengakibatkan lapisan ozon menipis.

Masyarakat dapat melihat fenomena indah ini tanpa khawatir dan cemas, karena hujan meteor cenderung aman dan tidak berbahaya.

Hal tersebut, dikarenakan beberapa meteor akan habis terbakar oleh atmosfer bumi.

Andi lebih lanjut menjelaskan bahwa meteor yang dianggap wajib diwaspadai yaitu meteor yang memiliki ukuran lebih dari 140 meter dengan jarak perpotongan orbit minimal sekitar 5 juta kilometer.

“Hal ini perlu diwaspadai, karena melintas dekat bumi dengan jarak kurang dari batas roche atau batas ketika benda langit berinteraksi dengan gravitasi bumi,” jelasnya.

Andi menjelaskan, benda langit tersebut bisa hancur berkeping-keping dan membentuk cincin di bumi.

“Namun, jika jaraknya kurang dari batas roche, maka akan kemungkinan jatuh ke bumi,” jelasnya. (*)

Sumber: brin.go.id

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img