spot_img
spot_img

SMKN 1 Singgahan Ikut Lockdown, Tujuh Guru Terdeteksi Covid-19

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Selain SMAN 1 Tuban, SMKN 1 Singgahan juga diam-diam keputusan melakukan lockdown dan harus melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sejak Kamis (10/2). Itu setelah beberapa pendidik SMKN 1 Singgahan  terdeteksi positif Covid-19.

Sesuai aturan, jika ada siswa, pendidik, maupun tenaga kependidikan yang terpapar virus korona, maka pembelajaran diganti jarak jauh melalui daring minimal 14 hari sejak kasus pertama terdeteksi.

Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Plt Kepala SMKN 1 Singgahan Rudi Agus membenarkan tujuh gurunya terdeteksi Covid-19. Rinciannya, 4 guru dan 3 asisten guru yang mengajar di bengkel.

Dia menyampaikan, mulanya salah satu guru merasakan gejala demam, flu, dan batuk pada Kamis (10/2). Setelah swab dan hasilnya positif, dilakukan tracing hingga menemukan tujuh guru lain yang terpapar. ‘’Setelah dilakukan swab terhadap yang kontak erat terdeteksi tujuh guru positif Covid-19. Untuk semua siswa aman,’’ tutur dia.

Tujuh pendidik yang positif virus korona, kata Rudi, hanya mengalami gejala ringan. Sekolah pun sudah memberlakukan lockdown dan sterilisasi sekolah sesuai rekomendasi dari tim satgas.

Langkah berikutnya, lanjut dia, pembelajaran dilakukan daring hingga waktu yang direkomendasikan.

Terkait tindak lanjut setelah lockdown, Rudi mengaku sudah menyiapkan sejumlah skenario pembelajaran hybrid. Siswa akan PTM secara bergantian atau sif sesuai kebutuhan sekolah. Apalagi sekolah kejuruan berbeda dengan SMA. Sekolah kejuruan membutuhkan banyak tatap muka karena ada praktik yang harus dilakukan siswa.

‘’Setelah lockdown ini nanti akan dilakukan PTM 50 persen dan dilakukan bertahap sesuai dengan kondisi di lapangan,’’ ujar mantan waka kesiswaan SMKN Purwosari, Bojonegoro itu.

Terpisah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bojonegoro – Tuban Adi Prayitno mengatakan, semua sekolah harus cepat dan tanggap jika ada warganya yang sakit.

Dia menginstruksikan kepada semua kepala sekolah untuk tidak terlambat memberikan penanganan terhadap guru dan siswa yang sakit. ‘’Jika ada gejala yang mengarah ke demam, flu, dan batuk harus segera konfirmasi ke puskesmas. Jika ada yang positif Covid-19 harus segera memberlakukan pembelajaran daring,’’ tegasnya.

Mantan kepala Cabdin Nganjuk ini mengatakan, kuota PTM sekolah harus menyesuaikan status PPKM masing-masing kabupaten/kota. Sekolah bisa memberlakukan PTM 100 persen jika Tuban masuk PPKM level 1 seperti sekarang ini.

Jika suatu saat PTM kembali ke level 2, berarti PTM hanya boleh 50 persen dari kuota. Demikian pula saat ada warga sekolah yang terpapar virus korona, PTM wajib diganti dengan pembelajaran jarah jauh (PJJ). ‘’Harus responsif sesuai dengan kondisi terbaru di kabupatennya,’’ lanjut dia.

Terkait banyaknya siswa dan guru yang positif Covid-19 di Tuban, mantan kepala SMAN 3 Nganjuk ini mengimbau warga sekolah untuk tidak panik. Asal prokes dipatuhi, Adi yakin pandemi tidak akan terlalu mengganggu pembelajaran. Apalagi saat ini pemerintah sudah menggelontorkan vaksinasi untuk guru dan siswa. ‘’Pemerintah sudah memperbolehkan PTM terbatas. Jika ada siswa atau guru yang terpapar, maka akan dihentikan sementara hingga kondisinya membaik,’’ kata dia. (yud/ds)

TUBAN, Radar Tuban – Selain SMAN 1 Tuban, SMKN 1 Singgahan juga diam-diam keputusan melakukan lockdown dan harus melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sejak Kamis (10/2). Itu setelah beberapa pendidik SMKN 1 Singgahan  terdeteksi positif Covid-19.

Sesuai aturan, jika ada siswa, pendidik, maupun tenaga kependidikan yang terpapar virus korona, maka pembelajaran diganti jarak jauh melalui daring minimal 14 hari sejak kasus pertama terdeteksi.

Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Plt Kepala SMKN 1 Singgahan Rudi Agus membenarkan tujuh gurunya terdeteksi Covid-19. Rinciannya, 4 guru dan 3 asisten guru yang mengajar di bengkel.

Dia menyampaikan, mulanya salah satu guru merasakan gejala demam, flu, dan batuk pada Kamis (10/2). Setelah swab dan hasilnya positif, dilakukan tracing hingga menemukan tujuh guru lain yang terpapar. ‘’Setelah dilakukan swab terhadap yang kontak erat terdeteksi tujuh guru positif Covid-19. Untuk semua siswa aman,’’ tutur dia.

Tujuh pendidik yang positif virus korona, kata Rudi, hanya mengalami gejala ringan. Sekolah pun sudah memberlakukan lockdown dan sterilisasi sekolah sesuai rekomendasi dari tim satgas.

- Advertisement -

Langkah berikutnya, lanjut dia, pembelajaran dilakukan daring hingga waktu yang direkomendasikan.

Terkait tindak lanjut setelah lockdown, Rudi mengaku sudah menyiapkan sejumlah skenario pembelajaran hybrid. Siswa akan PTM secara bergantian atau sif sesuai kebutuhan sekolah. Apalagi sekolah kejuruan berbeda dengan SMA. Sekolah kejuruan membutuhkan banyak tatap muka karena ada praktik yang harus dilakukan siswa.

‘’Setelah lockdown ini nanti akan dilakukan PTM 50 persen dan dilakukan bertahap sesuai dengan kondisi di lapangan,’’ ujar mantan waka kesiswaan SMKN Purwosari, Bojonegoro itu.

Terpisah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bojonegoro – Tuban Adi Prayitno mengatakan, semua sekolah harus cepat dan tanggap jika ada warganya yang sakit.

Dia menginstruksikan kepada semua kepala sekolah untuk tidak terlambat memberikan penanganan terhadap guru dan siswa yang sakit. ‘’Jika ada gejala yang mengarah ke demam, flu, dan batuk harus segera konfirmasi ke puskesmas. Jika ada yang positif Covid-19 harus segera memberlakukan pembelajaran daring,’’ tegasnya.

Mantan kepala Cabdin Nganjuk ini mengatakan, kuota PTM sekolah harus menyesuaikan status PPKM masing-masing kabupaten/kota. Sekolah bisa memberlakukan PTM 100 persen jika Tuban masuk PPKM level 1 seperti sekarang ini.

Jika suatu saat PTM kembali ke level 2, berarti PTM hanya boleh 50 persen dari kuota. Demikian pula saat ada warga sekolah yang terpapar virus korona, PTM wajib diganti dengan pembelajaran jarah jauh (PJJ). ‘’Harus responsif sesuai dengan kondisi terbaru di kabupatennya,’’ lanjut dia.

Terkait banyaknya siswa dan guru yang positif Covid-19 di Tuban, mantan kepala SMAN 3 Nganjuk ini mengimbau warga sekolah untuk tidak panik. Asal prokes dipatuhi, Adi yakin pandemi tidak akan terlalu mengganggu pembelajaran. Apalagi saat ini pemerintah sudah menggelontorkan vaksinasi untuk guru dan siswa. ‘’Pemerintah sudah memperbolehkan PTM terbatas. Jika ada siswa atau guru yang terpapar, maka akan dihentikan sementara hingga kondisinya membaik,’’ kata dia. (yud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img