spot_img
spot_img

Peserta Tes Perades dengan Nilai Tertinggi Tiba-Tiba Lenyap. Tim Unair Akui Salah Input

spot_img

RADAR TUBAN – Kecewa sekaligus malu. Mungkin itulah yang dirasakan Heri Cahyono, peserta seleksi perangkat desa (perades) dari Desa Jamprong, Kecamatan Kenduruan yang digelar serentak Rabu (9/8) lalu.

Kecewa, karena namanya yang sempat diumumkan—menempati peringkat pertama dengan nilai tertinggi untuk formasi lowongan kepala dusun (kadus), tiba-tiba dianulir oleh panitia.

Alasannya, tim pelaksana teknis dari pihak ketiga, yakni Universitas Arlaingga (Unair) Surabaya salah input nilai.

Praktis, seketika itu, rasa kecewa sekaligus malu bertumpu menjadi satu. Yang semula sempat bergembira mendapat nilai tertinggi, tiba-tiba lenyap. Dan semua itu disebabkan karena ketidakprofesionalan pihak ketiga.

Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kades Jamprong Sukimin membenarkan ihwal insiden kesalahan input nilai peserta seleksi perades dari desanya tersebut.

Ditegaskan dia, kesalahan input nilai yang berujung pada pembatalan pengumuman hasil tes, itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak Unair. Sebab, dari proses koreksi jawaban hingga input nilai ditangani langsung oleh pihak ketiga.

‘’Yang menganulir juga dari pihak ACC (Airlangga Assesment Center) Unair. Alasannya, adanya kesalahan input nilai setelah dilakukan koreksi,’’ bebernya.

Sebab itu, pihak desa enggan disalahkan jika ada yang merasa dikecewakan. Diceritakan Sukimin, waktu itu, koreksi jawaban tes tulis untuk Desa Jamprong tuntas sekitar pukul 18.00. Saat itu juga hasilnya muncul dan langsung diumumkan.

Di ketahui, peringkat pertama dengan nilai tertinggi untuk formasi kadus ditempati atas nama Heri Cahyono. Namun, tak berselang lama, tiba-tiba dianulir.

Yang semula nilai tertinggi ditempati Heri Cahyono diganti atas nama Trianto. Sedangkan Heri Cahyono merosot menempati peringkat tiga.

Sontak lokasi tes langsung riuh. Yang merasa dirugikan sangat kecewa dengan ketidakprofesionalitasnya pihak ketiga. Saking kecewanya, lanjut Sukimin, yang bersangkutan hendak membawa masalah ini ke ranah hukum.

‘’Akhirnya, Jumat (11/8) malam digelar pertemuan di kantor Dinsos P3APMD (Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, serta Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) Tuban. Menghadirkan semua pihak yang bersangkutan, baik peserta maupun pihak ACC Unair,’’ ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, terang Sukimin, pihak ACC Unair mengakui bahwa kesalahan input nilai tersebut, adalah kesalahan timnya.

‘’Dikatakan dari pihak ACC Unair, bahwa yang benar mendapatkan nilai tertinggi adalah dari Trianto, bukan Heri Cahyono,’’ imbuhnya.

Sementara itu, hingga berita ini ditulis, Kepala Dinsos P3APMD Tuban Sugeng Purnomo masih saja sulit dikonfirmasi. Pesan WA hingga upaya telepon wartawan koran ini untuk konfirmasi masalah tersebut tak kunjung terbalas dan terjawab. (fud/tok)

RADAR TUBAN – Kecewa sekaligus malu. Mungkin itulah yang dirasakan Heri Cahyono, peserta seleksi perangkat desa (perades) dari Desa Jamprong, Kecamatan Kenduruan yang digelar serentak Rabu (9/8) lalu.

Kecewa, karena namanya yang sempat diumumkan—menempati peringkat pertama dengan nilai tertinggi untuk formasi lowongan kepala dusun (kadus), tiba-tiba dianulir oleh panitia.

Alasannya, tim pelaksana teknis dari pihak ketiga, yakni Universitas Arlaingga (Unair) Surabaya salah input nilai.

Praktis, seketika itu, rasa kecewa sekaligus malu bertumpu menjadi satu. Yang semula sempat bergembira mendapat nilai tertinggi, tiba-tiba lenyap. Dan semua itu disebabkan karena ketidakprofesionalan pihak ketiga.

Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kades Jamprong Sukimin membenarkan ihwal insiden kesalahan input nilai peserta seleksi perades dari desanya tersebut.

- Advertisement -

Ditegaskan dia, kesalahan input nilai yang berujung pada pembatalan pengumuman hasil tes, itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak Unair. Sebab, dari proses koreksi jawaban hingga input nilai ditangani langsung oleh pihak ketiga.

‘’Yang menganulir juga dari pihak ACC (Airlangga Assesment Center) Unair. Alasannya, adanya kesalahan input nilai setelah dilakukan koreksi,’’ bebernya.

Sebab itu, pihak desa enggan disalahkan jika ada yang merasa dikecewakan. Diceritakan Sukimin, waktu itu, koreksi jawaban tes tulis untuk Desa Jamprong tuntas sekitar pukul 18.00. Saat itu juga hasilnya muncul dan langsung diumumkan.

Di ketahui, peringkat pertama dengan nilai tertinggi untuk formasi kadus ditempati atas nama Heri Cahyono. Namun, tak berselang lama, tiba-tiba dianulir.

Yang semula nilai tertinggi ditempati Heri Cahyono diganti atas nama Trianto. Sedangkan Heri Cahyono merosot menempati peringkat tiga.

Sontak lokasi tes langsung riuh. Yang merasa dirugikan sangat kecewa dengan ketidakprofesionalitasnya pihak ketiga. Saking kecewanya, lanjut Sukimin, yang bersangkutan hendak membawa masalah ini ke ranah hukum.

‘’Akhirnya, Jumat (11/8) malam digelar pertemuan di kantor Dinsos P3APMD (Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, serta Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) Tuban. Menghadirkan semua pihak yang bersangkutan, baik peserta maupun pihak ACC Unair,’’ ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, terang Sukimin, pihak ACC Unair mengakui bahwa kesalahan input nilai tersebut, adalah kesalahan timnya.

‘’Dikatakan dari pihak ACC Unair, bahwa yang benar mendapatkan nilai tertinggi adalah dari Trianto, bukan Heri Cahyono,’’ imbuhnya.

Sementara itu, hingga berita ini ditulis, Kepala Dinsos P3APMD Tuban Sugeng Purnomo masih saja sulit dikonfirmasi. Pesan WA hingga upaya telepon wartawan koran ini untuk konfirmasi masalah tersebut tak kunjung terbalas dan terjawab. (fud/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img