spot_img
spot_img

Buntut Koreksi Tes Perades yang Amburadul, Penyedia Scanner Dinilai Tak Profesional

spot_img

RADAR TUBAN – Tidak profesional dan tidak sesuai ekspektasi. Itulah gambaran kekecewaan panitia seleksi perangkat desa (perades) atas amburadulnya koreksi jawaban tes tulis menggunakan scanner—yang dilaksanakan serentak Rabu (9/8) lalu.

Sistem digital yang digadang-gadang untuk mempercepat proses koreksi, malah tidak karuan
Di beberapa kecamatan, mesin koreksi menggunakan jaringan komputer itu ngadat dan tidak bisa diperbaiki.

Dampak fatalnya, koreksi jawaban harus menunggu scanner dari kecamatan lain—yang tidak ngadat. Tak sedikit, koreksi berlangsung hingga tengah malam, bahkan ada yang sampai dini hari.

‘’Kami sangat kecewa, koreksi yang seharusnya cepat malah jadi lambat,’’ ujar Ketua Komisi II DPRD Tuban Mashadi kepada Jawa Pos Radar Tuban, Kamis (10/8).

Menurut Mashadi, keterlambatan koreksi jawaban tes tulis perades tahun ini sangat parah. Koreksi jawaban dari Kecamatan Palang, misalnya. Koreski baru selesai hingga pukul 04.00 dini hari.

‘’Begitu juga dengan beberapa kecamatan lain, banyak yang baru selesai hingga pagi dini hari. Rata-rata panitia desa lembur sampai dini hari,’’ bebernya dan turut kecewan berat terhadap penyedia scanner.

Disinggung ihwal pemicu ngadatnya mesin koreksi scanner tersebut, Mashadi belum bisa menyampaikan secara pasti. Sebab, hingga kemarin pihaknya belum mendapat laporan atas amburadulnya pelaksanaan koreksi jawaban tes tulis perades tersebut.

Dia hanya menegaskan bahwa pihak penyedia, yakni Universitas Airlangga (Uniar) Surabaya tidak profesional. Karena itu, yang bersangkutan akan segera dipanggil untuk dimintai penjelasan.

‘’Pihak Unair akan kami panggil untuk dimemintai penjelasan,’’ imbuhnya.

Selain masalah scanner, anggota DPRD Tuban dari dapil 2 ini juga mengaku mendapat banyak laporan terkait peserta yang berbuat curang. Laporannya, ada peserta yang mencontek, tapi tidak ditegur oleh panitia lokal.

‘’Terkait hal-hal tersebut, akan kami evaluasi dan tindaklanjuti,’’ tandasnya.

Sementara itu, Kepala Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Perempuan serta Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos P3A PMD) Tuban Sugeng Purnomo tak kunjung bisa dikonfirmasi.

Hingga tadi malam—menjelang deadline pukul 20.00, pesan konfirmasi yang dikirim wartawan koran ini tak kunjung dibalas. Saat dihubungi via telepon juga tak kunjung diangkat. (fud/tok)

RADAR TUBAN – Tidak profesional dan tidak sesuai ekspektasi. Itulah gambaran kekecewaan panitia seleksi perangkat desa (perades) atas amburadulnya koreksi jawaban tes tulis menggunakan scanner—yang dilaksanakan serentak Rabu (9/8) lalu.

Sistem digital yang digadang-gadang untuk mempercepat proses koreksi, malah tidak karuan
Di beberapa kecamatan, mesin koreksi menggunakan jaringan komputer itu ngadat dan tidak bisa diperbaiki.

Dampak fatalnya, koreksi jawaban harus menunggu scanner dari kecamatan lain—yang tidak ngadat. Tak sedikit, koreksi berlangsung hingga tengah malam, bahkan ada yang sampai dini hari.

‘’Kami sangat kecewa, koreksi yang seharusnya cepat malah jadi lambat,’’ ujar Ketua Komisi II DPRD Tuban Mashadi kepada Jawa Pos Radar Tuban, Kamis (10/8).

Menurut Mashadi, keterlambatan koreksi jawaban tes tulis perades tahun ini sangat parah. Koreksi jawaban dari Kecamatan Palang, misalnya. Koreski baru selesai hingga pukul 04.00 dini hari.

- Advertisement -

‘’Begitu juga dengan beberapa kecamatan lain, banyak yang baru selesai hingga pagi dini hari. Rata-rata panitia desa lembur sampai dini hari,’’ bebernya dan turut kecewan berat terhadap penyedia scanner.

Disinggung ihwal pemicu ngadatnya mesin koreksi scanner tersebut, Mashadi belum bisa menyampaikan secara pasti. Sebab, hingga kemarin pihaknya belum mendapat laporan atas amburadulnya pelaksanaan koreksi jawaban tes tulis perades tersebut.

Dia hanya menegaskan bahwa pihak penyedia, yakni Universitas Airlangga (Uniar) Surabaya tidak profesional. Karena itu, yang bersangkutan akan segera dipanggil untuk dimintai penjelasan.

‘’Pihak Unair akan kami panggil untuk dimemintai penjelasan,’’ imbuhnya.

Selain masalah scanner, anggota DPRD Tuban dari dapil 2 ini juga mengaku mendapat banyak laporan terkait peserta yang berbuat curang. Laporannya, ada peserta yang mencontek, tapi tidak ditegur oleh panitia lokal.

‘’Terkait hal-hal tersebut, akan kami evaluasi dan tindaklanjuti,’’ tandasnya.

Sementara itu, Kepala Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Perempuan serta Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos P3A PMD) Tuban Sugeng Purnomo tak kunjung bisa dikonfirmasi.

Hingga tadi malam—menjelang deadline pukul 20.00, pesan konfirmasi yang dikirim wartawan koran ini tak kunjung dibalas. Saat dihubungi via telepon juga tak kunjung diangkat. (fud/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img