spot_img
spot_img

Pelajar SMP–SMA Paling Rentan Terjerumus LGBT

spot_img

RADARTUBAN – Berita Jawa Pos Radar Tuban tentang ribuan pria Tuban yang terindikasi gay terbit edisi Senin (28/5) mendapat beragam respons dari masyarakat. Sebagian besar kaget. Namun, bagi psikolog yang lama bertugas di Bumi Ronggolawe, berita tersebut tidak terlalu mengejutkan. Alasannya, kasus percintaan sesama jenis itu memang sudah marak di Tuban.

Sebagian sudah berkonsultasi dan ingin berubah. Seperti yang diceritakan psikolog Hikmah Rosyidah. Kepada Jawa Pos Radar Tuban, psikolog yang bertugas di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Tuban ini membenarkan ada banyak kasus gay di Tuban. Beberapa dari mereka berkonsultasi kepada Hikmah karena ingin berubah. Yang merasa sudah kebablasan dan tidak ingin berubah diduga lebih banyak.

‘’Para LGBT yang konsultasi ingin berubah ini rata-rata yang masih berusia SMP–SMA,’’ tutur dia.

Wanita yang juga tim Konsultan Psikologi KONI Jawa Timur ini mengatakan, para LGBT yang masih pelajar SMP–SMA tersebut ingin berubah atas kesadaran diri dan dukungan dari orang tua.

Dari kasus yang dia tangani tersebut, Hikmah menyimpulkan bahwa LGBT bisa dipicu dari dua hal. Yakni faktor biologis dan sosial.

‘’Untuk faktor biologis ini yang lumayan sulit ditangani, tapi untuk faktor sosial bisa ditangani lebih mudah dengan cara menjauhkan dari lingkungannya,’’ ungkapnya.

Ibu satu anak ini mengatakan, pelajar SMP dan SMA paling rentan menjadi korban penyimpangan seks. Penyebabnya, karena minim edukasi.

Usia belia seperti mereka adalah masa di mana rasa penasaran semakin besar. Jika tidak tertangani dengan baik, mereka akan rawan terpengaruh oleh lingkungannya.

RADARTUBAN – Berita Jawa Pos Radar Tuban tentang ribuan pria Tuban yang terindikasi gay terbit edisi Senin (28/5) mendapat beragam respons dari masyarakat. Sebagian besar kaget. Namun, bagi psikolog yang lama bertugas di Bumi Ronggolawe, berita tersebut tidak terlalu mengejutkan. Alasannya, kasus percintaan sesama jenis itu memang sudah marak di Tuban.

Sebagian sudah berkonsultasi dan ingin berubah. Seperti yang diceritakan psikolog Hikmah Rosyidah. Kepada Jawa Pos Radar Tuban, psikolog yang bertugas di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Tuban ini membenarkan ada banyak kasus gay di Tuban. Beberapa dari mereka berkonsultasi kepada Hikmah karena ingin berubah. Yang merasa sudah kebablasan dan tidak ingin berubah diduga lebih banyak.

‘’Para LGBT yang konsultasi ingin berubah ini rata-rata yang masih berusia SMP–SMA,’’ tutur dia.

Wanita yang juga tim Konsultan Psikologi KONI Jawa Timur ini mengatakan, para LGBT yang masih pelajar SMP–SMA tersebut ingin berubah atas kesadaran diri dan dukungan dari orang tua.

Dari kasus yang dia tangani tersebut, Hikmah menyimpulkan bahwa LGBT bisa dipicu dari dua hal. Yakni faktor biologis dan sosial.

- Advertisement -

‘’Untuk faktor biologis ini yang lumayan sulit ditangani, tapi untuk faktor sosial bisa ditangani lebih mudah dengan cara menjauhkan dari lingkungannya,’’ ungkapnya.

Ibu satu anak ini mengatakan, pelajar SMP dan SMA paling rentan menjadi korban penyimpangan seks. Penyebabnya, karena minim edukasi.

Usia belia seperti mereka adalah masa di mana rasa penasaran semakin besar. Jika tidak tertangani dengan baik, mereka akan rawan terpengaruh oleh lingkungannya.

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img