spot_img
spot_img

Batu Cadas Jadi Kendala Lanjutan Proyek JLS

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Sebagian besar lahan proyek jalan lingkar selatan (JLS) berbatu keras. Terutama di kawasan Desa Prunggahan Kulon—Tegalagung, Kecamatan Semanding. Untuk menghancurkannya, PT Fajar Mina Abadi yang bekerja sama operasional dengan PT Restu Mulia Cipta Mandiri mengoperasikan beberapa eskavator.

Salah satu pekerja proyek lanjutan JLS yang enggan ditulis namanya mengatakan, sejak pengerjaan awal Januari hingga pekan ini, pengeprasan lahan berbatu di Prunggahan Kulon—Tegalagung, masih berlangsung. ‘’Batu di sini betul-betul keras. Butuh banyak garukan eskavator supaya bisa terkepras,’’ terang pekerja proyek asal Kecamatan Panceng, Gresik itu saat ditemui Jawa Pos Radar Tuban di lokasi Kamis (16/3).

Kepala Tata Usaha Pejabat Pembuat Kebijakan (PPK) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV Jawa Timur (Tuban—Sadang—Lohgung), Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah 8 Surabaya Siska Yoviani membenarkan hal tersebut. Dia menyebut butuh waktu agak lama untuk menghancurkan batu di lahan proyek Desa Prunggahan Kulon—Tegalagung tersebut. ‘’Intinya, perlu ketelatenan,’’ jelasnya.

Siska, sapaannya mengaku belum memiliki solusi khusus untuk mengalami problem tersebut. ‘’Untuk solusi lain, belum kami bicarakan dengan BBPJN Wilayah 8 Surabaya. Itu karena berkaitan dengan metode kerja (yang mungkin bisa berubah, Red),’’ tutur alumni Politeknik Universitas Brawijaya Malang itu.

Kendati batuan Prunggahan Kulon—Tegalagung menjadi kendala, Siska berharap rekanan tetap fokus. Sementara itu pengerjaan di titik lain masih berjalan. Misalnya, pengurukan pedel di lahan proyek lanjutan JLS di Desa Kembangbilo, Kecamatan Tuban maupun penggalian di Desa Sugiharjo kecamatan yang sama.

Sudah berapa persen pengerjaan berlangsung? Perempuan asal Blitar itu belum bisa mengemukakan. Dia hanya menegaskan, proyek senilai Rp 103,6 miliar yang bersumber dari anggaran pendapat belanja negara (APBN) tersebur masih sesuai time line.

Perlu diketahui, proyek lanjutan JLS kali ini merupakan lanjutan dari proyek sebelumnya. Pengerjaannya dengan skema multiyear. Pelaksanaan proyek tersebut dimulai akhir 2022 dan diperkirakan tuntas pada 2024 mendatang.(sab/ds)

Radartuban.jawapos.com – Sebagian besar lahan proyek jalan lingkar selatan (JLS) berbatu keras. Terutama di kawasan Desa Prunggahan Kulon—Tegalagung, Kecamatan Semanding. Untuk menghancurkannya, PT Fajar Mina Abadi yang bekerja sama operasional dengan PT Restu Mulia Cipta Mandiri mengoperasikan beberapa eskavator.

Salah satu pekerja proyek lanjutan JLS yang enggan ditulis namanya mengatakan, sejak pengerjaan awal Januari hingga pekan ini, pengeprasan lahan berbatu di Prunggahan Kulon—Tegalagung, masih berlangsung. ‘’Batu di sini betul-betul keras. Butuh banyak garukan eskavator supaya bisa terkepras,’’ terang pekerja proyek asal Kecamatan Panceng, Gresik itu saat ditemui Jawa Pos Radar Tuban di lokasi Kamis (16/3).

Kepala Tata Usaha Pejabat Pembuat Kebijakan (PPK) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV Jawa Timur (Tuban—Sadang—Lohgung), Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah 8 Surabaya Siska Yoviani membenarkan hal tersebut. Dia menyebut butuh waktu agak lama untuk menghancurkan batu di lahan proyek Desa Prunggahan Kulon—Tegalagung tersebut. ‘’Intinya, perlu ketelatenan,’’ jelasnya.

Siska, sapaannya mengaku belum memiliki solusi khusus untuk mengalami problem tersebut. ‘’Untuk solusi lain, belum kami bicarakan dengan BBPJN Wilayah 8 Surabaya. Itu karena berkaitan dengan metode kerja (yang mungkin bisa berubah, Red),’’ tutur alumni Politeknik Universitas Brawijaya Malang itu.

Kendati batuan Prunggahan Kulon—Tegalagung menjadi kendala, Siska berharap rekanan tetap fokus. Sementara itu pengerjaan di titik lain masih berjalan. Misalnya, pengurukan pedel di lahan proyek lanjutan JLS di Desa Kembangbilo, Kecamatan Tuban maupun penggalian di Desa Sugiharjo kecamatan yang sama.

- Advertisement -

Sudah berapa persen pengerjaan berlangsung? Perempuan asal Blitar itu belum bisa mengemukakan. Dia hanya menegaskan, proyek senilai Rp 103,6 miliar yang bersumber dari anggaran pendapat belanja negara (APBN) tersebur masih sesuai time line.

Perlu diketahui, proyek lanjutan JLS kali ini merupakan lanjutan dari proyek sebelumnya. Pengerjaannya dengan skema multiyear. Pelaksanaan proyek tersebut dimulai akhir 2022 dan diperkirakan tuntas pada 2024 mendatang.(sab/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img