spot_img
spot_img

Mas Bupati: Kelengkeng Merakurak adalah Produk Unggulan dalam OVOP

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Banyaknya pohon kelengkeng yang berbuah rimbun di Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak menjadi atensi Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky.

Dalam kunjungannya bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kemarin (1/2), bupati yang dilantik pada 20 Juni 2021 lalu itu mengatakan, buah kelengkeng akan menjadi produk unggulan desa setempat. ‘’Barang tentu, buah kelengkeng ini
akan masuk dalam program OVOP yang saya canangkan,’’ tuturnya kepada Jawa Pos Radar Tuban di lokasi.

Mas Bupati sapaan akrabnya mengatakan, menobatkan buah kelengkeng sebagai produk unggulan dalam one village one product (OVOP) Desa Sugihan bisa disegerakan. Mengingat budidaya atau perkebunan buah kelengkeng di desa setempat
cukup berhasil. Secara mikro, buah kelengkeng akan menambah nilai positif desa yang berjarak sekitar 18 kilometer dari pusat kota kabupaten tersebut. ‘’Utamanya dalam hal peningka tan kesejahteraan ekonomi masya ra kat setempat,’’ ujarnya.

Selain itu, penambahan nilai positif yang muncul dari OVOP ini adalah Desa Sugihan mempunyai identitas. Jika menyebut Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak, orang akan mengingat bahwa desa ter sebut merupakan Desa Kelengkeng. ‘’Dua hal tersebut merupakan nilai tambah yang mikro,’’ tegas bupati termuda dalam sejarah pemerintahan Tuban itu.

Sedangkan nilai tambah yang makro adalah pembuktian bahwa Kabupaten Tuban memiliki tanah yang subur. Dulu, mungkin orang menyangsikan bahwa buah kelengkeng tidak bisa tumbuh apalagi berbuah di Bumi Ronggolawe. Namun, dengan berhektare-hektare kebun kelengkeng di Desa Sugihan ini, Mas Bupati menyampaikan kesangsian terkait hal tersebut tidak berlaku lagi.

‘’Saat ini buah kelengkeng justru telah menambah keragaman komoditas Kabupaten Tuban,’’ ujarnya.

Mas Bupati memaklumi kalau varietas budidaya kelengkeng di Desa Sugihan dari luar. Pasalnya, budidaya tersebut dapat dikatakan sebagai pengembangan baru dan bukan komoditas asli Tuban. Lebih lanjut bupati berusia 29 tahun ini mengatakan, untuk kepentingan profit dan kesejahteraan masyarakat, perlu konsep yang serius. Artinya, jika varietas yang sekarang ini sudah aman dan konsisten berbuah, maka pengembangan varietas bisa dilakukan. Mas Bupati menjelaskan, status buah kelengkeng sebagai pemicu kesejahteraan masyarakat setempat dan buah kelengkeng sebagai objek penciptaan varietas itu berbeda. Penciptaan varietas asli Tuban  merupakan ranah riset akademik-intelektual. ‘’Sementara ini buah kelengkeng untuk pemicu kesejahteraan masyarakat setempat dulu,’’ tuturnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Tuban Eko Arif Yulianto mengatakan, pengembangan varietas buah kelengkeng pernah dilakukan.
Lokasinya di Kecamatan Rengel. Kala itu, buah dari hasil pengembangan tersebut cukup berhasil. Namun, di pasar, kelengkeng jenis tersebut kurang diminati.

Eko sapaannya menjelaskan, sementara ini buah kelengkeng yang paling diminati pasar adalah varietas kateki yang ditanam di Desa Sugihan.

Dia menerangkan, sampai saat ini varietas kateki sangat berjodoh dengan tanah Desa Sugihan. Di desa ini tertanam sekitar 7.800 pohon kelengkeng. Pembudidayaan buah
dengan rasa manis ini dimulai akhir 2016. Selain di Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak, kelengkeng juga ditanam dan berbuah di wilayah lain. Total tanaman kelengkeng di Tuban sekitar 41.104 pohon. (sab/ds)

TUBAN, Radar Tuban – Banyaknya pohon kelengkeng yang berbuah rimbun di Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak menjadi atensi Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky.

Dalam kunjungannya bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kemarin (1/2), bupati yang dilantik pada 20 Juni 2021 lalu itu mengatakan, buah kelengkeng akan menjadi produk unggulan desa setempat. ‘’Barang tentu, buah kelengkeng ini
akan masuk dalam program OVOP yang saya canangkan,’’ tuturnya kepada Jawa Pos Radar Tuban di lokasi.

Mas Bupati sapaan akrabnya mengatakan, menobatkan buah kelengkeng sebagai produk unggulan dalam one village one product (OVOP) Desa Sugihan bisa disegerakan. Mengingat budidaya atau perkebunan buah kelengkeng di desa setempat
cukup berhasil. Secara mikro, buah kelengkeng akan menambah nilai positif desa yang berjarak sekitar 18 kilometer dari pusat kota kabupaten tersebut. ‘’Utamanya dalam hal peningka tan kesejahteraan ekonomi masya ra kat setempat,’’ ujarnya.

Selain itu, penambahan nilai positif yang muncul dari OVOP ini adalah Desa Sugihan mempunyai identitas. Jika menyebut Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak, orang akan mengingat bahwa desa ter sebut merupakan Desa Kelengkeng. ‘’Dua hal tersebut merupakan nilai tambah yang mikro,’’ tegas bupati termuda dalam sejarah pemerintahan Tuban itu.

Sedangkan nilai tambah yang makro adalah pembuktian bahwa Kabupaten Tuban memiliki tanah yang subur. Dulu, mungkin orang menyangsikan bahwa buah kelengkeng tidak bisa tumbuh apalagi berbuah di Bumi Ronggolawe. Namun, dengan berhektare-hektare kebun kelengkeng di Desa Sugihan ini, Mas Bupati menyampaikan kesangsian terkait hal tersebut tidak berlaku lagi.

- Advertisement -

‘’Saat ini buah kelengkeng justru telah menambah keragaman komoditas Kabupaten Tuban,’’ ujarnya.

Mas Bupati memaklumi kalau varietas budidaya kelengkeng di Desa Sugihan dari luar. Pasalnya, budidaya tersebut dapat dikatakan sebagai pengembangan baru dan bukan komoditas asli Tuban. Lebih lanjut bupati berusia 29 tahun ini mengatakan, untuk kepentingan profit dan kesejahteraan masyarakat, perlu konsep yang serius. Artinya, jika varietas yang sekarang ini sudah aman dan konsisten berbuah, maka pengembangan varietas bisa dilakukan. Mas Bupati menjelaskan, status buah kelengkeng sebagai pemicu kesejahteraan masyarakat setempat dan buah kelengkeng sebagai objek penciptaan varietas itu berbeda. Penciptaan varietas asli Tuban  merupakan ranah riset akademik-intelektual. ‘’Sementara ini buah kelengkeng untuk pemicu kesejahteraan masyarakat setempat dulu,’’ tuturnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Tuban Eko Arif Yulianto mengatakan, pengembangan varietas buah kelengkeng pernah dilakukan.
Lokasinya di Kecamatan Rengel. Kala itu, buah dari hasil pengembangan tersebut cukup berhasil. Namun, di pasar, kelengkeng jenis tersebut kurang diminati.

Eko sapaannya menjelaskan, sementara ini buah kelengkeng yang paling diminati pasar adalah varietas kateki yang ditanam di Desa Sugihan.

Dia menerangkan, sampai saat ini varietas kateki sangat berjodoh dengan tanah Desa Sugihan. Di desa ini tertanam sekitar 7.800 pohon kelengkeng. Pembudidayaan buah
dengan rasa manis ini dimulai akhir 2016. Selain di Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak, kelengkeng juga ditanam dan berbuah di wilayah lain. Total tanaman kelengkeng di Tuban sekitar 41.104 pohon. (sab/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img