spot_img
spot_img

Fauziah: Reseller yang Terdaftar Hanya Saya, Pacar Saya Gak Ikut-Ikutan

spot_img

MENGENAKAN pakaian tahanan berwarna merah muda, Fauziah hanya bisa tertunduk malu saat digiring petugas dari tahanan menuju lobi mapolres setempat. Langkahnya tampak gontai. Tubuhnya gemetar.

Di hadapan awak media yang hadir dalam jumpa pers di lobi mapolres setempat, remaja asal Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Tuban ini seperti habis me­nangis. Itu terlihat dari matanya yang masih sembab.  Dengan tangan terborgol, dia hanya bisa pasrah.

Sebagaimana diketahui, Fau­ziah adalah korban sekaligus pelaku kasus investasi bodong. Dia adalah korban dari Samu­dera Zahrotul Bilad (SZ), ter­sangka utama yang merupakan owner investasi bodong yang sudah ditahan di Mapolres Lamongan.

Sementara Fauziah yang merupakan reseller atau agen dari SZ juga harus menga­lami nasib serupa karena meng­ajak masyarakat untuk jadi down­line. Korban dari pelaku inisial FZ ini diper­kirakan men­capai 200 orang lebih.

Ketika diwawancara Jawa Pos Radar Tuban, Fauziah yang diduga sudah menghimpun da­na dari para korban sekitar Rp 5 miliar itu, mengaku tak me­miliki trik khusus dalam mencari korban-korbannya. Dia hanya menawarkan in­vestasi melalui status Whats­app. Dari titipan uang para kor­bannya itu, dia yang meru­pakan reseller SZ menjanjikan profit sekitar 30 persen tiap 7–10 hari. ‘’(Dapat setoran uang korban, Red) hanya pa­sang status di Whatsapp,’’ ucap dia.

Terkait kabar dirinya yang selama ini diduga bermitra de­ngan pacarnya yang beri­nisial RV, dirinya langsung pa­sang badan. Dia menegaskan, RV—pacarnya tidak ikut terdaftar dalam reseller SZ. Semua uang yang menjadi korbannya di­setorkan melalui rekening miliknya. Selanjutnya, uang itu kembali disetorkan ke SZ selaku owner atau otak investasi bodong tersebut. ‘’Reseller yang terdaftar hanya saya, pacar saya gak ikut-ikutan,’’ ungkap dia yang seakan pasang badan untuk tidak menyeret pacarnya.

Fauziah membuat grup Whats­­­app Invest Yuks sejak November 2011. Selama dua bulan, member dari mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Tuban itu terus bertambah. Dalam merekrut para member, Fauziah dibantu oleh keka­sih­nya yang merupakan ma­hasiswa dari kampus yang sama hingga diduga berhasil menghimpun sekitar Rp 5 miliar. Dikonfirmasi terkait hal tersebut, lagi-lagi Fauziah pasang badan dengan tidak menyeret nama kekasihnya. ‘’Yang reseller saya,’’ tegas dia.

Selama proses penyidikan, Fauziah nyaris tanpa perla­wanan. Dia tidak menyewa kuasa hukum. Bahkan, dia lang­sung dijemput petugas satu hari setelah pelaporan korban-korbannya, Selasa (10/1). Saat ditanya kemana uang yang disetorkan para korban? Fauziah tegas men­jawab semua uang langsung disetor ke Samudera Zahrotul Bilad selaku owner investasi yang saat ini sudah ditahan di Mapolres Lamongan. (yud/tok)

MENGENAKAN pakaian tahanan berwarna merah muda, Fauziah hanya bisa tertunduk malu saat digiring petugas dari tahanan menuju lobi mapolres setempat. Langkahnya tampak gontai. Tubuhnya gemetar.

Di hadapan awak media yang hadir dalam jumpa pers di lobi mapolres setempat, remaja asal Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Tuban ini seperti habis me­nangis. Itu terlihat dari matanya yang masih sembab.  Dengan tangan terborgol, dia hanya bisa pasrah.

Sebagaimana diketahui, Fau­ziah adalah korban sekaligus pelaku kasus investasi bodong. Dia adalah korban dari Samu­dera Zahrotul Bilad (SZ), ter­sangka utama yang merupakan owner investasi bodong yang sudah ditahan di Mapolres Lamongan.

Sementara Fauziah yang merupakan reseller atau agen dari SZ juga harus menga­lami nasib serupa karena meng­ajak masyarakat untuk jadi down­line. Korban dari pelaku inisial FZ ini diper­kirakan men­capai 200 orang lebih.

Ketika diwawancara Jawa Pos Radar Tuban, Fauziah yang diduga sudah menghimpun da­na dari para korban sekitar Rp 5 miliar itu, mengaku tak me­miliki trik khusus dalam mencari korban-korbannya. Dia hanya menawarkan in­vestasi melalui status Whats­app. Dari titipan uang para kor­bannya itu, dia yang meru­pakan reseller SZ menjanjikan profit sekitar 30 persen tiap 7–10 hari. ‘’(Dapat setoran uang korban, Red) hanya pa­sang status di Whatsapp,’’ ucap dia.

- Advertisement -

Terkait kabar dirinya yang selama ini diduga bermitra de­ngan pacarnya yang beri­nisial RV, dirinya langsung pa­sang badan. Dia menegaskan, RV—pacarnya tidak ikut terdaftar dalam reseller SZ. Semua uang yang menjadi korbannya di­setorkan melalui rekening miliknya. Selanjutnya, uang itu kembali disetorkan ke SZ selaku owner atau otak investasi bodong tersebut. ‘’Reseller yang terdaftar hanya saya, pacar saya gak ikut-ikutan,’’ ungkap dia yang seakan pasang badan untuk tidak menyeret pacarnya.

Fauziah membuat grup Whats­­­app Invest Yuks sejak November 2011. Selama dua bulan, member dari mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Tuban itu terus bertambah. Dalam merekrut para member, Fauziah dibantu oleh keka­sih­nya yang merupakan ma­hasiswa dari kampus yang sama hingga diduga berhasil menghimpun sekitar Rp 5 miliar. Dikonfirmasi terkait hal tersebut, lagi-lagi Fauziah pasang badan dengan tidak menyeret nama kekasihnya. ‘’Yang reseller saya,’’ tegas dia.

Selama proses penyidikan, Fauziah nyaris tanpa perla­wanan. Dia tidak menyewa kuasa hukum. Bahkan, dia lang­sung dijemput petugas satu hari setelah pelaporan korban-korbannya, Selasa (10/1). Saat ditanya kemana uang yang disetorkan para korban? Fauziah tegas men­jawab semua uang langsung disetor ke Samudera Zahrotul Bilad selaku owner investasi yang saat ini sudah ditahan di Mapolres Lamongan. (yud/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img